Pertama kali digunakkan untuk game Lords of The Fallen dan Dragon Age: Inquisition, Denuvo sampai saat ini masih menjadi mimpi buruk bagi para pembajak game PC. Bahkan developer DRM ini beranggapan bahwa mereka masih dalam posisi unggul dalam perang mereka melawan pembajakan game PC, walau di saat yang sama mereka sadar bahwa tak ada sistem anti-piracy yang tak mampu dibobol.
Teknologi anti-piracy sudah lama ada dari awal kali PC populer, namun dari seluruh teknologi anti-piracy yang sudah ada, Denuvo mungkin yang paling ampuh saat ini. Tak hanya Denuvo berhasil membuat para pembajak kewalahan, DRM ini juga tidak terlalu membuat pelanggan original merasa terusik dengan keberadaan Denuvo pada game mereka.
Namun setelah dianggap “tidak mungkin” untuk dibobol, beberapa game berbasis Denuvo ini ternyata berhasil dibajak baru-baru ini oleh cracker asal Rusia, CONSPIRACY atau lebih sering dikenal CPY. Keberadaan CPY dengan crack dari Rise of the Tomb Raider, Doom, dan Mirror’s Edge: Catalyst membuat mereka seperti malaikat di mata gamer bajakan, maka dari itu munculah sebuah pertanyaan besar: apakah Denuvo sudah tak lagi ampuh?
Lewat wawancaranya bersama MCVUK, sales and marketing director dari Denuvo, Thomas Goebl akui bahwa mereka takkan mampu untuk menghentikkan pembajakan di PC, dan hanya mampu melindungi game para klien mereka mereka selama mungkin, dengan harapan para gamer bajakan yang tak sabar akan terpaksa membeli secara legal.
“Kamu harus berpikir realistik soal anti-piracy. Tak ada yang namanya sistem proteksi yang tak mampu dibobol. Hal tersebut terus kami sampaikan kepada klien kami. Tujuan utama kami adalah melindungi game agar tidak dibobol saat rilis. Kami ingin awal-awal perilisan game yang kami lindungi tetap dalam kondisi tidak terbobol yang dapat membuat tingkat penjualan terus naik… Pembajakan akan selalu ada di PC. Suatu hari game pasti akan berhasil dibobol. Apabila sebuah game tidak diberikan proteksi apapun, game tersebut akan dengan mudah dibajak sebelum rilis.”
Beberapa gamer bajakan mungkin berpikir kenapa beberapa game berbasis Denuvo berhasil dibajak dengan cepat seperti game indie Inside (6 minggu), namun beberapa yang lain butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa dibajak. CEO dari Denuvo Reinhard Blaukovitsch lewat wawancara yang sama dengan MCVUK mengungkapkan jika developer di Denuvo sangat aktif mencari tahu kegiatan para cracker sekarang. Pada saat suatu game berhasil dibajak, mereka dengan cepat mencari tahu trik dari cracker tersebut lalu meng-update software mereka agar tidak terjadi lagi untuk game selanjutnya.
“Prosedur [setelah game dibobol] selalu sama…. Kami menganalisa cara crack tersebut dibuat dan nantinya akan kami update proteksi kami. Sebuah game kucing dan tikus yang kami mainkan disini.”
Aktifnya Denuvo dalam meningkatkan kemampuan proteksi software mereka ini membuat Denuvo masih dalam posisi unggul saat ini dalam perang melawan pembajakan game PC. Tak akan ada yang tahu berapa lama Denuvo akan terus dalam posisi ini, namun satu hal yang pasti, Denuvo akan terus jadi perusahaan yang paling dibenci gamer bajakan.