Pada bulan April silam, PUBG Corp menggugat pihak Netease telah melakukan kompetisi tidak adil sekaligus pelanggaran hak cipta atas kedua game mereka Knives Out dan Rules of Survival.
3 bulan setelah berita ini disebarkan oleh berbagai media, WCCftech dan GamesIndustry.biz kini melaporkan bahwa Netease telah mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk menolak keseluruhan kasus tersebut. Dokumen berisikan argumen dari pihak Netease dapat kamu baca disini.
Netease beragumen bahwa hak cipta hanya berlaku untuk sebuah ekspresi dan karya yang orisinil dan tidak berlaku untuk segala macam bentuk ide maupun genre sebuah karya. Berdasarkan klaim tersebut, Netease beranggapan bahwa kreator game lain tidak seharusnya dihalangi untuk membuat produk kompetitor dengan ide, aturan, dan genre serupa. Apabila kedua game dibandingkan berdasarkan “identitas virtual”, Netease merasa jika kedua game memiliki identitas yang berbeda satu sama lain, membuat klaim dari PUBG tidak berlaku dengan hukum hak cipta. Developer dan publisher game asal Cina ini juga menyebutkan bahwa PUBG Corp sekedar mencoba untuk sepenuhnya memonopoli genre battle-royale lewat gugatan ini dan menutup adanya kompetisi dengan game battle-royale lainnya.
Didalam dokumen tersebut Netease mulai membandingkan satu persatu elemen di game yang diklaim oleh pihak PUBG sebagai meniru. Berikut penjelasan dari Netease akan satu persatu mekanik yang ada di game:
Daftar isi
Kontrol karakter/ pergerakan karakter
Netease menjelaskan jika ide dibalik health bar, energy boost, dan kemampuan pemain dalam mengekekusi perinta jalan, lari, menunduk, tiarap dan lain-lain tidak dapat dilindungi secara hukum karena mekanik-mekanik tersebut sejalan dengan konsep game dimana pemain harus membunuh satu sama lain hingga menjadi satu-satunya yang tersisa.
Pre-game lobby dan waiting area
Netease menjelaskan bahwa lobby di PUBG ataupun waiting area hanya sekedar sesi tutorial didalam game yang memberikan pemain kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu sebelum bermain. Fitur yang berfungsi untuk melatih pemain dalam sebuah game tidak dapat dilindungi secara hukum.
Melompat dari pesawat
Ide dibalik pemain melompat dari pesawat menuju bagian dari sebuah pulau dianggap sebagai bagian dari game dimana pemain selanjutnya akan membunuh satu sama lain, sistem parasut yang juga dipermasalahkan oleh pihak PUBG merupakan konsep yang sejalan dengan ide tersebut.
Sistem equipment dan item spawn
Aturan dimana pemain mulai dari nol tanpa peralatan apapun dipandang pihak Netease sebagai ide yang tidak dapat dilindungi. Pihak Netease menggunakan game survival zombie sebagai perbandingan jika elemen gameplay ini tidak dapat dipatenkan.
Supply drop/ bombardir/ zona yang terus mengecil
Netease berargumen jika game last-man standing dimana pemain harus membunuh satu sama lain membutuhkan mekanik dimana pemain harus bertemu satu sama lain memang datang dari PUBG, akan tetapi mekanik game tersebut tidak dapat dilindungi secara hukum.
Senjata/kendaraan/baju/item konsumsi
Netease lagi-lagi berpendapat jika elemen ini tidak dapat dilindungi secara hukum. Alasannya adalah ide dimana pemain dapat menggunakan senjata dunia nyata, menggunakan berbagai baju, limitasi pilihan senjata, mengendarai kendaraan dan menggunakan item konsumsi bukanlah sesuatu yang dapat dilindungi secara hukum. Netease mengungkapkan bahwa karakter, senjata, latar, kendaraan dan lain-lain yang ada di PUBG semuanya terinspirasi dari dunia nyata dan bukan karya orisinil dan kreatif. Selain dari itu, Netease berpendapat jika PUBG miliki kesan lebih dark dan muted sedangkan game-game dari mereka tidaklah seperti itu dan lebih berwarna yang membuat game menjadi beda satu sama lain.
“Winner Winner Chicken Dinner”
Netease melawan gugatan satu ini dengan membawa isi dari hukum hak cipta yang menyebutkan bahwa Frasa pendek, serapi apapun itu, tidak termasuk elemen yang dapat dilindungi.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, Netease merasa bahwa PUBG tidak dapat menuntut mereka atas klaim pelanggaran hak cipta melihat genre bukanlah sesuatu yang dapat di-hak patenkan oleh seseorang maupun perusahaan. Atas alasan-alasan tersebut, pihak NetEase meminta gugatan dari PUBG Corp dibatalkan sepenuhnya karena merasa melanjutkan kasus ini akan menjadi hal yang sia-sia.