Awalnya diprediksi sebagai masa depan gaming karena gamer dapat bermain dimana saja tanpa memikirkan hardware, kini Google Stadia semakin membingunkan nasibnya. Beberapa minggu silam, Google telah PHK 150 developer yang seharusnya kerjakan game first-party untuk Stadia, membuat masa depan dari platform ini semakin dipertanyakan.
Namun dampak jangka pendek pun ikut terjadi karena pemecatan tersebut. Game berjudul Journey to the Savage Planet dirilis juga untuk Stadia beberapa minggu lalu. Banyak gamer laporkan bahwa mereka tak bisa mainkan game karena selalu freeze di menu utama, crash selama bermain, dan berbagai masalah teknis lainnya. Yang menjadi masalah ialah, tak ada developer yang bertanggung jawab mengurus game sudah tidak ada lagi.
Typhoon Studios adalah studio pertama yang dibeli oleh Google yang kemudian diintergrasi sebagai bagian dari Stadia Games and Entertainment yang dimana ditutup oleh Google bulan ini. Alhasil, semua karyawan yang ditarik ke SG&E ikut meninggalkan studio.
Tak dapat menjangkau Stadia untuk penjelasan, gamer mencoba hubungi publisher awal game tersebut – 505 Games. Mereka hanya dapat menjawab kalau mereka akan melakukan kerjasama dengan Stadia akan masalah yang dihadapi game, namun pada akhirnya mereka tak dapat sepenuhnya perbaiki game karena kode dan data game bukanlah milik mereka.
Dengan karyawan yang sudah dipecat semua dan publisher lama tak dapat membantu, kondisi dari Journey to the Savage di Stadia sangatlah kacau. Hal in menambah pers buruk Stadia sebagai platform cloud gaming. Melihat Google miliki sejarah panjang akan membatalkan proyek dalam jangka waktu cepat apabila tak berhasil, masa depan dari Stadia bisa dikatakan semakin kelam.