Perjalanan Warframe dari awal hingga sekarang ini memang bak roda kehidupan yang terus berputar sepanjang waktu. Karena game yang mengisahkan tentang petualangan ninja luar angkasa ini awalnya sempat mengalami banyak kendala dan hambatan saat pertama kali rilis sejak Maret 2013 lalu. Sehingga banyak pemain yang pada waktu itu mengeluhkan soal banyaknya bug, glitch, ataupun keterbatasan konten yang dihadirkan oleh Digital Extreme selaku developer.
Sekarang, berkat perjuangan keras mereka dalam mematahkan anggapan-anggapan miring tersebut. Dalam waktu kurang lebih 5 tahun, perlahan namun pasti Digital Extreme telah berhasil menyulap Warframe menjadi game yang patut diperhitungkan di seluruh jajaran game Free to play yang sudah ada sejauh ini.
Meredith Braun, selaku pihak publishing di Digital Extreme mengaku tak bisa membayangkan bila keadaan yang mereka alami pada tahun 2013 lalu sangatlah berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Dari sana, beliau nampaknya juga ingin membagikan sebuah cerita kepada kita semua melalui sesi interviewnya dengan pihak MCV bahwa dulunya ternyata mereka sangat begitu bergantung kepada pihak publisher dalam memasarkan game mereka.
Dulunya kami sangat begitu mengharapkan ada pihak yang mau membantu untuk memasarkan game kami. Tapi pada akhirnya kami justru malah merasakan frustasi setelah ditolak oleh banyak publisher yang biasa memasarkan game-game free to play. Karena mereka sudah mempunyai anggapan tersendiri bahwa game kami (Warframe) akan menjadi game yang 100% gagal.
Semenjak saat itu, kami akhirnya memutuskan untuk mencoba memasarkan game kami sendiri meski awalnya memang tidak berlangsung begitu baik.
– Meredith Braun, VP Publishing Digital Extreme
Beberapa publisher yang sudah menolak Warframe mungkin telah menyesali tindakannya. Namun di satu sisi Meridith merasa bersyukur karena sudah berhasil lepas dari dependensi yang biasa dialami oleh pihak developer game dalam memasarkan gamenya. Karena menurutnya, menggantungkan nasib ke publisher berarti sama saja dengan rela menggadaikan prinsip mereka ataupun rela disetir demi kepentingan pihak publisher.
Lalu secara spesifik Meridith juga menyinggung alasan kenapa banyak publisher pada waktu itu menganggap Warframe sebagai game yang gagal ? Alasannya pun sebenarnya klasik, yakni karena Warframe bukanlah game yang bergenre PVP. Meski memang pada akhirnya Digital Extreme mau memberikan wadah layanan PVP di Warframe, Meredith tetap menegaskan bahwa game ini pada hakekatnya masih tetap berfokus pada aspek Co-op.
Memegang teguh komitmen untuk membuat Warframe menjadi lebih baik lewat konsep Co-op kami adalah suatu harapan yang saya dan para tim inginkan dalam membuat game ini.
Ditambah bahwa kami juga ingin memberikan suatu hal berbeda dari game-game free to play biasanya demi memberikan pengalaman bermain yang luar biasa bagi para player.
Bersamaan dengan hal itu, pihak Digital Extreme sendiri saat ini sedang sibuk-sibuknya dalam menyiapkan update konten open world terbaru Warframe yang berjudul Fortuna dan Railjack. Semoga saja melalui update konten tersebut mereka masih tetap mampu untuk memberikan yang terbaik kepada para playernya dan untuk keberlangsungan game mereka sendiri.
Sumber: MCV