Developer Jepang Font – Setiap developer game pasti memiliki berbagai macam aset dalam membuat game mereka. Aset tersebut ada yang dibuat sendiri oleh mereka maupun outsource dari perusahaan lain, salah satu yang paling umum adalah penggunaan Font untuk jenis dan tampilan tulisan dalam game.
Baru-baru ini muncul kabar kalau developer Jepang, baik itu game maupun layanan aplikasi berpotensi menghadapi masalah biaya lisensi Font milik sebuah perusahaan. Seperti apa kronologinya?
Kronologi Developer Jepang Berpotensi Hadapi Masalah Biaya Lisensi Font Perusahaan

Berdasarkan informasi dari GameSpark, salah satu perusahaan layanan komersil Font di Jepang bernama Fontworks LETS telah menghentikan paket lisensi terjangkau mereka untuk penggunaan dalam game dan aplikasi terhitung pada 28 November 2025 nanti.
Diketahui pengganti dari layanan mereka akan ditawarkan melalui perusahaan induk barunya yang berasal dari Amerika Serikat, yaitu Monotype. Perusahaan ini sebagai pihak yang telah mengakuisisi perusahaan Fontwork LETS yang telah resmi pada tahun 2023. Layanan pengganti tersebut menghadirkan paket biaya tahunan yang lebih mahal sekitar 50x lipat dari paket sebelumnya.
Perubahaan Besar Biaya Font Terkait

Setelah ditelusuri lebih lanjut, perusahaan lama Fontwork LETS menghadirkan paket layanan Font dengan kualitas tinggi mereka untuk para developer ke dalam game atau aplikasinya. Diketahui biaya layanan mereka bisa mencapai sekitar ¥60 Ribu atau sekitar Rp 6,41 Juta selama setahun khusus di Jepang.
Sementara itu ketika Fontwork LETS telah diakuisisi oleh perusahaan Monotype, biayanya tahunannya berubah dan naik drastis menjadi $20.500 atau sekitar Rp 340,63 Juta. Dan yang lebih parahnya lagi terdapat kontrak yang menjelaskan batas maksimal pengguna dalam game atau aplikasi yang menggunakan Font mereka tidak boleh lebih dari 25 ribu pengguna.
Selain itu, Monotype juga telah menghapus harga lokal Jepang, sehingga harganya menjadi standar global dimana paket layanan Font mereka menjadi sangat mahal untuk pasar domestik.

Dengan biaya dan batas maksimal pengguna tersebut tentunya bakal memunculkan masalah rumit bagi sebagian developer game dan aplikasi dari Jepang yang sebelumnya menggunakan layanan Font milik Fontwork LETS. Apalagi masalah bagaimana pengguna game dan aplikasi dari developer bisa memiliki lebih dari 25 ribu pengguna, baik itu berasal dari Jepang maupun luar negeri.
Munculnya masalah ini tentunya akan berdampak besar bagi developer game maupun aplikasi di Jepang. Itu karena developer Jepang tidak mudah mencari pilihan alternatif untuk penggunaan Font karena jumlah karakter dalam bahasa Jepang dengan kualitas tinggi dan harga murah sangat susah ditemukan.
Salah satu developer game besar di Jepang yang telah lama menggunakan layanan Font dari perusahaan Fontwork LETS (sebelum diakuisisi) adalah developer Fate/Grand Order.
Itulah informasi mengenai bagaimana developer game dan aplikasi Jepang bisa berpotensi menghadapi masalah lisensi Font milik perusahaan Fontwork LETS yang kini telah diakusisi di bawah naungan perusahaan asal Amerika Serikat bernama Monotype. Bagaimana menurut kalian dengan informasi ini?
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Jepang atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

















