Seperti yang kita ketahui bahwa League of Legends merupakan game MOBA dengan jumlah pemain terbanyak didunia. Server Amerika Serikat, Korea Selatan, dan China menyumbangkan pemain terbanyak dari semua region yang ada. Namun hal yang jauh berbeda terjadi di region Taiwan dan Asia Tenggara, Region yang digadang-gadang oleh RIOT selaku developer game LoL untuk mendulang banyak pemain malah terlihat sepi pemain.
Hal tersebut kemungkinan karena publisher game League of Legends diberikan kepada Garena diwilayah Taiwan dan Asia Tenggara. Sebetulnya dengan adanya Garena yang mempublikasikan League of Legends akan memudahkan untuk mengaet para pemain game namun nyatanya malah terbalik. Para pemain lebih memilih untuk memainkan game lain dan tidak tertarik dengan League of Legends.
Sudah jatuh tertimpa tangga, kini Garena malah dipetisi oleh para pemain League of Legends untuk melepas publikasi game tersebut dan mengembalikannya kepada RIOT Games kembali. Petisi tersebut bukan tanpa alasan, pencetus petisi memberikan beberapa alasan buruknya Garena dalam mengelola League of Legends.
Mulai dari terhacknya server League of Legends Taiwan dan mengakibatkan para pemainnya mendapatkan virus di komputernya, data akun para pemain LoL Taiwan yang dicuri oleh seorang hacker dan pihak Garena tidak mampu berbuat banyak dan malah membuat peraturan baru, hingga terbongkarnya kasus malwere untuk menambang bitcoin yang diberikan oleh Garena melalui patch di League of Legends Filipina.
Dengan buruknya management yang dilakukan oleh Garena para pemain memulai petisi untuk menghentikan pengelolaan League of Legends oleh Garena. Mereka menganggap Garena hanya menginginkan uang dari para pemain tanpa memberikan layanan yang bagus. Petisi tersebut baru diterbitkan selama dua hari dan sudah mendapat antusias para pemain dengan ditandatangani oleh lebih dari 5000 pemain.
Baca juga artikel terbaru lainnya mengenai League of Legends atau artikel-artikel menarik lainnya dari Roni Istianto.