Penjualan semahal itu tidak ditambah Denuvo.
Memakemkan harga video game dalam tingkatan mahal untuk kantong warga Indonesia selain standar gaji Jakarta khususnya untuk platform PC membuat lebih banyak gamer lokal untuk berpikir berkali-kali lipat sebelum membelinya. Harga mahal ini pertamakali direfleksikan oleh Square Enix dengan game Final Fantasy VII Remake Intergrade dan Forspoken.
Meski sempat diprotes, menariknya, peningkatan harga di salah satu game best sellernya tersebut malah direfleksikan dengan tidak adanya Denuvo, software anti bajak yang akan amankan penjualan gamenya setidaknya 1-2 minggu setelah rilis.
Benar sekali, Final Fantasy VII Remake Intergrade tidak diproteksi dengan Denuvo sama sekali. Ini terbukti dengan postingan di subforum Reddit CrackWatch yang menginformasikan bahwa gamenya telah dijebol CODEX saat rilis.
Versi PC dari Final Fantasy VII Remake Intergrade ini tak memiliki setting grafis yang sangat detail seperti game utama Square-Enix lainnya. Salah satunya adalah Final Fantasy XV yang miliki setting grafis super lengkap, termasuk software benchmark untuk mengaturnya.
Belum jelas kenapa Square-Enix memutuskan hal tersebut, namun dengan performanya yang mampu berjalan 60 fps di kebanyakan PC yang masuk dalam spesifikasi minimum, menjadi indikasi alasan mereka tak perlu bekerja keras seperti XV untuk berikan dukungan lebih ke versi PC.
Baca lebih lanjut tentang Final Fantasy VII Remake, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com