Di tengah asyiknya kita bermain video game, entah game yang berasal dari platform-platform modern yang saat ini sedang ngetren ataupun sebaliknya, sering kali kita tak pernah mencoba untuk merenung mengenai bagaimana awal mula dari sebuah hobby yang kita geluti tersebut bisa tercipta dan menjadi budaya yang digemari oleh banyak orang ? Hal itu dirasa wajar bila kalian (termasuk saya sendiri) adalah insan-insan yang belum sempat lahir di zaman dimana game dingdong masih menjadi banyak bahan pembicaraan para kaula muda dibandingkan dengan game-game rumahan ataupun game mobile.
Sebenarnya, apabila kita mau menoleh ke belakang sejenak, tepat pada tanggal 26 Mei kemarin, dunia video game baru saja kehilangan salah seorang yang sudah berjasa dalam menginovasikan suatu bentuk permainan hiburan. Bernama Ted Dabney, beliau adalah salah seorang pendiri perusahaan Atari yang selama ini dikenal sebagai pionir yang sukses membuat industri video game semakin menjamur dan berkembang hingga saat ini.
Meninggal pada usianya yang ke-81 akibat penyakit kanker yang selama ini selalu menggerogoti tubuhnya, Ted pada tahun 1970-an telah berhasil membuat platform arcade atau dingdong menjadi semakin dikenal lewat gamenya yang berjudul Computer Space. Dimana game yang bertemakan space shooter ini rupanya jauh lebih mengena dibandingkan dengan game Space War yang notabenenya sangat berserjarah bagi awal-awal munculnya video game.
Dalam pembuatannya, Ted mampu menciptakan motion system hanya dengan menggunakan teknologi analog dan beberapa komponen video sirkuit yang biasa terdapat di sebuah perangkat televisi, ketimbang menggunakan teknologi pemrograman langsung dari komputer.
Berkat kesuksesan Computer Space, Atari pada saat itu telah menjelma menjadi perusahaan video game yang sangat besar. Kesuksesan dari Computer Space rupanya juga berbuntut pada munculnya game-game revolusioner lain seperti Pong, Asteroid, dan masih banyak lagi. Selain Ted Dabney, ada juga sosok Nolan Bushnell sebagai salah seorang pendiri lain yang juga ikut berjasa dalam membesarkan nama perusahaan Atari di kancah dunia video game.
Baik Nolan dan Ted memang seakan sudah menjadi sahabat sejak lama. Namun, pada waktu itu mereka juga sempat berselisih sehingga menyebabkan almarhum Ted akhirnya resmi meninggalkan perusahaan Atari di tahun 1973. Dilansir dari isi wawancara Tristan Donovan kepada Nolan Bushnell dalam bukunya yang berjudul “Replay: The History of Video Games“, Nolan menyebut jika Ted pada saat itu memutuskan keluar karena terkesan tidak terbiasa dalam memimpin perusahaan yang sudah berkembang lebih besar berkat kesuksesan game Pong. Meski begitu, Nolan tetap menilai Ted sebagai orang yang hebat.
Dia memiliki banyak pemahaman tentang dunia komputerisasi yang tidak aku punya. Aku sendiri pun sebenarnya juga punya pengetahuan tentang hal-hal yang berbau digital, namun dia (Ted) seakan jauh lebih mengerti tentang bagaimana cara menginteraksikan perangkat-perangkat televisi, pasokan listrik, dan hal-hal semacamnya.
– Nolan Bushnell
Ted sendiri juga menjelaskan menurut versinya tentang permasalahan di antara dirinya dengan Nolan, dilansir dari wawancaranya kepada pihak Computer History Museum di tahun 2012 lalu, Ted justru mengatakan bahwa ia sebenarnya didesak oleh Nolan untuk segera keluar dari Atari. Walaupun begitu, keduanya mengaku masih tetap berteman hingga saat ini.
Dabney pada tahun 1977 sempat membantu menciptakan sebuah sarana video game dan mesin ticketing untuk bisnis sampingan Nolan di sebuah restoran Chuck E. Cheese’s Pizza Time Theatre. Sedangkan Nolan pun pada musim panas tahun ini memiliki rencana untuk bersilahturami kembali dengan Ted. Tapi karena maut yang sudah memisahkan, rencana pertemuan mereka tersebut sayangnya tidak akan pernah terjadi.
Selain berjasa dalam membesarkan nama Atari, dalam karirnya Ted juga sempat bekerja untuk beberapa perusahaan teknologi seperti Raytheon, Teledyne, hingga Fujitsu. Ia mengaku punya suatu talenta di bidang perangkat-perangkat elektronik karena pernah mempelajarinya saat berada di angkatan laut dan merasa cukup tertarik untuk mengembangkan diri di bidang tersebut.
Lalu Ted mulai menerapkannya saat pertama kali bertugas untuk menjaga agar suatu mesin rekam elektronik di bank bisa beroperasi setiap saat. Titik balik dari karirnya pun akhirnya mulai menanjak saat Ted bergabung ke Ampex. Di sana ia banyak mempelajari tentang teknologi proyeksi dan tak ketinggalan mengantarkannya berkenalan dengan seorang Nolan Bushnell.
Semenjak keluar dari Atari, kontribusi Ted Dabney dalam dunia video game memang seakan sudah mulai dilupakan oleh masyarakat. Padahal tidak bisa dipungkiri bahwa beliau sebenarnya adalah salah satu sosok penting yang membuat industri video game bisa berevolusi menjadi seperti sekarang ini.
RIP Ted Dabney…..