Doki Doki Literature Club menjadi game yang ramai dibicarakan oleh gamer PC disaat kumpulan game kelas AAA dirilis di bulan yang sama. Interaksi 4th wall break yang menarik dan penuh membawa rasa penasaran ini membuat gamer tak mau berhenti spam game ini di sosial media. Interaksi 4th wall break ini juga yang memberikan kesan horor sekaligus ketidaknyamanan kepada pemain. Melihat karakter sadar akan dirinya hanyalah karakter game dan tiba-tiba melakukan kumpulan hal aneh di game jadikan visual novel ini berbeda dari visual novel lainnya.
Spoiler Alert!
Don Salvato, lead developer dan writer dari game ini merupakan fans dari anime, dan mungkin sudah bisa ditebak dari game yang dia buat ini. Dia begitu menyenangi anime dan salah satu game yang paling sering dia mainkan adalah Love Live, game rhythm mobile yang hadirkan kumpulan karakter popstar anime. Meskipun memang menyenangi anime, Don selalu anggap kesenangannya dengan anime sebagai “senang tapi benci”. Dia jelaskan jika dia merasa karakter “gadis lucu melakukan sesuatu yang lucu” bisa jadi hal positif atau negatif untuk sebuah anime. Orang banyak menyukainya, tapi diwaktu yang sama banyak juga yang geli melihat hal tersebut.
Dari rasa “senang tapi benci” kepada anime, dia terpikir untuk membuat game yang pas untuk orang yang senang karakter gadis lucu anime dan orang yang tak pernah menonton anime tapi tahu ciri khasnya. Akan tetapi kedua pemain tersebut takkan dapatkan apa yang mereka harapkan dari game ini. Don Salvato ingin bermain dengan ekspektasi gamer dan juga membuat mereka lebih peduli (atau bahkan takut) dengan karakter yang dia hadirkan dengan elemen horor. Untuk ciptakan nuansa horor yang pas, Don Salvato tak ingin andalkan jumpscare atau gambar seram, namun dia lebih mengandalkan atmosfir yang membuat pemain merasa ada sesuatu yang salah dengan game ini, dan terus bertambah parah semakin lama kamu bermain. Dia ingin membuat pemain merasakan jika dibalik cover yang super kawaii game ini, terdapat misteri besar yang penuh tanda tanya dan membuat pemain ngeri didalamnya.
“Saya sangat terinspirasi dengan pengalaman bermain yang surreal, meresahkan, dan sesuatu yang membuat merasa tegang. Sesuatu yang terkesan menakutkan karena membuatmu merasa tidak nyaman, bukan karena diperlihatkan sesuatu yang seram tiba-tiba kedepan wajahmu”
Doki Doki Literature Club bawakan cerita dengan topik yang serius seperti depresi dan bunuh diri. Karena game ini, Don Salvato sering dapatkan pesan dari pemain yang juga merasakan depresi dan pernah melihat orang yang disayanginya bunuh diri di kehidupan mereka. Don Salvato merasa bersalah telah bawa topik serius tersebut kepada gamer yang memang telah mengalami langsung masalah itu di dunia nyata. Tapi di waktu yang sama dia merasa tersentuh dengan pesan-pesan tersebut yang menurutnya sangat berarti banyak untuknya.
Salvato juga sadar gamenya mengandung unsur nihilisme yang sangat kuat. Namun dia lebih hargai sifat nihilisme tersebut ketimbang happy ending sebagai penutup cerita. Nihilisme tersebut diharapkan menginspirasi orang lain untuk menjadi orang lebih baik dan melakukan hal kecil yang mereka tahu cara melakukannya untuk membuat sebuah perubahan besar.
Doki Doki Literature Club merupakan game pertama dari Don Salvato, sebelumnya dia adalah pemain professional Super Smash Bros sekaligus modder dari mod Super Smash Bros Melee – 20xx Tournament Edition. Game ini dia kerjakan secara diam-diam selama dua tahun terakhir tapi dipublikasikan ke internet sama sekali soal proyek ini. Hasilnya tergolong memuaskan dengan kumpulan Youtuber, streamer Twitch dan sosial media terus bicarakan game ini dalam beberapa minggu terakhir.
Meskipun datang rasa “senang tapi benci” sang developer akan anime, Doki Doki Literature Club dibuat dengan penuh cinta oleh developer untuk menjadikan game ini sebagai pengalaman bermain visual novel paling beda dan unik untuk gamer yang senang ataupun benci dengan anime.
Source: Kotaku