Developtment suatu Video Game memang bukanlah perkara mudah kami akui, namun kisah satu ini akan membuka mata kalian bagaimana suatu Franchise besar bisa hancur ditangan orang yang salah. Duke Nukem, salah satu genre First Person Shooter yang memperkenalkan Video Game kepada masyarakat di era 90-an. Terlebih lagi bagi kalian yang sudah menjadi gamer hardcore pada masa itu, atau setidaknya mengenal game-game seperti Doom 1 atau Wolfenstein, tentu nama Duke Nukem menjadi salah satu shooter Classics yang seharusnya kalian tahu.
Meski dengan semua kepopuleran itu nampaknya waktu pengembangan selama 14 tahun serta seberapa berantakannya game ini digarap, menjadi alasan yang ampuh untuk membunuh salah satu genre FPS classic satu ini.
Janji Rilis Pertama di Tahun 1997
Secara singkat Duke Nukem menceritakan seorang bertubuh kekar yang disewa oleh CIA untuk mengusir alien yang tengah menginvasi kota Los Angeles. Karakter Duke Nukem sendiri merupakan penggambaran kuat dari istilah “Amerika banget”. Manly, Over Powered, dan juga Idola para Wanita, begitulah image Paman Sam yang berusaha dibawa oleh sang pengembang terhadap Duke Nukem.
Seri Duke Nukem 3D yang dikembangkan oleh 3D Realm, merupakan seri yang bertanggung jawab terhadap meledaknya genre FPS kala itu, bagaimana developer mampu mengemas Duke Nukem menjadi game yang tak hanya soal tembak-menembak, mampu menghadirkan video game dengan banyak scripted interaction objek. Sejalan dengan kesuksesan ini 3D realm akhirnya secara Percaya Diri mengumumkan Duke Nukem Forever di tahun 1997. Disinilah masalah pertama muncul.
Awal pengembangan Duke Nukem Forever sudah menimbulkan masalah yang cukup merepotkan, dimana mereka mengumumkan seri terbaru tersebut pada bulan April 1997 menggunakan engine Quake 1 dan ternyata pengumuman mengenai engine terbaru yaitu Quake 2 dikabarkan rilis pada Desember di tahun yang sama. Hal ini membuat sang sutradara dari 3D Realm George Broussard memutuskan untuk meninggalkan engine Quake 1 dan migrasi ke Quake 2.
Pergantian Engine Ke-dua di Tahun 1998
Masuk ketahun 1998 Duke Nukem Forver merupakan salah satu judul yang sangat diantisipasi oleh para penggemarnya, tak sedikit majalah seperti PC Gamer, terutama PSM yang sempat mengangkat satu bahasan khusus mengenai Duke Nukem Forever, menampilkan banyak Screenshot game tersebut, menjelaskan progress game sejauh ini.
Hal tersebut merupakan suatu angin segar kepada para fansnya, karena game yang telah mereka nanti-nanti ternyata akan dirilis dalam waktu dekat. Meski begitu 3D Realms justru secara mengejutkan kembali men-drop progress mereka pada engine Quake 2 dan memutuskan untuk migrasi dan menggunakan Unreal Engine.
Kalian bisa bayangkan bagaimana waktu, konsep serta teknologi yang sudah mereka habiskan pada Quake 2 dan siap meluncur di 1998 langsung mereka buang hanya agar George bisa kembali dari nol di Unreal Engine. Namun seorang George sendiri berdalih dan mengatakan bahwa hal ini merupakan keputusan bisnis belaka dan mereka hanya mengikuti alurnya saja.
Dimana kemudian George membuat sebuah statement bagaimana mudahnya game mereka kala itu bisa dilanjutkan menggunakan Unreal Engine.
The game should not be significantly delayed but it will take a little time to get up to speed with the new engine and learn how to exploit it. Fortunately, all of our game data will transfer very easily, and we see being back to where we were at E3 within a month to six weeks. – George 1998
Kami yang bukan developer sendiri sadar bahwa statement ini benar-benar terdengar mustahil. Bagaimana tim yang belum tentu siap 100% dengan engine baru langsung didorong untuk menggeber produksinya dalam 6 minggu paling lama. Dimana mereka secara yakin mengumumkan bahwa game ini akan dirilis pada tahun 1999.
Progress Tak Jelas, Tempramen, Hingga 2003
7 Tahun lamanya judul terbaru Duke Nukem belum menunjukan titik terang, selama itu pula keyakinan banyak pihak mengenai kejelasan Duke Nukem Forever mulai tergoyahkan. Bagaimana studio 3D Realms kini berada dibawah Take-Two selaku publisher serta banyaknya game-game terkenal bermunculan seperti Serious Sam, Halo dan sebagainya meramaikan pasar. Nama Duke Nukem mulai ciut, hingga kahirnya CEO dari Take-Two, Jeffrey Lapin, mengeluhkan kenapa game Duke Nukem tak kunjung rilis. Disinisilah statement paling kontroversi keluar dari individu George Broussard.
Take Two needs to STFU imo. -George 2003 kepada Shacknews.
Yes.. George say FU*K You kepada perusahaan bernilai jutaan dollar. Tak berhenti sampai disitu, ketika dirinya ditanyai mengenai kapan game ini rencananya rilis dirinya dengan mudah menjawab.
When its Done – George 2003 kepada banyak forum game.
Statement ini membuat dirinya menjadi meme dimana-mana kala itu. Dirinya digambarkan layaknya seorang yang perfeksionis dan tak ingin merush projectnya, dimana pada beberapa kasus hal ini merupakan langkah yang baik namun nampaknya tak berlaku bagi 3D Realms dan George CS.
Mantan pekerjanya sendiri yaitu Scott Miller sendiri menyampaikan bahwa 3D Realms kala itu sama sekali tak merilis game apapun dan berfokus pada Duke Nukem Forever. Dirinya bahkan menyebut bahwa suasana kerjanya masih menggunakan mentalitas tahun 90-an, sehingga tak banyak orang yang ditugaskan secara tepat.
Janji Bonus Take-Two, dan Persetan ala George
Tiga tahun berlalu dan pengembangan Duke Nukem Forever masih belum membuahkan hasil, banyak pihak yang sudah mulai tak sabar untuk merilis game ini, atau setidaknya menghentikan kegilaan bertahun-tahun dari 3D Realms. Hal tersebut akhirnya membuat Take Two Interactive menjanjikan bonus 500.000 $ apabila studio tersebut mampu menyelesaikan Duke Nukem Forever sampai akhir 2006. Mendengar hal ini sang sutradara George Broussard langsung naik kepermukaan dan mengatakan. Bahwa dirinya menolak mentah-mentah bonus tersebut dan memilih tak menggubris Take Two Interactive.
I would never ship a game early (even a couple of months), for 500k. – George 2006
Terdengar cukup jantan memang menolak setumpuk uang demi menjaga idealismenya untuk tak merilis video game yang masih belum matang. Namun di sisi lain, beberapa tim 3D realms yang masih bertahan tentunya membutuhkan bonus tersebut. Kalian bisa bayangkan selama tahun 1997 hingga 2006 3D Realms sama sekali tidak merilis atau bahkan menggarap apapun selain Duke Nukem Forever. Portofolio yang mereka miliki apabila ingin berkerja ditempat lain sangatlah minim atau bahkan tak ada, hal ini akhirnya menimbulkan hengkang massal staff 3D Realms dari Studio mereka saat itu, akibat dari penolakan tanpa pikir panjang sang sutradara.
Dana Mulai Kempis, George Minta Bantuan Take Two 2009
Setelah beberapa berdebatan serta kontroversi yang disebabkan oleh George Broussard, perginya para staff miliknya dari Studio nampaknya memberikan tamparan yang keras kepada George. George mengaku bahwa pengembangan game Duke Nukem Forever telah menghabiskan banyak uang, angka 20 Juta $ saat itu telah ia habiskan. Sehingga dirinya terpaksa harus mencari jalan lain untuk melanjutkan pengembangan game Duke Nukem Forever.
Dimana masuk tahun 2009 George Broussard membuang egonya dan meminta bantuan pendaan kepada Take Two Interactive. Disini terdapat misskomunikasi antara George dan juga Take Two, dimana dirinya meminta 6 Juta Dollar didepan sementara Take Two Interactive menyanggupi 5 Juta Dollar dengan 2.5 Juta didepan dan sisanya setelah game tersebut berhasil rilis.
Mendengar hal itu dirinya menolak tawaran tersebut dan mengancam bahwa mereka akan membubarkan Studio dan membatalkan project mereka pada 6 Mei 2009.
Take Two Muak dan Berikan Project Kepada Gearbox
Tak kunjung rilis akhirnya Take Two Interactive mengalami kebuntuan bagaimana membuat agar game ini segera dirilis. Hal tersebut akhirnya membuat seorang Randy Pitchford selaku pemilik studio Gearbox tertarik untuk mengambil alih franchise Duke Nukem Forever. Randy sendiri merupakan mantan staff dari 3D Realms di tahun 1997. Melakukan pitching kepada Take Two dirinya berjanji akan merilis seri Duke Nukem Forever tersebut setidaknya pada tahun 2011 untuk banyak platform. Sehingga akhirnya Take Two Interactive memberikan Duke Nukem Forever kepada Randy Pitchford dan Gearbox, mendengar hal ini hati dari George Broussard hancur berkeping-keping.
Randy, this is the worst day of my life’ but you could hear in his voice there was more – Kata George kepada Randy Pitchford.
Menepati janjinya Randy Pitchford bersama Gearbox merilis Duke Nukem Forever pada tahun 2011 untuk PC, Xbox, serta Playstation 3. Dimana ditangan Randy Take Two berhasil menutup babak drama dirinya dengan Duke Nukem Forever. Meski begitu, kisah ini tak berakhir cukup baik, karena game Duke Nukem Forever sendiri mendapat nilai yang sangat jelek dan dianggap sebagai game Shooter mediocre yang ketinggalan jaman. Pengembangan selama 14 Tahun dikembangkan game ini bahkan sama sekali tak menjawab keinginan fans apapun, hingga siapa itu fansnya sendiri sudah hilang entah kemana. Kasus Duke Nukem Forever merupakan salah satu pelajaran bagaimana sebuah pengembangan Video Game bisa berakhir dengan amat sangat berantakan.
Jika kalian tertarik membaca opini lagi mengenai Video Game kalian bisa membacanya disini.