EA tak berencana gabungkan Codemasters sebagai studio mereka sendiri.
Setelah diakuisisi oleh Electronic Arts atau EA, Codemasters, developer yang terkenal dengan game balap terbaiknya memulai debut bersama mereka dengan merilis F1 2021. Sebuah game yang sempat jadi perbincangan para fans karena regional price-nya di Steam yang tidak biasa. Judul berlisensi resmi tersebut kini disamakan harganya dengan ragam produk lain milik EA.
Hal ini tentu saja membuat keunikan yang mereka sajikan dianggap “ternoda” karena “standar” EA. Meskipun demikian, sepertinya publisher pemilik franchise Battlefield dan FIFA tersebut tidak ingin menggabungkannya dalam satu tim baru langsung di bawah mereka.
Berbicara pada MCV, CEO Andrew Wilson mengatakan bahwa developer asal Britania Raya tersebut akan tetap memiliki identitas uniknya. EA akan memperlakukan Codemasters layaknya Respawn Entertainment, developer Titanfall dan Apex Legends setelah mereka akuisisi.
Dengan kata lain, EA tak ingin Codemasters menjadi salah satu studio milik mereka agar seragam dengan memasukkannya ke bagian EA Studio.
“Mereka akan kami perlakukan seperti Respawn dengan memberikan kunci ke beberapa keunggulan kami seperti teknologi, marketing, dan player yang luar biasa banyak. Mereka akan bekerja seperti biasanya, karena itulah yang membuat mereka spesial”, imbuhnya.
Senada dengan Wilson, Frank Sagnier selaku CEO Codemasters mengaku bahwa EA memberikan banyak sekali kesempatan tanpa harus mendorong mereka dengan paksaan. Menurutnya EA menawarkan semua servisnya dan tak memaksa mereka jika tidak sesuai.
Baca lebih lanjut tentang Electronic Arts atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com