Apakah ini proyek gagal?
Rocket Arena mungkin menjadi salah satu karya Final Strike Page yang cukup mengejutkan dan rapi. Setidaknya dari sisi kemasan. Game co-op dan 3v3 shooter battle arena ini mungkinkan player untuk memainkan beberapa hero ikonik dengan abilitynya masing-masing untuk mencetak skor dengan memasukkan bola atau menghajar mereka hingga skor terpenuhi.
Namun sepertinya memberikan harga yang terlampau tinggi yakni sekitar 422 ribu rupiah, membuatnya kurang setimpal dengan konten yang ditawarkan. Hal ini karena banyaknya player yang mengeluh akan kontennya yang sangat sedikit jika dibandingkan game lain. Oleh karena itulah mungkin EA secara diam-diam menurunkan harganya.
Tercatat mulai hari ini, EA menurunkan harga Rocket Arena di Steam, Origin, PlayStation Store, dan Microsoft Store menjadi 72,000 rupiah saja. Sementara versi Origin sedikit lebih tinggi yakni S$ 8 atau sekitar 86,000 rupiah.
Belum jelas kenapa mereka memutuskan untuk menurunkan harga Rocket Arena. Namun hal ini sepertinya direfleksikan pada jumlah player yang online bersamaan dalam gamenya. Hingga tulisan ini turun, tercatat sekitar 86 player yang tengah memainkan gamenya di Steam.
Rocket Arena merupakan 3v3 hero shooter yang dirilis tanggal 14 Juli 2020 kemarin. Gamenya miliki sistem cross-platform play untuk PC, PS4, dan Xbox One. Formulanya yang menarik membuat kesan pertama game ini begitu menggoda, namun nampaknya tak bisa bertahan lama karena kontennya yang cukup minim dan singkat.
Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.
EA kemudian lakukan diskon besar-besaran untuk gamenya kurang dari dua bulan sejak Rocket Arena dirilis. Mereka bahkan berikan gamenya secara cuma-cuma dalam waktu terbatas. Namun sepertinya tidak bisa menambahkan banyak player yang terjun di dalamnya.
Perlu diingat bahwa saat ini Rocket Arena berada dalam posisi yang cukup buruk. Gamenya masih alami masalah pada controller mapping hingga sistem notifikasinya. Indikasikan bahwa EA miliki jalan yang panjang untuk bisa mempertahankan gamenya di masa datang, atau mati begitu saja.
Baca lebih lanjut tentang Rocket Arena, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com