Epic Games Store Dituntut – Epic Games lagi-lagi harus menghadapi ranah hukum setelah dituntut untuk membayar denda sebesar $520 juta atas pelanggaran privasi anak-anak. Apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, kita cari tahu bersama!
Alasan Epic Games Store Dituntut
Tuntutan ini dilayangkan oleh Federal Trade Commission (FTC), lembaga perlindungan hak konsumen di Amerika Serikat yang juga tengah melakukan investigasi terhadap akuisisi Activision Blizzard yang dilakukan Microsoft.
Epic Games sendiri menjadi melejit namanya setelah merilis game battle royale Fortnite yang sangat digandrungi kalangan anak-anak dan remaja khususnya di Amerika Serikat. Dikerenakan gamenya free-to-play, untuk menghasilkan keuntungan tentunya Fortnite sendiri tak lepas dari namanya microtransaction seperti penjualan skin, battle pass, hingga loot box. Isu praktik microtransaction di kalangan anak-anak dan remaja masih jadi topik hangat kerena adanya aspek judi yang sudah ditanamkan ke anak-anak dan remaja.
Dilansir dari GameRant, Kali ini bukan elemen judi yang jadi fokus dari FTC, melainkan fitur chat global yang menempatkan privasi anak-anak dan remaja menjadi sangat rentan diketahui. Samuel Levine, Direktur perlindungan hak konsumen FTC berpendapat hal tersebut diperburuk dengan microtransaction yang mengharuskan anak-anak dan remaja memasukkan data pribadi mereka, serta fitur chat yang menjadikan dinding privasi mereka sangat tipis.
Atas tuduhan tersebut, FTC menuntut Epic Games Membayar denda sebesar $520 juta atau sekitar Rp.7,5 trilliun. Denda tersebut dibagi $245 juta sebagai ganti rugi konsumen, dan $275 juta atas pelanggaran hukum privasi Amerika Serikat.
Epic Games sendiri menanggapi tuntutan tersebut dengan memberikan sedikit update pada gamenya. Pada menu shop, nantinya akan ada tombol “Hold to Buy” sebagai fitur verifikasi dua tahap dalam membeli item-item microtransaction. Tidak hanya itu, Fortnite juga akan melakukan verifikasi apakah player masih berumur dibawah 18 tahun. Apabila masih dibawah umur, maka nickname dari player tersebut akan di ganti dengan nama “Nobody” pada kolom chat yang akan semakin melindungi privasi anak-anak dan remaja.
Epic Games dan Fortnite Juga Berhadapan Dengan Hukum di Quebec, Kanada
Tidak hanya di Amerika Serikat, Epic Games kini juga sedang menghadap meja hijau di Quebec, Kananda. Tuntutan ini dilayangkan oleh sekolompok orang tua yang beranggapan bahwa game Fornite telah membuat anak-anak mereka kecanduan. Bahkan beberapa orang tua mengaku anaknya bermain game selama 8 jam tanpa henti selama 2 tahun terakhir.
orangtua tersebut mengklaim bahwa Epic Games mendesain game tersebut agar dapat dimainkan oleh siapapun hingga membuat kalangan muda, khususnya anak – anak menjadi candu. Menanggapi tuntutan tersebut, Epic Games telah memberi klarifikasi bahwa Fortnite mempunyai fitur Parental Control di settings, di mana orangtua dapat mengontrol waktu bermain anak agar tidak kecanduan game.
Menurutmu apakah sistem privasi untuk anak-anak dibawah umur perlu diterapkan juga oleh developer game lainnya?
Baca berita terupdate Gamebrott terkait Fortnite, Epic Games dan informasi seputar gaming menarik lainnya dari saya Ananda Pratama. For any further collaboration, Contact me at author@gamebrott.com.