Erica PS4 Review: Gugup, Takut, Bingung, Dalam Kendali Penuh

Screenshot 4 2

Berbicara mengenai sebuah game Story Driven alias permainan yang gameplaynya menitik beratkan pada sebuah cerita, bukanlah sebuah terobosan terbaru abad ini. Namun ketika bahasan mengenai genre FMV atau Full Motion Video mulai muncul, tak banyak yang mengingat genre ini dari kualitasnya. Meski begitu kita juga tak bisa melupakan salah satu film interaktif yang worth to mention yaitu Netflix Black Mirror: Bendersnatch. Namun karena Bendersnatch memang hadir ke dalam platform streaming film, tentu terdapat tuntutan yang berbeda bagi Erica yang telah hadir ke platform konsol PS4, dan Erica menjawab tuntutan tersebut.

Seperti judul gamenya, Erica merupakan sebuah FMV yang menceritakan kisah seorang gadis remaja bernama Erica Mason. Dimana sang ayah bernama Peter Mason  secara sadis terbunuh oleh sosok misterius dengan pola sayatan unik sewaktu Erica masih muda. Sedari awal cerita ini dimulai, Game Erica sendiri sudah mulai memamerkan level interaksi yang ditawarkan game ini kedepannya. Ada banyak sekali dialog yang perlu kita pilih untuk menentukan sikap serta pilihan yang perlu Erica buat, abstain bisa dibilang bukanlah pilihan, karena ketika kita tak memilih maka Erica akan diam saja dan bukannya membuat pilihan acak.

Interaksi bisa dibilang merupakan kunci utama dari Game Erica kali ini, tanpa interaksi selevel ini Erica bisa dibilang hanyalah film Horror Thriller biasa. Selain bisa berinteraksi secara tak langsung dengan pemilihan sikap, kalian juga bisa berinteraksi dengan banyak objek kunci yang ditawarkan pada game Erica. Ditambah lagi, animasi tiap objek tersebut akan terasa sangat smooth ketika kita coba berulang kali. Namun berbicara mengenai pola cara interaksi pada Game Erica, developer nampaknya tak mengeksplor hal tersebut lebih dalam. Kalian hanya bisa men-swipe trackpad DS4, membuka baju dengan mencubit trackpad, serta meng-hover pointer untuk menentukan pilihan. 

Flavourworks selaku developer dari Erica sepertinya tak puas jika player hanya memainkan game ini menggunakan Joystick, karena studio ini juga mengembangkan sebuah aplikasi mobile, dimana nantinya kalian bisa menghubungkan konsol dan smartphone milik kalian untuk menggantikan Joystick sebagai kontroler pada gamenya. Perlu digaris bawahi bahwa nantinya Smartphone kalian tak bisa sepenuhnya menggantikan peran Joystick, memasang speaker ataupun headphone tak membuat fungsi Smartphone kalian berjalan layaknya DS4. 

Hal tersebut cukup disayangkan karena jika memang Sony memperbolehkan API audio milik Playstation bisa ditransmisikan tak hanya ke DS4, mungkin developer Erica bisa lebih kreatif lagi menggarap interaksi pada aplikasi Smartphone. 

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.

Narasi non-dinamis serta hadirnya limit waktu, selalu membuat kita gugup dalam memainkan Game Erica. Kepingan dialog selalu diakhiri dengan kejutan-kejutan yang mengganjal. Ditambah rasa penasaran, suara yang mencekam, serta sikap semua orang yang disekitar Erica yang tak lazim turut membuat kita berada di posisi yang tidak PW

Namun kejutan tersebut bukanlah sebuah Jumpscare cliche yang biasanya mangkrak di film-film horror kecengan. Developer juga memberikan opsi subtitle bagi kalian yang mungkin masih kesulitan mengikuti narasi pada gamenya.

Berbicara mengenai Grafik pada Game ini sebenarnya tak banyak yang bisa dibicarakan, karena Erica sendiri menggunakan aktor serta pemeran asli pada gamenya, bukannya render engine game layaknya Game dari studio Quantic Dream. Namun adegan yang mencekam serta peran tiap tokoh yang pendukung yang baik, membuat kita cukup bingung untuk mempercayai siapapun di awal permainan. Namun karena kisah ini mengikuti selera kebarat-baratan dan minim akan sosok hantu yang sebenar-benarnya hantu, maka kalian jangan kaget dengan kehadiran elemen okultisme alias sekte pada game ini.

Meski begitu ada beberapa kekurangan pada Game ini yang perlu kami sebutkan. Pertama, durasi pada game ini bisa dibilang sangat singkat, kalian bisa menyelesaikan game ini kurang dari dua jam saja dengan phase yang bisa dibilang nyantai. Kedua kalian hanya bisa bermain-main dengan trophy PS4 saja untuk melihat pencapaian kalian, tak ada objektif khusus ataupun galeri agar kalian bisa mengingat gameplay yang sudah kalian lakukan. Sebagai contoh kalian bisa mengumpulkan rubah aneh sepanjang permainan, namun yang mengindikasikan kalian berhasil hanyalah Trophy PS4 kalian. Pilihan pada game ini juga menjadi masalah ketiga yang perlu dibahas, meski hadirnya berbagai pilihan pada game ini, kalian cenderung akan mengalami cerita yang serupa. Karena penentuan cabang cerita, akan ditentukan pada pilihan-pilihan akhir saja, kalian tak sepenuhnya akan merasakan petualangan yang super baru. Meski begitu memilih pilihan tertentu akan membuat kalian melihat kebenaran dari sudut pandang lain. 

Kesimpulan 

Erica merupakan salah satu Full Motion Video terbaik tahun ini. Level interaksi pada game ini bisa dibilang berada diatas Black Mirror : Bendersnatch. Bagaimana mimpi buruk yang dialami Erica selama ini sukses tergambarkan ke dalam ekspresinya yang menakjubkan. Cerita yang misterius di awal permainan, juga membuat kita nyaman untuk kalian para penggemar cerita misteri horror. Meski begitu banyak sekali kekurangan-kekurangan yang sebenarnya bisa diperbaiki developer agar Video Game ini bisa lebih terasa layaknya Video Game dibandingkan sebuah film. 

Exit mobile version