Esports Terbukti Buat Anak Semakin Rajin dan Dapatkan Nilai Bagus Saat Sekolah

OG TI 2019
Tak semuanya negatif.

Video game sering menjadi kambing hitam oleh berbagai pihak karena disebut berhasil membuat anak-anak menjadi malas dan dapatkan nilai jelek. Indikasikan pelarian beberapa orang tua maupun orang terpandang yang tak mampu mendidik anaknya dengan baik. Ketidak tahuan akan sesuatu, membuat mereka takut dan mencari sesuatu yang harus disalahkan. Game juga sering disalahkan karena kasus kekerasan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat beberapa minggu yang lalu. Kembali menjadi kambing hitam atas buruknya pemerintah setempat mengatur hukum kepemilikan senjata api.


Beberapa gamer yang telah lama bergelut di dunianya tentu memahami betul ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui. Memang, menyalahkan sesuatu dan tak mengedukasi diri sendiri tentang apa yang tidak mereka ketahui menjadi hal yang sangat mudah dilakukan. Menjadikan mereka sebuah alat yang mudah sekali dipermainkan politikus, orang terpandang, maupun media demi keuntungannya masing-masing. Beruntungnya, High School Esports League yang berada di Complete High School Maize di Kansas, Amerika Serikat berhasil mematahkan presepsi negatif tersebut.

 

Kurikulum video game yang mereka angkat demi mengubah presepsi negatif dan tunjukkan bahwa video game mampu mempermudah para muridnya untuk belajar dan tetap di sekolah. Bekerjasama dengan Microsoft, kurikulum yang dirancang oleh kepala sekolah Dr. Kristy Custer dan seorang guru bernama Michael Russell ini bertujuan untuk mempersiapkan kemampuan untuk siap berkarir, kuliah, dan pembelajaran emosi sosial melalui lensa video game dan esports.

Tak hanya bermain game, kurikulum tersebut mencakup berbagai topik dan kemampuan. Di antaranya adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara persuasif (advokasi), kebiasaan personal dan sosial, komunikasi interpersonal, keahlian dalam teknologi, dan pengembangan strategi.


https://www.youtube.com/watch?v=0U4u2b3lAsc


Dr. Kristy Custer dan Michael Russell menemukan bahwa kurikulum mereka membuktikan bahwa esports memberikan efek positif terhadap para muridnya. Baik dari hubungan maupun performa akademik. Mereka kemudian meningkatkannya dengan masa belajar satu semester yang membuktikan bahwa terdapat peningkatan nilai akademis sebesar 1.4 poin dan lebih dari 95% kehadiran. Buktikan bahwa video game memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan para muridnya termasuk dunia akademisnya.

Co-founder dan CEO High School Esports League, Mason Mullenioux mengatakan bahwa memberikan lingkungan didik yang suportif mengubah anak-anak yang mungkin saja tertinggal. “Konsep kami merupakan salah satu buktinya, dan kami tidak sabar untuk melihat bagaimana efeknya untuk para murid di seluruh dunia setelah ini diluncurkan di Microsoft Education Community”, terangnya.

Sementara Dr. Kristy Custer, kepala sekolah Complete High School Maize sekaligus pelopor konsep High School Esports League mengatakan bahwa siswa yang sering membolos akan terhubung dengan sekolah berkat esports. Ia melanjutkan bahwa terdapat 82% anak didiknya yang tak pernah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler berkat esports.

Donald Brinkman selaku senior program manager menjelaskan bahwa esports miliki potensi yang sangat luar biasa, baik menginspirasi para murid untuk membantu mempelajari kemampuan di abad 21 dan membuat mereka lebih menghormati aktifitas kompetitif. Brinkman menjelaskan bahwa kurikulum ini didesain untuk mengajari anak didiknya untuk memiliki kebiasaan pro-sosial dan pro-akademik melalui lensa esports dan video game.



Sayangnya, konsep ini saat ini masih berlaku di Amerika Serikat (termasuk Hawaii) dan baru beberapa sekolah saja yang melakukannya di Kanada. Laman daftarnya juga hanya berlakukan dua negara saja.

Meskipun begitu, kamu yang penasaran bagaimana kurikulumnya bisa mendownload file pdf sebanyak 148 halaman. File ini berisi bagaimana video game, kesehatan, hingga mengatasi player atau komunitas toxic yang sering dijumpai di game online. Berikan sebuah pandangan bagaimana pendidikan bisa dilakukan dengan video game.

Baca artikel video game, esports, dan tulisan menarik lain dari Ayyadana Akbar.

contact: akbar@gamebrott.com

Exit mobile version