[First Impression] Egress – Battle Royale Unik Dengan Elemen Souls-Like yang Masih Perlu Banyak Diasah

6ur

Genre battle royale saat ini memang tengah menjadi trend di kalangan developer, namun bila banyak developer menyuntikan ragam formula yang sama dengan gameplay “shooter” biasa, maka player akan mereasa jenuh. Untuk semakin dapat dilirik, developer harus menciptakan sebuah sensasi battle royale yang lebih inovatif, dan hal tersebutlah yang coba dilakukan oleh Dream Game Studio melalui The Swordsmen X & Fazan Games melalui Egress.

Untuk opsi kedua ini, Fazan Games coba menyuntikan elemen souls-like ala Dark Souls kedalam Egress, dan hasilnya terciptalah sebuah game battle royale anti-mainstream yang belum pernah ada sebelumnya. Kami sendiri telah sempat mencicipi Egress melalui akses closed beta dari sang developer, lantas, apa sajakah yang kami dapatkan & rasakan ketika menjajal Egress ini? first impression kali ini akan membahasnya untuk kalian.

Mencicipi Egress bersama sejumlah beta tester terpilih lainnya.
Konsep Unik

Hadirkan battle royale dengan gaya souls like ala Dark Souls, Egress terasa mampu hadir sebagai sebuah game battle royale yang terasa fresh & anti mainstream. Karakter yang dihadirkan juga terbilang cukup unik, mereka semua memiliki skill & ability khusus tersendiri, jadi kalian dapat memilih karakter yang paling sesuai dengan gaya bermain kalian.

Untuk masa closed beta ini hanya tersedia 5 karakter saja.

Egress juga memiliki map yang unik, ia menyuguhkan setting alternate universe dengan perpaduan era victorian, mitologi Lovercraft, & retrowave. Berbagai atmosfir & environment yang disuguhkan benar-benar terasa mencekam, namun sayangnya map yang dihadirkan saat ini masih tergolong sangat kecil.

Penggabungan dunia yang unik.

Tak ada barrier ala game battle royale kebanyakan, untuk memperkecil area permainan, Egress menggunakan sistem air yang semakin naik seiring berjalannya permainan. Jadi semakin sedikit pemain & semakin lama permainan, para pemain yang masih bertahan hidup dituntut untuk semakin menaiki gedung tertinggi dan saling berhadapan. Untuk semakin mencapai dataran yang lebih tinggi, kalian dapat menaiki tangga ataupun menaiki elevator yang telah tersedia.

SIstem penyempitan arena permainan yang unik menggunakan debit air yang semakin meningkat.
Elevator sebagai sarana transportasi.

Bila kalian mati, kalian tak akan melakukan spectating seperti di kebanyakan game battle royale, mode spectating dalam Egress akan membuat kalian menjadi seekor tikus. Kalian bisa melakukan teleport pada player yang masih hidup, ataupun berjalan-jalan kemanapun kalian suka.

Mati? gentayangan jadi tikus curut!

Gameplay

Konsep gameplay yang ditawarkan oleh Egress cukup terasa seperti Dark Souls, kalian dapat mengeluarkan spell & senjata jarak jauh seperti bom ataupun langsung menebas menggunakan senjata jarak dekat. Namun dengan kehadiran karakter yang masih terbatas, belum ada karakter yang memiliki tameng, panah, maupun kemampuan untuk melakukan parry. Dan tentunya jika harus dibandingkan dengan Dark Souls, mekanisme combat yang diusung Egress masihlah sangat kurang, mulai dari movement combat yang sangat terbatas, hingga damage yang sering terasa terasa imbalance.

Pertarungan terkadang terasa sangat imbalance.

Seperti game battle royale kebanyakan, looting item tentunya juga tersedia, kalian dapat menemukan ragam item dalam peti yang tersebar di seluruh kota. Item-item tersebut memiliki kegunaanya masing-masing, seperti bom sebagai senjata jarak jauh, medkit untuk melakukan heal, hingga item untuk memberikan buff khusus pada pemain.

Mendapatkan ragam item melalui peti yang tersebar di seluruh kota.

Graphic

Grafis yang ditawarkan Egress sebagai game indie tergolong cukup menawan walaupun tak sempurna, environment & atmosfir yang dihadirkan benar-benar sangat apik. Dengan elemen “dark” yang coba diusung, ragam efek yang ditawarkan oleh Egress sungguh mampu membuat dunia yang dihadrikannya terasa hidup sekaligus mencekam.

Kualitas grafis yang dihadirkan terlihat cukup menawan.

Ragam efek seperti fog, shadow, hingga lighting yang dihasilkan terbilang sangat baik, namun walaupun demikian Egress juga masih memiliki kekurangan para grafisnya. Contohnya adalah efek air yang tak timbul, misal saat karakter tercebur kedalam air dan langsung menuju daratan, tak ada efek basah yang terlihat pada karakter.

Soundtrack

Backsound yang dihadirkan terhitung masih sedikit, namun tetap cukup mampu membangun atmosfir pemainan yang ditawarkan oleh Egress. Saat berhadapan langsung dengan musuh, kalian akan langsung mendengar backsound intens yang akan memacu adrenalin.

Soundtrack yang mampu memacu adrenalin akan langsung muncul saat terlibat pertarungan.

Ragam soundtrack yang ditawarkan sejauh closed beta ini sudah cukup baik dan mampu merepresentasikan beragam suasana, mulai dari intens hingga mencekam dengan sangat baik. Sedangkan untuk sound effect yang dihasilkan dari interaksi, seperti suara pedang hingga suara hantaman juga sudah terbilang cukup baik.

Technical

Bug merajalela

Mengingat masih dalam tahap Closed beta, bug yang terkandung dalam Egress masih sangatlah banyak, mulai dari bug suara dimana suara pedang masih terdengar meskipun pertarungan telah usai, lalu bug warna dimana warna layar menjadi berwarna aneh, hingga berbagai bug kecil yang cukup mengganggu irama permainan.

Bug yang sangat mengganggu kenyamanan saat bermain.

Optimisasi masih belum sempurna

Kami menjalankan Egress menggunakan i7 8700K dengan RAM 32GB dan disongkong oleh GPU GTX 1080Ti, hasilnya? Egress masih terasa tak stabil. Dengan spesifikasi sedemikian rupa, kami masih dapat merasakan stuttering di beberapa kesempatan, semoga saja hal ini segera dioptimisasi oleh Fazan Games.

Server yang kurang stabil

Kami memainkan Egress untuk server SEA bersama para pemilik closed beta key yang lainnya, tentunya jumlah yang ikut serta dalam closed beta ini terhitung sangat terbatas, hanya sekitar 5-11 orang saja dalam 1 room/match. Namun walaupun demikian, kami cukup tersiksa karena koneksi yang terasa sangat berat ini, lag yang ditimbulkan benar-benar sangat mengganggu permainan, karena game ini berbasis online, tentunya masalah server ini harus mulai ditangani dengan serius.

Kami yang bermain di Asia Tenggara mendapatkan status ping merah.

Kesimpulan

Egress tampil sebagai angin segar dikala banyak game battle royale saat ini terasa mainstream dengan tema “shooter”nya, namun walaupun demikian, Egress masih perlu banyak dipoles. Ragam permasalahan serius seperti server yang tak stabil, optimisasi tak sempurna, bug yang merajalela, hingga hero yang terasa imba harus segera diperbaiki sebelum full releasenya, demi kenyamanan para pemainnya kelak.

Egress sendiri rencananya akan dirilis pada tahun ini untuk PlayStation 4, Xbox One, & PC, dengan tanggal rilis pasti yang masih belum diumumkan. Cukup tertarik dengan peleburan genre souls-like & battle royale dalam Egress ini?

Exit mobile version