Lebih mudah menggunakan controller
Sama dengan game-game platformer lainnya, The Forbidden Arts lebih nyaman dimainkan apabila menggunakan kontroler. Dengan begitu kamu akan lebih gesit dalam mengeksekusi tombol-tombol yang ada. Selain itu, kamu dapat menaik-turunkan kamera yang akan memudahkanmu untuk mengobservasi musuh atau lingkungan.
Kurang petunjuk mengenai apa yang harus kamu lakukan..
Kurangnya petunjuk tentang apa yang harus saya lakukan, membuat saya sedikit overwhelm. Mungkin saja hal ini disebabkan oleh game-game zaman sekarang yang sangat informastir bahkan cenderung menjengkelkan dalam memberikan petunjuk ataupun tutorial.
Saya tidak tahu apakah ini merupakan sesuatu yang didesain demikian atau ini memang sesuatu yang belum dikerjakan oleh Stingbot Games lantaran masih early access.
Jangan anggap remeh, game ini tidak mudah..
Jujur saja, saya cukup frustasi ketika memainkan game ini. Berkali-kali saya mati karena hal sepele, pepatah yang mengatakan keledai tidak akan jatuh ke lubang sama tidak berlaku bagi saya, ini menunjukkan saya bukan keledai ternyata (hehe..).
Lama tak pernah memainkan game bergenre platformer telah menumpulkan reflek saya. Sering kali saya mati lantaran tidak mampu meloncat ke platform yang dituju, alhasil Phoenix jatuh ke tempat yang penuh dengan duri-duri tajam. Tapi! Besar kemungkinan hal ini disebabkan adanya bug. Perintah untuk meloncat tidak dapat dieksekusi dengan baik oleh Phoenix, ada jeda ketika saya menekan tombol loncat dengan dilakukannya loncatan itu sendiri.
Musuh-musuh yang kamu hadapi tidak sulit sebenarnya, namun ada beberapa hal yang akan membuatmu rage quit. Contoh, Phoenix akan berkurang health bar-nya jika musuh hanya menyentuhnya saja. Ya tanpa diserang, hanya menyentuh musuh saja Phoenix bisa dipastikan diambang kematian. Tambah lagi, hanya dengan 2 kali serangan musuh maka Phoenix sudah pasti mati. Yang melegakan adalah, musuh yang kamu bunuh akan men-drop health item berbentuk hati yang akan mengisi kembali health bar Phoenix, namun item ini tidak dapat disimpan dan hanya tidak semua musuh yang kamu bunuh akan memberikannya.
Conclusion
The Forbidden Arts cocok untuk player yang menggemari genre side scrolling atau platforming. Bagi player yang merindukan sensasi game nostalgia zaman old, maka tidak ada ruginya memainkan game ini. Selain itu, Stingbot Games juga memberikan update dan content baru, jadi kamu tidak perlu khawatir untuk sementara waktu ini.
Perlu diingat bahwa The Forbidden Arts masih daalm tahap early access, jadi hal yang wajar jika kamu mendapati bug ketika sedang bermain game ini. Early Access ini akan berlaku hingga satu tahun ke depan jika tidak ada perubahan dari Stingbot Games.
Sekadar informasi, The Forbidden Arts dibanderol dengan harga Rp. 69.999.