EA mulai menjalankan strategi mereka untuk berfokus pada game berbasis live-service. Berdasarkan laporan finansial terakhir perusahaan tersebut, strategi tersebut menyebabkan penjualan game mengalami penurunan sebesar 19% dibandingkan tahun lalu.
EA sendiri dilaporkan menghasilkan pendapatan sebesar 22.2 triliun rupiah pada kuartal pertama ini. Angka tersebut 6.3% lebih besar dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi jika dinilai dari laba bersihnya, EA hanya mendapatkan keuntungan sebesar 2.9 triliun rupiah. Padahal tahun lalu laba bersih yang didapat EA adalah sebesar 5.2 triliun rupiah.
Meskipun pendapatan dari penjualan game EA mengalami penurunan, pendapatan live-servicenya berhasil mengimbangi kerugian yang ada sebesar 13%. Hal ini dikarenakan beragam aspek live-service yang mulai diterapkan oleh EA pada game seperti FIFA dan Apex Legends.
Kedua game tersebut juga mengalami kesuksesan besar dimana FIFA 21 telah dimainkan oleh lebih dari 31 juta orang sejak perilisannya. Mode Ultimate Team juga dilaporkan telah mengalami perkembangan sebesar 48% dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, Apex Legends baru saja mencetak rekor baru dimana game tersebut dimainkan oleh sekitar 13 juta pemain pada perilisan season 9 lalu.
Dengan jumlah pemain tersebut, tampaknya strategi EA untuk berfokus pada game live-service sudah tepat. EA sendiri menargetkan untuk menjangkau lebih dari 500 juta pemain dalam 5 tahun mendatang melalui EA Sports. Untuk saat ini, EA Sports sendiri dilaporkan baru memiliki 230 juta pemain.
Berfokus pada game live-service bukan berarti EA menelantarkan game single-player. EA sendiri saat ini sedang mengerjakan beberapa projek seperti Dragon Age dan Mass Effect dari BioWare serta game remake Dead Space.
Baca lagi artikel menarik lainnya dari penulis kita Aldy Khalif, dan artikel lain seputaran PlayStation. Tertarik melakukan kerjasama? Kontak kita di Author@Gamebrott.com