Khususnya dari game-game Free to Play mobile
Belakangan, istilah “Freemium” telah menjadi sebuah solusi yang kerap ditabur demi menjawab tantangan yang sedang dirasakan oleh dunia industri game saat ini. Gagasan tersebut pun kebetulan juga ikut mulai mengubah lanskap kultur yang biasa dipahami para gamer. Dimana game-game dengan muatan singleplayer dan tanpa internet perlahan telah semakin dikesampingkan karena adanya pengutamaan iming-iming konsep bersosial dengan aksesbilitas yang cukup terbuka dalam bermain.
Hasilnya, lagi-lagi game yang mengadopsi keterikatan unsur berikut selalu terlihat sebagai sebuah permata yang jauh lebih bernilai. Dengan mengambil contoh Fortnite, game ini pun di tahun 2019 kemarin kembali sukses menjadi sang teladan yang benar-benar memacu semangat penggiat game-game free to play untuk bisa semakin berkembang dalam memikat, sekaligus meraup sejumlag pundi-pundi uang yang dimiliki oleh para gamernya.
Dilansir melalui hasil laporan data tahunan yang sudah resmi dipublikasikan oleh pihak Super Data, game sekelas Fortnite saja berhasil memuncaki klasemen dalam menghasilkan profit yang terbesar untuk keseluruhan dunia industri game. Game buatan Epic Games ini pun berhasil menuai angka pendapatan sebesar $1.8 milliar USD, alias sekitar 25 trilliun Rupiah. Meski bukanlah termasuk rekor profit yang tertinggi sepanjang sejarah, tetap hingga kini masih tidak ada yang mampu menyaingi jumlah cuan yang dimiliki oleh game bergenre Battle Royale tersebut.
Selain Fortnite, pihak Superdata juga ikut memberikan fokus kepada pertumbuhan pendapatan sebesar 6% dari game-game free to play lain, khususnya yang berada di platform Mobile. Meski tanpa menyebut secara spesifik nama game-game yang dimaksud, Superdata mengabarkan dengan kalimat kunci 4 dari setiap 5 dollar telah banyak disumbangkan oleh sebagian besar pemainnya di sana.
Sehingga secara keseluruhan platform mobile sudah sukses menghasilkan profit sebanyak $64.4 milliar USD atau setara 897 trilliun Rupiah. Dimana jumlah itu termasuk jumlah yang tertinggi dibanding dengan total pendapatan game-game di platform PC yang hanya berada di angka $29,6 milliar USD, serta platform konsol di tingkatan $15.4 milliar USD.
Sementara untuk game-game yang bersifat premium, Superdata melaporkan bahwa di tahun 2019 ada sedikit penurunan akibat sedikitnya pula kuantitas perilisan game AAA yang dianggap cukup mampu dalam mengangkat derajat game berbayar di mata sebagian besar gamer. Dengan presentase penurunan sebanyak 5%, hasil tersebut sangat berbanding terbalik dengan etalase game AAA di tahun 2018 kemarin yang dihuni oleh berbagai game-game sekelas Red Dead Redemption 2, Marvel’s Spider-Man, Monster Hunter: World, dan juga God of War.
Dengan melihat data tersebut, sangat besar peluang bahwa pertumbuhan kuantitas dari profit game-game free to play nampak akan semakin membengkak lagi di tahun 2020. Begitu pun dengan pertumbuhan platform mobile yang juga akan ikut banyak menjangkau lapisan pemain. Namun yang masih menjadi pertanyaan, apakah perkembangan tren tersebut harus dibayar mahal dengan semakin berkurangnya kumpulan eksistensi game-game yang biasa dimainkan secara konvensional di platform PC serta konsol (dalam arti, berbayar dan tanpa internet) ?
Sumber: Superdata
Baca pula informasi menarik lain seputar dunia video game dari saya, Ido Limando.