Beri klarifikasi pula soal masalah yang terjadi
“Sebaiknya bajak game kami daripada kalian membelinya lewat G2A” Sebuah pernyataan mengejutkan yang baru-baru ini diungkap oleh sejumlah developer indie. Bermuara dari ketidakrelaan mereka melihat gamenya didistribusikan ke dalam platform marketplace tersebut, banyak developer kabarnya tidak mendapatkan sepeserpun laba dari setiap transaksi penjualan yang sudah terbukukan di sana. Bagaimanakah hal itu bisa terjadi ?
Diwakilkan langsung oleh Mike Rose selaku pihak publisher No More Robot dalam game tentang bersepeda ekstrin yang berjudul Descenders, beliau menuding banyak game key ilegal termasuk key dari game buatannya yang dijual di platform G2A. Maksud istilah “ilegal” di sini adalah game key tersebut biasa dijual dengan harga super miring, namun si penjual ternyata biasa mendapatkan barang ‘kulakan’nya itu dengan cara yang kriminil, contoh populernya seperti membobol jumlah nominal kartu kredit milik orang lain atau yang akrab disebut sebagai tindakan “Carding“.
Pihak developer sendiri nampak sangat merasa dirugikan akibat wajibnya mereka untuk harus menanggung biaya refund dari para gamer yang tertipu oleh barang carding tersebut. Dan kebetulan, G2A selaku platform yang paling sering muncul di halaman pencarian serta kedapatan pula menjual key dari game-game miliknya resmi menjadi sasaran amuk utama para developer indie. Bahkan, mereka sudah berupaya untuk menulis sebuah petisi yang melarang agar platform G2A tidak pernah lagi memasarkan game-game indie.
Yang patut kamu tahu, situs G2A adalah satu jenis situs marketplace untuk produk yang berhubungan dengan video game. Memiliki fungsi seperti layaknya platform shopee, tokopedia, ataupun bukalapak, kamu atau siapapun bisa menjual produk game yang ingin dijual, tak terkecuali untuk game key sekalipun. Sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan kasus penipuan, G2A tentu tidak boleh tinggal diam meski itu mungkin bukan sepenuhnya kesalahan mereka.
#G2A vows to pay devs 10x the money proven to be lost on chargebacks. https://t.co/VlSCY6t2V8 pic.twitter.com/ZdqkGcmAav
— G2A.COM (@G2A_com) July 5, 2019
Untungnya, pihak G2A kini telah resmi memberi pernyataan klarifikasi yang cukup panjang terkait masalah mereka dengan para developer indie. Banyak poin yang betul-betul ingin dijabarkan dan dijelaskan kembali. Namun yang paling utama, kabarnya G2A ingin bersikap transparan dengan menyewa pihak auditor untuk mengecek atau mengaudit segala macam aktivitas transaksi key berserta dengan asal muasalnya dari kedua belah pihak. Jika terbukti adanya hal yang ilegal untuk kubu G2A, pihak G2A sendiri bersedia memberikan developer biaya ganti rugi dengan nominal 10 kali lipat. Mereka pun juga akan siap menanggung seluruh biaya penyewaan auditor dalam 3 kali pengecekan pertama. karena pada pengecekan berikutnya mereka meminta agar developer juga ikut membiayai secara 50-50.
Di sana, G2A juga punya pembelaan bahwa penjualan game-game indie di sana tidaklah banyak, hanya sekitar 8% saja. Khusus untuk game Descenders, G2A menginfokan bila sejak bulan Mei (bulan rilisnya game tersebut secara full), hanya ada sejumlah 6 key saja yang tersedia di dalam lapak dengan 1 yang berhasil terjual. G2A sendiri memberikan satu “edukasi” tentang bagaimana pendistribusian key game yang biasa didapat. Dimana penjelasan secara simpelnya bisa kamu lihat melalui video di bawah.
Selain dari bisanya para gamer-gamer menjual game mereka kembali di G2A, pihak developer maupun publisher kabarnya juga punya opsi memasarkan game mereka secara langsung ke G2A tanpa perlu lewat perantara-perantara yang lain (G2A Direct). Dengan hadirnya G2A, mereka punya suatu visi dan tujuan agar harga sebuah game bisa dibuat sekompetitif mungkin atau dalam arti lebih murah untuk para konsumen.
Bantahan dari pihak developer
Mike Rose selaku developer sudah resmi memberi pernyataan balasan terkait klarifikasi panjang G2A. Secara keseluruhan, ia menganggap bahwa apa yang diungkapkan G2A sangatlah omong kosong. Karena menurutnya, para developer game-game indie sangat begitu kontra sekali dengan ide untuk mendistribusikan game mereka dalam harga yang di bawah standar. Apalagi dengan mempercayakan keberadaan platform-platform yang bersifat grey market seperti G2A dan sejenisnya. Mike sendiri juga mengaku sama sekali tidak pernah diberi tahu perihal biaya ganti rugi 10 kali lipat di saat dirinya mengkontak langsung pihak G2A.
Mengenai jumlah key game Descenders yang berhasil dijual, Mike sangat curiga sekali dengan adanya jumlah penyediaan game key yang dapat dimiliki dalam jumlah banyak bahkan bisa mencapai ratusan hanya dari beberapa orang saja.
You can see that one guy selling 102 Steam keys on February 14, 2018. At that point the game was only available on Steam, and was 10% in the launch sale. I remember seeing these keys on G2A for around $13 at the time
So how did this one person get 100 keys he could sell for $13?
— Mike Rose (@RaveofRavendale) July 5, 2019
Menariknya, hal itu beliau temui dalam catatan penyediaan key yang terjadi sejak tahun 2018 lalu, alias saat game Descenders masih berada di dalam tahap Early Access. Ia ingat bahwa pada saat itu, key tersebut dijual dengan harga yang super miring, yakni sebesar $13, berbanding terbalik dengan harga $22 yang notabenenya merupakan harga termurah yang dapat Mike tawarkan.
Let’s say that petition goes and G2A decides to stop selling any indie game. “Nature abhors a vacuum”. Sellers would move to the next platforms (there is like 20 of them) and then to Ebay and other marketplaces.
— G2A.COM (@G2A_com) July 5, 2019
Ketika didesak agar G2A berhenti memasarkan game-game indie di lapaknya, pihak G2A sendiri juga tengah mewanti-wanti developer bahwa para seller yang mereka anggap “nakal” tersebut bisa saja akan berpindah ke platform lain sehingga solusi ini sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah. Kini, mereka lebih ingin punya itikad untuk mengganti kerugian yang dialami oleh pihak developer indie bila nyatanya memang ada sejumlah game key yang betul-betul dipasarkan secara ilegal oleh para oknum seller.
Sumber: Klarifikasi G2A
Baca pula informasi menarik lain seputar dunia video game dari saya, Ido Limando.