Game Lama Rockstar – Meski sering mendapat sanjungan berkat sejumlah kepopuleran gamenya yang inovatif seperti seri GTA dan Red Dead Redemption, namun developer Rockstar juga tak jarang mendapat kritikan dari banyak fans. Kritikan tersebut terutama datang dari ketatnya pengawasan Rockstar terhadap konten tak resmi seperti mod dan aksi pembajakan yang sering terkena takedown.
Namun, banyak gamer yang menganggap bahwa pengawasan tersebut terlalu berlebihan. Terlebih tak sedikit game Rockstar yang memiliki masalah optimisasi. Di samping kontroversinya, baru-baru ini timbul rumor bahwa ternyata mereka ketahuan jual game versi crack, atau versi bajakan di platform Steam. Benarkah demikian?
Game Lama Rockstar di Steam Ternyata Versi Bajakan?
Kecurigaan ini berawal akibat banyaknya game lama mereka yang hadir kembali Steam miliki problema optimisasi, dimana game berjalan kurang lancar meski sudah memenuhi spesifikasi yang direkomendasikan. Contoh beberapa game tersebut seperti Max Payne 2, Manhunt dan Midnight Club 2.
Bermaksud mengidentifikasi masalah, seorang dataminer menemukan sesuatu yang cukup mencurigakan di beberapa game lama tersebut. Dimana terlihat munculnya nama “Razor 1911” atau sebuah komunitas pembajak game ternama yang pastinya sudah dikenal oleh para “gamer tani”.
File bajakan tersebutlah yang diduga menjadi penyebab game berjalan kurang lancar. Rockstar sendiri diketahui menyuntik produknya dengan DRM atau software anti pembajakan bernama SecuROM. Karena game yang dijual di Steam mengandung file hasil crack, timbulah konflik antar keduanya. Akibatnya membuat game menjadi berat dan timbul beberapa hambatan, diantaranya seperti masalah lag dan FPS rendah.
Rockstar Pernah Dapat Tuduhan yang Sama Beberapa Tahun Lalu
Mengejutkannya lagi, perkara ini bukanlah pertama kalinya Rockstar mendapat tuduhan serupa. Pada tahun 2010 silam, sempat viral kabar mengenai Max Payne 2, dimana folder game mengandung file bernama “Myth” atau grup pembajak game yang cukup ternama pada masanya.
Secara diam-diam, sang developer kemudian mengganti file mencurigakan tersebut dengan versi yang lebih “bersih”. Hanya saja bekas hasil crack masih tetap dapat ditemukan di dalam folder game, tetapi disamarkan dengan diubah nama filenya menjadi “testapp” yang masih ada hingga saat ini.
Banyak gamer yang menduga bahwa keputusan untuk menjual versi bajakan karena mungkin mereka sudah kehilangan arsip game versi originalnya. Sehingga langkah solusi yang diambil sang developer adalah menggunakan softcopy ilegal buatan para pembajak game untuk kembali di jual di Steam.
Meski begitu, perlu diingatkan bahwa seluruh kabar tersebut saat ini hanya sekedar rumor tak resmi hasil spekulasi dan dugaan fans. Hingga kini belum ada klarifikasi maupun tanggapan resmi dari pihak Rockstar Games.
Baca juga artikel-artikel Gamebrott lainnya terkait Rockstar Games serta berita terkini lainnya dari Lauda Ifram. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com