[Game Story] Star Wars : Jedi Fallen Order – Awal Kisah Petualangan Cal Kestis, Sang Padawan

STAR WARS Jedi Fallen Order™ 20200721205632

Pada hakikatnya, Jedi adalah penjaga kedamaian dan pelindung galaksi; mereka dilahirkan kemudian dilatih keras untuk mengemban tugas berat itu. Sejauh apapun Cal dapat berlari dan bersembunyi, akan ada suatu masa di mana tugas sakral seorang Jedi akan memanggilnya. Di Star Wars : Jedi Fallen Order-lah, Cal Kestis akan dipaksa keluar dari lubang persembunyiannya untuk mengemban darma sebagai pembela kebenaran. Memang benar adanya bahwa hanya orang-orang pilihan yang menjadi Jedi.

Star Wars : Jedi Fallen Order adalah sebuah kisah pembuka, bab-bab epik yang menceritakan petualangan seorang Jedi Padawan Muda. Mungkin bagi beberapa orang, ini hanyalah sebuah game.. Selama dan setelah menuntaskan game ini, juga kisah-kisah Star Wars yang sengaja diselipkan di dalamnya, membuat penulis tertarik mengungkapnya.

Cal Kestis adalah seorang Padawan yang hebat dan masa depan francis ini ada di tangannya.


Bab 1

Di suatu malam yang panjang, hujan yang cukup deras telah turun mengguyur tanah-tanah kotor planet Bracca. Dari atap-atap langit yang muram, bisa terlihat dengan jelas bertebaran kapal-kapal berukuran besar yang tergeletak bak mainan anak-anak yang ditinggalkan. Kapal-kapal raksasa tersebut tidak sedang mendarat ataupun ingin lepas landas, karena memang tidak demikian. Bracca nampaknya bukan juga pangkalan militer milik kekaisaran Republic atau Empire. Kapaltersebut melainkan adalah bangkai pesawat pasca salah satu perang besar yang terjadi, dikenal dengan sebutan Clone Wars.

Selera musik yang aneh.

Cal Kestis, Ia sedang asik sendiri mengelas baja pesawat sambil mendengarkan musik metal. Apabila dilihat sekilas, Cal hanyalah seorang anak muda biasa karena tidak ada yang mencolok, apalagi dibuat-buat supaya menarik perhatian. Namun cipta kondisi tersebut malah sebaliknya memang sengaja ia buat. Rencananya sederhana; tak boleh satupun dari Ibdis Maw, robot, atau makhluk alien manapun, bahkan tembok baja sekalipun di Bracca tahu bahwa dirinya adalah anak muda yang spesial. Cal memang menyangkal bahwa dirinya spesial, namun ia selalu yakin bahwa dirinya masihlah seorang Jedi Padawan. Sebuah gelar yang tidak biasa; Jika Cal sembarangan memberitahu soal itu, maka hal terburuknya adalah dapat menimbulkan kemurkaan dahsyat yang datang dari seberang planet sana.

Meski masih muda, Cal tidak sembarangan membina hidupnya. Sedari kecil ia telah berlatih keras di bawah bimbingan ksatria Jedi yang sangat hebat dan tangguh milik Republik; Master Jaro Tapal, humanoid ras Lasat. Alhasil, proses perpeloncoan Cal muda sangat berhasil. Tidak lama berselang, Jaro Tapal telah tiada. Tak akan pernah hilang memori antara murid dan guru karena kedunya terkoneksi dengan kuat berlandaskan pada Force.

Kita tengok kembali ke Bracca, planet yang penuh dengan rongsokan kapal pasca perang Clone Wars. Di sana itu sumber penyambung kehidupan para ras alien atau siapapun yang percaya bahwa hidupnya bakal mentok sampai di sana saja; tidak kaya-kaya, tidak ada hal yang menarik. Satu-satunya teman dekat Cal, Prauf makhluk Ibdis Maw, hanya tahu bahwa Cal hanyalah pengepul rongsokan besi dan baja di Bracca. Lagipula, siapa sih yang akan menyangka seorang Jedi masih hidup dan mengumpat di sana bertahun-tahun? Menyembunyikan jati dirinya dalam usahanya melupakan tragedi masa lalu adalah pekerjaan yang berat, bung. Untungnya Prauf merupakan teman Cal yang baik.

Pada malam itu Cal diperintah mengerjakan tugas tambahan, tentu saja dengan bayaran tambahan, untuk melakukan sesuatu pada mesin yang macet di atap sana. Cal pun berjalan menelusuri sejumlah area kapal yang cukup berbahaya medannya. Memanjat di sana sini, meluncur dengan cepat di atas lempengan diagnonal layaknya saat sedang duduk di kursi rollercoaster. Bekerja dengan Prauf jauh lebih mudah, ketimbang sendirian. Sesaat tugas selesai, lempengan besar yang berada di bawah kaki Cal dan Prauf hampir-hampir rubuh yang mengakibatkan mereka meluncur dengan cepat. Keduanya hampir-hampir mati konyol karena akan terjun bebas dan menjadi mangsa makhluk raksasa aneh, yang memiliki semacam tentakel, bernaung di tanah kotor Brocca.

Kaki Cal tersangkut di kabel-kabel. Semuanya terlihat terbalik. Prauf juga sama, ia hampir mati namun berhasil selamat. Cal tidak menyangka saat itulah momennya, setelah bertahun-tahun, akhirnya ia terpaksa menggunakan Force miliknya untuk menyelamatkan Prauf. Waktu dihentikan dan nasib Prauf baik-baik saja meski tubuhnya tertiban besi rongsokan.

Cal bingung menjelaskan apa-apa yang telah Prauf lihat. Identitas Cal terkuak meski ia tetap berusaha tenang menikmati masalah itu. Teman baiknya tidak percaya bahwa Cal adalah seorang Jedi, tapi seharusnya ia senang tidak jadi mati.

Pasca insiden kecil tersebut, Cal dan Prauf pun memutuskan kembali dan sedang dalam perjalanan pulang menggunakan sebuah kereta panjang. Prauf, sebagai teman yang baik, menyarankan Cal untuk pergi. Cal paham betul itu adalah saran agar ia kembali menghilang. Prauf pun beranjak pergi dan Cal tertidur.

Master Jaro Tapal.

Cal bermimpi bertemu dengan Jaro Tapal. Pesan singkat penuh samar “Trust only in Force.” Membangunkan Cal dari mimpi yang terasa nyata. Kekuatan Force milik Cal seolah memancarkan medan magnet yang kuat bagi kutub yang berlawanan, bagi dia yang memburu para Jedi dari Kekaisaran Empire. Dengan secepat kilat, mereka mendatangi sumber kekuatan tersebut dan melakukan inspeksi terhadap kereta yang ditumpangi Cal dan Prauf layaknya budak-budak kasar yang akan menerima hukuman.

Dua orang berjubah hitam dengan garis merah menyala pada penutup wajahnya turun dari pesawat. Aura mereka seolah membuat langit semakin gelap gulita. Lengkah mereka tegas seolah menunjukkan bahwa kebengisan sudah mengalir deras di darah merek sejak mereka dilahirkan. Kedua orang tersebut dikenal dengan Saudari Kedua dan Kesembilan. Mereka ditugaskan untuk memburu Padawan sampai habis. Suaranya dari balik helm hitamnya mencerminkan bahwa mereka adalah wanita tangguh namun terlahir dari neraka.

Prauf yang malang.

Singkat cerita, Prauf menjadi korban karena insiden Force tersebut. Ia dibunuh oleh Saudari Kedua meski akhirnya Cal berhasil selamat melarikan diri dari sana. Cal mulai melakukan pelarian besar-besaran untuk kedua kalinya. Ia melintasi gerbong-gerbong kereta besar, menebas para Stormtropper yang menghalanginya. Sebagian gerbong kereta telah hancur ditembak oleh pesawat musuh. Di ujung teror tersebut, dua orang asing muncul entah dari mana, melesat dengan cepat menggunakan pesawat Mantis. Mereka datang untuk membantu Cal di saat-saat genting.

Sebelum berhasil menaiki pesawat, Cal harus berhadapan dengan Saudari Kedua yang jahat tersebut. Pertarungan itu boleh dikatakan cukup seimbang, namun dengan cepat diinterupsi oleh kapal Mantis. Meski pesawat mereka hampir jatuh akibar Force gelap milik Saudari Kedua, mereka pun bisa mengatasinya dan berhasil kabur meninggalkan Saudari Kedua yang hilang begitu saja.

Kaki Cal Kestis masih bisa berdiri tegap, tetapi tidak bisa dipungkiri ekspresi kebingungan dan syok bak disambar petir ditampakkannya. Tatapan mata Cal terlihat menerawang jauh ke dalam pikirannya atas malapetaka yang barusan terjadi; Prauf mati, ia pasti merasa bersalah, dan ia pun hampir mati untuk kedua kalinya lagi. Makhluk kerdil tua dan aneh yang duduk di kokpit pilot langsung membalikkan tubuhnya dari kursi pilot kemudian mengingatkan Cal untuk segera mematikan lightsaber miliknya yang masih menyala di tangan.

Mungkin Cal butuh waktu istirahat untuk beberapa saat, namun tidak boleh terlalu lama. Dia mungkin berfikir tentang teror apa lagi setelah ini nanti. Setelah berkeliling di area pesawat sebentar, Cal mulai membuka pembicaraan. Ia bertanya tentang siapa mereka sebenarnya.

Sang wanita yang duluan memperkenalkan diri, adalah Cere Junda. Wajahnya nampak familiar tetapi entah pernah bertemu di mana. Kemudian, makhluk kerdil itu adalah Greez, dia adalah kapten pesawat Mantis namun mengakui bahwa Cere lebih tinggi pangkatnya dari dia.

Cere memperhatikan Cal memancarkan gema samar-samar saat menyentuh sebuah gitar yang desainnya sangat kuno namun eksentrik, tergeletak di ruang tengah kapal. Ia memberitahu Cal bahwa dirinya memiliki kemampuan khas yang kebanyakan tidak dimiliki Jedi Padawan lain; indra gema, di mana sang pemilik dianugerahi dapat mendengar bisikan-bisikan dari masa lalu yang berkaitan dengan obyek tersebut.

Kali ini Cere Junda yang bertukar rahasia kepada Cal, dikatakannya bahwa ia tidak sendirian, karena wanita paruh baya tersebut dulunya adalah Jedi juga. Meski tidak memiliki pengalaman hidup yang sama dengan Cal, Cere tetap menyimpan sebuah rahasia masa lalu yang lama kelamaan mungkin akan ia ungkap.

Cal Kestis menyimak dengan seksama dan cukup kaget ketika diberitahu bahwa Ordo Jedi telah hancur dan atas nama kegentingan itu harus dibangun ulang, secepat mungkin. Cere sendiri tidak yakin apakah Cal Kestis mampu mewujudkan hal tersebut, tetapi dia tidak memiliki opsi lain. Begitu pula Cal, mempercayai orang asing dalam waktu singkat adalah tindakan bodoh dan berbahaya, tetapi apa pula yang bisa ia lakukan? Setelah berdiskusi panjang lebar, petualangan baru mereka pun akhirnya resmi diputuskan. Sebuah tujuan telah ditetapkan dan Planet Bogano adalah lokasi kejutan selanjutnya.


Exit mobile version