Game dengan tema Zombie memiliki berjibun sejarah manis di hadapan para gamer. Mulai populer dari Resident Evil, Left 4 Dead, hingga The Last of Us, game-game seperti ini memang seolah tidak akan pernah ada matinya.
Di lain sisi, kini kita juga tengah menikmati pesatnya masa perkembangan dunia industri game. Keberadaannya sendiri tidak hanya dihiasi oleh para developer-developer yang biasa dimodali secara besar saja. Siapapun pribadi yang dibekali dengan imajinasi, kemampuan dan kreativitas yang memadai pun juga punya kesempatan yang sama untuk ikut meramaikan. Salah satunya, termasuk dari seorang kreator yang bernama Chen Jiacheng.
Developer solo asal Tiongkok ini baru saja merilis satu game dengan tema zombie yang berjudul Deathly Stillness. Bila kamu mengunjungi laman gamenya di Steam, game third-person shooter ini sekilas bukanlah game yang nampak dibuat secara sembarangan. Menghadirkan kualitas visual serta gameplay yang agaknya serupa dengan game zombie populer buatan developer AAA, nyatanya ini adalah game yang dapat kamu mainkan secara cuma-cuma atau gratis dan bahkan offline.
Meski begitu, Deathly Stillness sendiri tetap masih terlampau prematur untuk disandingkan dengan game-game bertema zombie apocalypse yang sudah ada. Karena game ini dibuat tanpa dasar fondasi cerita dan gameplay yang lebih mendalam.
Isinya pun hanya menghadirkan sebuah misi simpel untuk menumpas semua zombie di dalam suatu area map yang terbuka (total ada 2 jenis map). Sama sekali tidak ada semacam hal-hal yang berbau sinematik ataupun narasi. Tapi di sini kamu bisa mengkustomisasi penampilan karakter, beserta memilih tantangan difficulty yang ingin dimainkan. Lalu tak ketinggalan, game ini punya aspek gameplay menembak yang solid dengan formula penjelajahan yang cukup bebas.
Gamenya Sempat Dibuat dalam Waktu 30 Menit ?
Dalam info yang diungkap di laman Steamnya, game ini adalah game yang awalnya dibuat untuk sebuah event tantangan di website bilibili dalam membuat sebuah game dalam waktu 30 menit. Di mana, Deathly Stillness kebetulan termasuk game yang gagal dalam memenuhi tantangan. Meski gagal, sang developer tetap ingin coba menyelesaikan pengembangan game ini dalam waktu 3 hari untuk dijadikan sebagai layaknya contoh “game pengajaran” dan bisa bebas dicoba oleh publik.
Alhasil melalui berbagai feedback, Chen Jiacheng menyempurnakan kembali pengembangan gamenya itu selama 10 hari lagi, dengan tambahan ekstra 3 hari untuk memperbaiki bug demi bisa merilisnya di Steam. Secara total, Jiacheng harus merogok kocek sebesar 8000 Yuan (Sekitar 17,6 Juta Rupiah) untuk memproduksi game Deathly Stillness. Jumlah biaya itu sudah mencakup biaya resources asset yang telah dibeli, server, serta biaya perizinan agar game yang pada akhirnya dibuat selama 17 hari ini dibolehkan rilis di platform kepunyaan Valve tersebut.
Chen sendiri sadar bila game ini lebih terkesan mirip seperti layaknya tech demo. Sehingga ia dari awal memang berniat untuk menawarkan Deathly Stillness sebagai game yang bisa dimainkan gratis oleh banyak khalayak. Meski begitu, ia tetap berkomitmen untuk mau bersedia memberikan game ini sebuah update bergantung dari seberapa banyaknya ekspektasi pemain.
Sudah hadir di Steam sejak tanggal 5 September kemarin, game Deathly Stillness mendapatkan review yang sangatlah tergolong positif (“Very Positive”) dari ribuan pemain. Tentu saja, banyak dari mereka sangat merekomendasikan game ini bukan hanya karena aksesbilitasnya yang gratis semata, tetapi juga dari kematangan gameplay utama dan penataan visualnya yang memang layak untuk diacungi jempol.
Baca pula informasi-informasi menarik lain seputar dunia video game dari saya, Ido Limando. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.