Gagalnya sebuah game bertipe live service sepertinya masih menjadi hal yang mungkin terjadi saat ini. Ketika sudah banyak sekali game sejenis yang hadir, bukan tidak mungkin akan ada berbagai judul yang gagal melejit di pasaran.
Di spektrum yang berbeda, game single player sepertinya sudah mulai jarang dilirik oleh para developer besar. Publisher yang kian berbondong lebih condong ke game as a service sepertinya harus menerima pukulan keras kalau gamer sejatinya masih banyak yang menyukai game single player.
Lebih dari 50% Gamer Memilih Game Single Player Dibanding Online Maupun Coop
Menurut laporan dari Midia Research, membuktikan kalau lebih banyak gamer yang prefer ke game single player dibandingkan game as a service. Ada sekitar 53% dari 9000 responden dari berbagai rentang umur dan negara yang memilih tipe single player.
Melihat belakangan ini banyaknya game seperti Black Myth Wukong, Elden Ring, ataupun game Zelda terbaru yang sukses, rasanya masuk di logika kalau gamer memang masih lebih prefer dengan game berjenis single player.
Bagian yang menariknya adalah dengan semakin belia umur gamer saat ini, akan lebih condong ke game berjenis Online PVP dan Co-op seperti yang terjadi pada usia 16-19 tahun dan 20-24 tahun.
Sulit bagi Game Live Service untuk Sukses
Dengan semakin menjamurnya game live service saat ini, rasanya semakin sulit untuk game dengan tipe seperti itu bisa berkembang menjadi sebuah nama yang besar.
Sebuah judul harus bisa unik dari yang sudah ada. Jika tidak, mungkin game seperti itu akan berangsur atau bahkan tiba-tiba sepi seperti yang terjadi pada Concord baru-baru ini.
Kalau menurut kamu, apakah lebih prefer game live service, atau single player? Coba beri pendapat kamu ya brott.
Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.