Seiring berjalannya waktu, kancah online gaming semakin melebar dan semakin banyak peminatnya, hingga membentuk komunitas yang tak pandang usia, kelas, bahkan gender sekalipun. Namun, gamer wanita bisa dibilang kerap menjadi sasaran perlakuan tidak menyenangkan saat bermain game online.
Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Sky tentang kekerasan dalam komunitas online gaming yang mana melibatkan sekitar 4.000 orang gamer wanita dengan rentang usia 18-24 tahun. Sebagian besar dari mereka mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan; mulai dari godaan berlebihan sampai ancaman verbal.
Banyak Gamer Wanita Merasa Terancam dan Takut Saat Bermain Game Online
Dalam riset tersebut, ditemukan bahwa 25% gamer wanita merasa tertekan, 40% mengatakan merasa terancam karena kekerasan online, dan 27% lainnya mengaku khawatir akan menganggu kehidupan dunia nyata. Setidaknya 1 dari 10 wanita dilaporkan merasa ingin bunuh diri karena cyber bullying ini.
Riset ini juga mengungkapkan bentuk – bentuk cyber bullying yang mereka terima. Salah satu narasumber bernama Renata Miranda Antelo membagikan pengalaman serta kekhawatirannya selama bermain game online.
“Menurutku, salah satu yang paling menganggu adalah ketika mereka menanyakan dimana aku tinggal, darimana asalku, apa Instagramku, berapa usiaku, dan apakah aku mau mengunjungi mereka,” ungkapnya.
“Awalnya aku tidak mau menjawab. Tapi, mereka terus meminta sampai akhirnya mereka mulai mengumpat dan mengatakan kata – kata kasar karena tidak mendapatkan jawaban atau reaksi yang mereka mau,”
Steffy Evans adalah seorang streamer yang memanfaatkan media TikTok untuk bagikan pengalamannya menghadapi para misogini. Misogini sendiri merupakan istilah untuk mereka yang membenci atau tidak suka terhadap wanita dan/atau anak perempuan.
Ia mengunggah momen-momen dimana ada seorang pria yang mengumpat dan mengancamnya saat bermain game Call of Duty. Dia berharap bisa membantu orang lain dengan mempublikasikan realita yang kerap dihadapi seorang wanita selama bermain game.
“Aku lakukan semua ini untuk meningkatkan rasa percaya diri para wanita untuk tetap menyalakan mic bahkan melawan orang – orang seperti ini,” ucapnya pada Sky News.
Guild, Tim Esport David Beckham, juga tak menutup mata soal ini. Mereka luncurkan kampanye yang menyoroti pelecehan terhadap gamer wanita di platform gaming. Jasmine Skee selaku CEO Guild Esport mengatakan bahwa kejadian ini diibaratkan seperti seorang wasit yang meniup peluit dan meminta seorang pemain keluar dari lapangan selama pertandingan.
“Kita tidak bisa memastikan bahwa kejadian ini pasti akan terus bertambah dan para wanita terus mengalami hal ini. Semua ini menyangkut pada kesehatan mental mereka dan memastikan bahwa para wanita juga bisa menikmati hal yang mereka sukai dengan aman dan tentram,“
Bagaimana menurut kalian, brott? Terlepas dari gender atau apapun, cyber bullying bukanlah hal keren! Semoga kita bisa menjadi pribadi yang dapat menciptakan lingkungan gaming sehat dan aman untuk semua orang, ya!
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Berita Game atau artikel lainnya dari Sofie Diana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com