6 tahun tentu bukan waktu yang singkat bagi para penggemar God Eater sejak perilisan seri keduanya di tahun 2013 dan versi lengkap dan revisi di tahun 2015 kemarin. Bandai Namco dan tim internalnya tak berhenti bekerja keras hadirkan banyak perubahan di setiap serinya. Puncaknya berbuah cukup manis di seri ketiganya tahun ini. Meski saya lama tak memainkannya sejak menamatkan seri keduanya, namun hal tersebut tak buat saya lupa akan aspek-aspek penting yang diubah oleh developer asal Jepang tersebut di seri ketiganya.
Daftar isi
Adaptive God Eater
Gamenya menceritakan sebuah oracle cell yang tiba-tiba saja muncul dan menghancurkan segalanya, menciptakan Aragami baru bernama Adaptive Aragami yang tak bisa dibunuh dengan senjata biasa. Untuk mengatasinya, umat manusia yang tersisa menciptakan God Eater baru bernama Adaptive God Eater atau AGE. Kamu akan berperan sebagai AGE yang dikurung di salah satu kamp pengungsian bernama port Pennywort bersama teman baikmu, Hugo.
Awalnya, kamu dan Hugo akan ditugaskan untuk memusnahkan Aragami yang berkeliaran, sampai akhirnya bertemu Aragami jenis baru yang lebih kuat bernama Ashborn. Di sepanjang perjalanan, kamu akan menjumpai beberapa intrik dan drama untuk menguak misteri Ashborn, kehancuran Fenrir, dan Oracle Cell yang menyebabkan kekacauan tersebut.
Skill Baru, Burst Arts
God Eater 3 miliki gameplay yang kurang lebih sama dengan seri terdahulunya, namun dengan cukup banyak perubahan. Jika sebelumnya kamu akan menggunakan Blood Power untuk menjadi skill khusus, maka di seri ini kamu akan menggunakan Burst Arts. Ia terbagi menjadi tiga tipe: Ground, Jump, dan Step yang masing-masing miliki style dan combonya yang unik.
Burst Arts tersedia di setiap senjata, baik sword hingga senjata baru dual blade bernama biting edge. Skill ini akan bisa digunakan jika kamu telah memasuki burst mode setelah melakukan devour Aragami dan menyerangnya sesuai combo yang disediakan. Ia miliki level maksimal 5 dan bisa kamu tingkatkan dengan menggunakannya sesering mungkin saat misi berlangsung. Jadi, jika kamu lebih sering menggunakan Ground attack saat misi, maka kamu hanya akan mendapatkan EXP Ground saja dan seterusnya.
Burst Arts juga bisa dikombinasikan dengan Burst Effects yang akan terbuka setiap kali kamu meningkatkan skillnya. Burst Effects akan bisa memberimu damage tambahan di setiap akhir combonya. Ia miliki banyak tipe efek yang berbeda di setiap senjata.
Mekanisme Ability Praktis Lengkap
Selain Burst Arts, terdapat banyak mekanisme yang ditambahkan dalam gamenya, mulai dari Dive, Air Devour, hingga Acceleration Trigger. Dive akan berikanmu opsi praktis untuk melakukan dash dan langsung melompat menuju arah musuhmu dengan sangat cepat. Ia juga bisa digunakan untuk mengejar Aragami yang kabur saat kondisi HP-nya mulai menipis. Namun perlu diingat, ia akan menggunakan stamina yang sangat tinggi, jadi kamu harus berhati-hati dalam menggunakannya.
Sementara, Air Devour-nya jadikan burst-mode menjadi lebih cepat dan praktis. Kamu tak perlu menunggu Aragami tipe udara untuk jatuh dan turun dulu sebelum akhirnya bisa menggunakan devour. Yang perlu kamu lakukan hanyalah melompat dan tekan tombol devour, maka kamu akan lakukan quick devour yang akan percepat burst mode-mu tanpa banyak menunggu.
Engage merupakan salah satu fitur yang akan membantumu dalam pertempuran. Kamu bisa mendapatkan efek tambahan dari karakter lain dan karaktermu saat mengaktifkannya. Mulai dari efek penambahan defense sebesar 15%, hingga devour attack yang bisa ditingkatkan hingga lebih dari 10%. Kamu hanya perlu berdekatan dengan karakter lain saat bertempur untuk mengisi meteran Engage sampai akhirnya penuh untuk menggunakannya. Semua setting engage bisa kamu atur melalui terminal.
Selanjutnya adalah Acceleration Trigger yang simplenya adalah temporary buff yang akan berikanmu buff sementara. Seperti menambah serangan melee selama beberapa detik, atau menambah burst-mode sementara. Ia ditandai dengan segitiga biru kecil di bagian bawah tengah layar, dan hanya akan bisa kamu gunakan apabila memenuhi syarat tertentu, misalnya melakukan devour selama 5 kali, atau tiga kali membatalkan bond Aragami. Acceleration Trigger tak hanya berlaku padamu, namun juga rekan satu tim-mu. Efeknya berbeda di setiap karakter.
Kustomisasi yang Kompleks, Namun Membantu
Praktis dan membantu, itulah yang menjadi gambaran utama kustomisasinya. Tak hanya karakter, rupanya Bandai Namco sengaja membuat kustomisasi equipment lebih kompleks dari biasanya. Kamu bisa membuat, upgrade, hingga memasang skill untuk senjatamu.
Setiap senjata akan miliki skill yang bisa didapatkan melalui item bernama Abandoned God Arc, setiap skill miliki levelnya masing-masing dan akan berimu berbagai keuntungan. Misalnya saja penambahan drop rate item, hingga melihat status musuh. Tentunya hal ini hanya akan bisa dilakukan bila memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh skillnya. Menambahkan Abandoned God Arc di slot yang telah miliki skill akan menghapus skill yang telah terpasang. Sementara, kamu bisa mengubah skill yang tak diinginkan menggunakan skill rebuilding dengan menggabungkan tiga Abandoned God Arc.
Kamu juga akan bisa memasang Burst Control Unit untuk karaktermu. Ia akan berimu keuntungan seperti recovery stamina lebih cepat, penambahan kecepatan lari, hingga anti-debuff.
Aragami Ashborn yang Menantang, Namun Balance
Terdapat total lebih dari 50 misi baik dari cerita utama, maupun side-mission. Setiap misi hadirkan beberapa Aragami lawas dan baru yakni Adaptive Aragami. Ashborn Aragami yang lebih besar juga akan hadir sebagai momok yang menyeramkan bagimu. Tak hanya besar dan kuat, sama seperti God Eater lain, Ashborn bisa melakukan devour yang akan buatmu pingsan selama beberapa detik dan buatnya memasuki Burst Mode.
Burst Mode Ashborn Aragami akan miliki kekuatan yang jauh lebih kuat dibandingkan Aragami biasa. Pattern serangannya juga berubah seiring kekuatan baru yang ia dapatkan. Buatmu harus memperhatikan dan mengatur strategi untuk mengalahkannya. Meskipun sangat kuat, namun musuh baru yang satu ini bisa dibilang balance dan tak terlalu sulit untuk diatasi apabila kamu sudah tahu patternnya.
Di setiap akhir misi, kamu akan mendapatkan DP dan AP untuk meningkatkan ability rekan-rekanmu.
Allies Ability Jadi Opsi Mudah
Selain kustomisasi equipment dan abilitymu, allies ability mungkinkanmu untuk membantumu saat battle. Setiap karakter seperti Hugo, Zeke, dan Claire akan bisa kamu set abilitynya untuk mempermudahmu mengalahkan musuh-musuhmu. Terdapat banyak variasi ability di setiap karakter, terkadang akan menemukan bahwa ia hanya bisa mempelajari skill hingga level 3 sementara karakter lain bisa mempelajari skill yang sama hingga level 5 dan seterusnya.
Ability ini akan bisa ditingkatkan dengan menggunakan DP dan AP, semakin tinggi levelnya, maka kamu akan membutuhkan DP dan AP yang semakin tinggi pula. Kamu hanya akan bisa memasang empat ability saja untuk setiap karakter, jadi, gunakanlah dengan bijak.
Penggambaran Visual dan Animasi yang Memanjakan Mata
Meski sekilas terlihat sama saja dengan seri sebelumnya, namun tampilan visual gamenya mengalami banyak sekali peningkatan, terutama di sisi tekstur modelnya. Misalnya saja tekstur Aragami lawas dan baru, baju, stocking, dan senjata dibuat sangat detil. Tone dan saturasi warna juga dibuat dengan sedikit lebih baik.
Animasinya yang lebih baik dan halus juga begitu memanjakan mata. Ia terkesan seolah kamu memainkan tokoh anime action yang sedang berusaha berjuang mengalahkan musuh. Di pertengahan cerita kamu juga akan diberikan animasi ala anime Jepang yang cukup keren, lengkap dengan cutscene pertempuran 3D-nya.
Kisah Perjuangan Capai Kebebasan
Game ini memiliki ceritanya sendiri dan tak melanjutkan seri keduanya. Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, kamu merupakan seorang tahanan yang dikurung di port Pennywort. Perjuanganmu mendapatkan kebebasan hingga akhirnya bertemu dengan rekan-rekanmu diceritakan dengan cukup baik. Kamu akan melihat kisah perjuangan heroik, persahabatan, keluarga, kesetiaan, penghianatan, dan cinta yang terus disajikan di sepanjang permainan. Terkadang plot twistnya juga hadir di luar dugaan, buat saya yang mencoba menerkanya sedikit kaget namun tetap enjoy menikmatinya.
Fanservice yang Menyegarkan
Selain cerita yang penuh dengan kisah heroik dan persahabatan, Bandai Namco juga hadirkan beberapa fanservice untuk mencairkan suasana. Terlebih banyak sekali karakter perempuan yang mungkin akan memanjakan sebagian pecinta anime yang miliki waifu. Terkadang ia ditampilkan dari sudut kamera yang cukup berbahaya, hingga dengan terang-terangan lakukan zoom di bagian tertentu yang mungkin kamu sendiri sudah mengetahuinya.
Desain Suara dan Musik Penuh Nuansa Heroik
Suaranya kurang lebih sama dengan seri terdahulunya namun dengan peningkatan di berbagai sisi. Jujur, saya tidak begitu ahli untuk mengkritik suara, jadi saya tidak bisa berkata banyak. Namun saya sangat menikmati musiknya yang didesain dengan sangat baik. Berikan nuansa heroik penuh arti saat memainkannya.
Musik opening God Eater 3
Sama seperti Ace Combat 7 yang saya review kemarin, saya belum bisa menikmati multiplayer 8-playernya karena gamenya belum dirilis sama sekali saat saya melakukan review. Namun kemungkinan ia akan menjadi lebih seru dan mudah jika dibandingkan bermain bersama NPC.
Seri Lanjutan yang Terasa Kurang
Meski miliki banyak keunggulan dan penambahan fitur, namun banyak sekali yang saya keluhkan di game ini. Salah satunya adalah pilihan kostum yang miliki desain yang kurang inspiratif. Jujur, saya lebih suka menggunakan kostum pertama dibanding kostum crafting yang disajikan setelahnya. Terasa hanya mengimpor aset dari seri lama tanpa berikan desain yang lebih inspiratif.
Character creationnya juga miliki opsi yang sangat minim, jika seri sebelumnya ia miliki model rambut yang lebih banyak yakni sekitar 32, di seri ketiga kamu hanya akan diberikan 10 saja. Mereka hanya berikan perubahan di penyajian warna rambutnya saja. Suatu hal yang sangat aneh untuk sekuel yang seharusnya lebih baik. Alangkah lebih baik apabila ia juga hadirkan opsi ukuran karakter, sehingga player bisa berkreasi untuk membentuk karakter yang disukai.
Minimnya cerita personal yang lebih detil juga menjadi salah satu nilai minus yang ada dalam gamenya. Kamu tak lagi dihadapkan dengan kisah per-karakter dengan latar belakangnya yang lengkap, melainkan kisah sekilas hanya dengan teks narasi penjelasan saja tanpa ada animasi, sinematik, atau gambar yang muncul di layar saat kamu berbicara dengannya. Hanya beberapa cutscene yang dianggap keren saja seperti cutscene pertempuran.
Meskipun saya cukup senang karena tak perlu lakukan grinding lagi untuk meningkatkan senjata karakter NPC. Namun di sisi lain saya juga kecewa karena mereka tak bisa dikustomisasi sesuka hati, baik baju maupun senjatanya. Sudah seharusnya Bandai Namco berikan opsi ini untuk seri teranyarnya atau memasukkan keduanya. Jadi, player yang tak ingin kesulitan memilih senjata yang cocok bisa memilih setting default, sementara mereka yang ingin permainan lebih menantang bisa mengubahnya.
Kesimpulan
God Eater 3 sekilas memang tak miliki banyak perubahan signifikan dari segi visual. Namun Bandai Namco berhasil memoles gameplaynya dengan sangat baik, Dive system dan Aerial devour yang praktis tak hanya menambah keseruan permainan, melainkan semakin mempercepatmu untuk memburu para Aragami. Pertempuran yang simple dan Ashborn Aragami yang menantang buatmu harus berpikir dua kali sebelum menerjangnya.
Fokus mereka dalam gameplay membuat minimnya God Eater 3 dari sisi cerita. Terlebih absennya cerita personal mendalam antar karakter. Minimnya kostum dan opsi character creation membuatnya seolah dikerjakan secara terburu-buru dan terlalu fokus pada satu aspek saja. Meskipun cukup minim, namun sudah sewajarnya Bandai Namco memperhatikannya, terlebih untuk game yang mereka sebut sebagai sekuel. Namun di luar itu, gamenya sangat enjoyable dan menyenangkan.
Saya kurang menyarankan game ini jika kamu memainkannya hanya untuk menikmati ceritanya secara mendalam. Namun, saya sangat merekomendasikan game ini apabila kamu ingin merasakan sensasi gameplay dan tantangan baru dari seri God Eater.