Kiprah Google dalam dunia AI processing sudah tidak perlu lagi diragukan. Apalagi semenjak hadirnya Google Pixel 6 yang membawa fitur Magic Eraser dan disusul oleh Photo Unblur tahun lalu. Menggunakan kekuatan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, Google memberikan praktikalitas dalam menghilangkan objek dari gambar tanpa membutuhkan skill mengolah gambar sekalipun.
Teknologi AI seperti ini memang menjadi daya jual Google. Berbeda dengan brand produsen Android pada umumnya. Fitur-fitur AI seperti ini memang menjadi fokus utama Google dalam menciptakan pengalaman menggunakan ponsel pintar secara unik.
Product Manager Google Tertarik Ciptakan Google Magic Eraser Versi Video
Tidak pula bisa dipandang sebelah mata, kekuatan AI seperti Magic Eraser dan Photo Unblur ini cukup mencengangkan dan banyak tech reviewer maupun orang awam yang sudah mencobanya. Nyatanya, fitur ini sangat bisa diandalkan sesuai intensi dari Googlenya. Namun, pihak Alphabet sepertinya tidak hanya berhenti di media foto saja.
Senior Product Manager dari Google, Zachary Senzer dalam podcast Made by Google baru-baru ini mengumumkan mereka tertarik untuk menciptakan versi video dari Magic Eraser. Menurutnya mereka sampai saat ini memang masih fokus pada penyempurnaan versi foto. Tetapi tidak menutup kemungkinan bila versi video bisa hadir kedepannya.
Zachary juga menambahkan jika untuk saat ini konten berbasis video lebih banyak dari konten foto. Sehingga banyak potensi di bidang ini untuk merevolusi apa yang bisa orang lakukan pada video mereka.
Keseimbangan Antara Hardware dan Software Google
Alasan mereka belum bisa melakukan Video Magic Eraser di Android sebenarnya cukup jelas. Dalam sebuah gambar, processing untuk menghapus objek dari sebuah foto saja sudah cukup berat untuk dilakukan. Sebuah video sendiri lebih kurangnya berisikan 30 frame atau gambar per detik. Otomatis kemampuan processing ini harus 30 kali lipat lebih besar yang berarti cukup susah untuk dilakukan.
Google sendiri menggunakan chipset buatan mereka sendiri yaitu Google Tensor pada ponsel pintar mereka sejak hadirnya Google Pixel 6. Walau secara performa gaming sehari-hari tidak sebaik chipset buatan Qualcomm, Google setidaknya paham pasar yang mereka sasar bukanlah yang sangat peduli pada spesifikasi dan raw power, melainkan software yang sudah mereka bangun sejak lama ini.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.