Six Days in Fallujah sebelumnya pernah dibatalkan oleh Konami pada tahun 2010 karena terus menuai kontroversi selama pengembangan game. 10 tahun kemudian, game ini diumumkan kembali dan kali ini digarap ulang oleh Highwire Games, meskipun sudah selang 16 tahun lebih dari peristiwa perang, tak berarti konflik tersebut wajar untuk diangkat sebagai media hiburan.
Council on American-Islamic Relations atau CAIR, badan hak dan advokasi Muslim Amerika Serikat, meminta Valve, Microsoft, dan Sony untuk menolak distribusi perilisan Six Days in Fallujah karena game dianggap mengagungkan kekerasan terhadap kaum Muslim dan juga perang yang terjadi di Iraq tersebut.
“Kami meminta Microsoft, Sony dan Valve untuk melarang platform mereka menjadi tuan rumah Six Days in Fallujah, sebuah simulator pembunuhan orang Arab yang hanya mencoba menormalkan kekerasan terhadap kaum muslim di Amerika dan juga seluruh dunia,” tulis koordinator CAIR Huzaifa Shahbaz lewat website resmi.
“Industri video game harus berhenti merendahkan kaum Muslim. Video game seperti Six Days in Fallujah hanya berfungsi untuk mengagungkan kekerasan yang merenggut ratusan nyawa masyarakat Irak, membenarkan perang Irak, dan memperkuat sentimen anti-Muslim di saat kefanatikan anti-Muslim terus mengancam kehidupan manusia,” tambahnya.
Highwire Games, studio yang berisikan mantan developer dari Bungie ini, menyebutkan bahwa game yang mereka garap ialah game yang serius dalam menceritakan tragedi yang terjadi selama perang Fallujah. Namun banyak orang yang menganggap game tersebut sebagai game yang lagi-lagi pro-Amerika dan menggambarkan mereka sebagai pahlawan dalam cerita. Daniel Ahmad, salah satu analis andal di industri gaming menyebut game ini sebagai “upaya dangkal dalam menjelaskan perang Irak ilegal” dan juga sebagai promosi rekrutmen militer melihat Amerika Serikat sedang mengalami krisis tentara generasi baru.
I couldn't possibly guess why Six Days in Fallujah is being revived at a time when US army recruitment is at an all time low.
This reboot is from the same people that worked with the FBI and CIA on training systems and is basing its game on excusing US war crimes. pic.twitter.com/5H8vVqKh9s
— Daniel Ahmad (@ZhugeEX) February 11, 2021
Six Days in Fallujah direncanakan rilis tahun ini meski belum diumumkan tanggal rilis pasti. Game ini telah muncul di halaman Steam, namun kita lihat saja apakah gerakan semacam ini mampu membuat game tersebut dibatalkan untuk yang kedua kalinya.