Guru Teater ini Gabungkan Video Game dan Drama ke Dalam Panggung Pertunjukan

fhfyh

“Video game bukanlah karya seni, ia hanyalah hiburan interaktif” Mungkin pernyataan ini terasa umum dalam realita pandangan masyarakat awam terhadap video game. Namun, siapa yang menyangka bahwa ada orang yang akan membawa game menjadi karya seni dalam bentuk yang mungkin tidak banyak dipikirkan sebelumnya. Karena seorang guru teater asal Amerika bernama Eddie Kim mengkombinasikan video game ke dalam sebuah pertunjukkan drama.

Menggabungkan game dan drama, bagaimana jadinya?

Secara sekilas hal tersebut mungkin akan mengingatkanmu dengan video machinima atau SFM yang sudah banyak diunggah. Namun dalam pertunjukkan milik Eddie Kim yang bernama EK Theatre ini video game tidak dikondisikan secara penuh seperti dalam video machinima dimana ia tampil layaknya sebuah film animasi yang seluruh hal mulai dari latar hingga interaksi yang terjadi telah diatur sebelumnya, melainkan dimainkan secara live layaknya sebuah panggung boneka.

 

Pertunjukkan yang disebut “video game puppetry” tersebut diinisiasi oleh Kim pada 2007 ketika ia diundang ke dalam sebuah acara pertunjukkan mini dimana ia harus menampilkan sebuah drama berdurasi dalam area selebar 2 meter persegi saja. Dari keterbatasan itulah ia akhirnya mendapatkan inspirasi dari apa yang ia sebut “video game puppetry” tadi. Ia tersadar bahwa dengan menggunakan media video game ia bisa menunjukkan seluruh dunia yang ia inginkan meskipun dengan tempat yang terbatas. Ia pun menggunakan banyak variasi game mulai dari World of Warcraft, Garry’s Mod, hingga Call of Duty, Assassin’s Creed dan The Last of Us sebagai ‘boneka’-nya.

Arno, is that you?

Pada awalnya Kim mencoba ide ini bersama dua muridnya dan memainkan drama pendek dengan menggunakan media game World of Warcraft yang ditampilkan ke proyektor. Hingga akhirnya kini ia memiliki banyak murid yang ikut serta dalam tiap pertunjukkannya. Dimana minimal ada 6 pemain/aktor yang akan memainkan karakter dalam game sesuai dengan apa yang dikisahkan dalam drama tersebut. Kim sendiri merupakan gamer, dan ia pun menyebutkan bahwa hampir seluruh muridnya adalah gamer juga. Tujuan utama Kim sendiri adalah menjaga kisah-kisah lama tetap hidup dengan menceritakannya kembali dengan cara yang segar menggunakan teknologi.

Ada yang mau mencoba apa yang Kim lakukan dengan membawa dongeng-dongeng Indonesia menggunakan video game?

 

sumber: venturebeat

Exit mobile version