Induk organisasi esport tertinggi didunia atau IESF biasanya menggelar olimpiade esport dunia tiap tahunnya. Pada tahun 2018 ini IeSF World Championship 2018 diadakan di kota Kaohsiung, Taiwan. Ada tiga cabang esport yang dipertandingkan yaitu League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive dan Tekken 7.
Indonesia selalu rutin berpartisipasi dalam ajang tahunan tersebut. Sayangnya diacara turnamen IeSF World Championship kali ini Indonesia hanya mengikutsertakan 1 wakil saja yaitu pada game Tekken 7. Padahal negara-negara Asia Tenggara lainnya biasa mengikutsertakan semua cabang game yang dipertandingkan.
Hal tersebut tentunya menjadi tanda tanya besar mengapa Indonesia tidak mempunyai wakil pada cabang game League of Legends dan Counter-Strike: Global Offensive. Padahal cabang game League of Legends sedang naik daun selepas pagelaran Asian Games 2018 kemarin, sedangkan tim CSGO Indonesia adalah yang terbaik di Asia Tenggara.
Tentuya hal tersebut harus disikapi dengan jeli oleh IESPA selaku induk esport dari Indonesia. Mengapa mereka tidak mengikuti dua cabang game besar tersebut. Alhasil Indonesia hanya menempati peringkat 23 dengan 16 poin dari 38 negara yang ikut serta. Peringkat tersebut kalah jauh dari Philipina, Thailand, Malaysia dan India yang notabene setara dengan Indonesia.
Ada beberapa kemungkinan mengapa IESPA tidak mengirimkan tim untuk cabang game League of Legends dan Counter-Strike: Global Offensive antara lain keterbatasan dana pemerintah, sosialisai yang kurang, waktu yang mepet, ataupun keengganan komunitas game dan IESPA untuk berkolaborasi.