*artikel ini berisi opini dan keluh kesah penulis yang selama ini menggunakan layanan internet dari Indihome
Ketika berbicara dan mengorbol seputar internet dan penyedia jasa layanan internet, pasti kita akan langsung teringat dengan Indihome. Sebuah layanan internet yang dimiliki oleh salah satu perusahaan “plat merah” di Indonesia yang saat ini sangat banyak penggunanya.
Menurut informasi yang saya peroleh dari Kumparan, pada artikel yang berjudul “Indihome Punya 5,5 Juta Pelanggan di Indonesia“. Dalam artikel tersebut dijelaskan, jika pada kuartal pertama 2019, pelanggan Indihome diklaim terus meningkat, dan saat itu telah mencapai 5,5 juta pelanggan. Kemudian, pada Juli 2019, saya kembali menemukan artikel pada salah satu media online yaitu Bisnis yang berjudul “Pelanggan Indihome Capai 6,5 juta“mengatakan jika bulan Juli, pelanggan Indihome kembali naik mencapai 6,5 juta pelanggan.
Entah, apakah pernyataan tersebut adalah benar atau klaim sepihak saja, tapi karena bersumber dari petinggi Telkom kita anggap saja benar. Jika melihat angka-angka ini benar, tentunya kalian pasti tercengang, karena pertumbuhanya yang sangat besar. Bayangkan, dalam kurun waktu 3 bulan saja pelanggan mereka naik hingga 1 juta pelanggan. Namun, angka-angka besar ini tak selalu berbanding lurus dengan kualitas, baik dari segi pelayanan ataupun kualitas jaringan yang ada.
Masalah Koneksi Yang Tiada Henti
Masalah-masalah tetap saja terjadi setiap hari, seperti pada kantor tempat saya bekerja misalnya. Setiap hari Internet kantor sering sekali bermasalah, mulai jaringan yang tiba-tiba melambat, hingga terputus dari jaringan Internet. Mungkin, ada sebagian dari kalian yang akan berujar bahwa “mungkin paketanya ambil yang murah tuh” sayangnya kalian salah besar.
Kantor yang saya tempati sekarang menggunakan paket internet dari dengan kecepatan 100 Mbps (dalam daftar paket internetnya). Saya rasa ini sudah cukup, mengingat kantor kami hanya berisikan belasan orang saja.
Kami(dulu) hampir setiap hari selalu komplain mengenai masalah ini, seperti biasa kami menelfon customer servis. Jika beruntung, akan mendapatkan kustomer servis cantik dengan suara yang merdu. Kalau apes? yah paling akan dijawab oleh mas-mas dengan suara yang kadang membuat iri.
Biasanya, ketika ditelfon, kakak customer servis dengan suara merdunya akan menjawab ” Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?” kemudian kakak customer servis tercinta ini akan bertanya mengenai nama, kemudian nomor pelanggan, dan informasi yang dibutuhkan agar kami menjadi sedikit lebih tenang, karena merasa laporanya telah ditanggapi.
Tapi, ya begitu saja, dari sekian banyak laporan yang kami berikan, hanya sekali teknisi datang dan “memeriksa” masalah internet kantor kami, yang pada akhirnya tak ada solusi.
Saya jadi teringat kata-kata Pram dalam bukunya “Bagiku, kata-kata hiburan hanya sekedar membasuh kaki. Memang menyegarkan. Tapi tiada arti.” . Bagaikan disiram air yang menyejukan, saya tak tahu apakah ini benar atau hiburan sementara sebagai pelipur hati. Percuma dicatat dan dilaporkan, jika seringnya tak ada tindakan yang berarti.
Harga Mahal Bukanlah Jaminan
Harga mahal itu biasanya sebuah jaminan untuk mendapatkan kualitas yang setara. Namun sepetinya tak berlaku bagi Indihome, jika ada peribahasa yang mengatakan “Ada harga ada rupa” maka peribahasa tersebut sudah tak lagi bisa digunakan pada layanan Indihome. Seyogyanya, dengan harga yang kami bayarkan setiap bulan, tentu saja seharusnya kami mendapatkan layanan yang setara dan berkualitas.
Perlu kalian ketahui, paket internet Indihome 100 Mbps yang kami gunakan itu setiap bulan memakan biaya sebesar Rp. 1.890.000 belum termasuk sewa stb sebesar Rp. 50 ribu rupiah. Sebagai media online yang berisikan anak muda, tentu saja semua pekerjaan kami berhubungan dengan Internet, sehingga kami membutuhkan internet dengan kecepatan tinggi. Selain itu ada alasan lain, seperti tak adanya jasa penyedia internet lain(alias kepepet) dan iming-iming dijanjikan fasilitas layanan menonton banyak chanel TV premium yang menggoda.
Saya pribadi tak menampik, jika paket-paket yang ditawarkan oleh Indihome ini sangatlah menggoda, jika saya mempunyai hak untuk memilih, jika tak kepepet karena jangkauan area yang ada, mungkin saya juga akan pikir-pikir lagi dan mempertimbangkanya.
Namun, apalah daya janji manis tinggalah janji manis semata, kata-katanya begitu membius dan menggoda sehingga membuat kita mudah percaya begitu saja. Saya tak tahu mengapa Indihome berani menampilkan paket-paket yang menggoda jika aslinya sama saja. Iming-iming mendapat fasilitas tambahan yang menarik, tapi percuma jika ujung-ujungnya semua hanyalah gimik belaka.
Berharap Adanya Solusi
Dengan semua masalah-masalah diatas, tentu saja butuh penyelesaian, bukan hanya penghibur sesaat saja. Sebuah solusi adalah suatu tujuan dalam setiap masalah yang ada. begitu pun saya yang berharap jika masalah ini juga bisa terselesaikan dengan baik dan sempurna(kalau bisa). Saya pun tak tahu diluar sana masih banyak orang yang mengalami hal yang sama bahkan mungkin lebih parah dari saya. Dengan tulisan ini setidaknya saya bisa mengeluarkan unek-unek yang selama ini saya pendam dalam jiwa.
Terimakasih untuk kalian yang sudi membaca keluh-kesah saya dari awal hingga akhir, jangan lupa untuk membaca artikel atau opini menarik lainya dari saya dan penulis lain di Gamebrott.