Ingin Bikin Game Tapi Bingung Harus Mulai Darimana?

Character Design

Membuat video game sendiri mungkin jadi salah satu impian yang ingin kamu capai selama hidup di dunia ini. Menghadirkan sebuah video game yang mampu membuat banyak orang terkesima melalui mekanisme permainan yang menarik, visual yang memanjakan mata, serta sajian cerita yang bisa bikin baper para pemainnya seperti beberapa game AAA zaman now seringkali menjadi motivasi utama seseorang untuk berkarya dalam industri video game.

Namun ketika reality kick in, kita menyadari bahwa ambisi dan semangat saja ternyata tidak cukup untuk merealisasiken ide-ide yang kita punya menjadi video game. Mulai dari prosesnya yang tidak mudah dan memakan banyak waktu, memerlukan keahlian-keahlian khusus, serta yang pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tidak ketinggalan, kita mungkin bingung harus memulai proses dari mana. Ambisi tersebut seolah-olah pupus ketika mengetahui betapa rumitnya menghasilkan sebuah video game yang layak dimainkan oleh publik.

Maka dari itu, disini saya ingin mencoba membantu sedikit proses awal yang sejatinya penting dilakukan dalam pembuatan video game, serta beberapa saran yang mungkin berguna untuk kamu yang ingin merealisasikan ide-ide video game keren yang kamu punya jadi kenyataan.

Mulai dari skala yang kecil

Kamu mungkin punya ide-ide untuk membuat game sebesar GTA V, The Witcher 3, Call of Duty dan game-game penuh digdaya lainnya. Berambisi tentu boleh, namun ada baiknya untuk memulai dari game dengan skala yang lebih kecil terlebih dahulu. Contohnya seperti game-game hyper casual dengan mekanisme permainan yang cukup simpel yang bisa kamu temukan di banyak game mobile.

Hyper-casual game

Kenapa mulai dari skala yang lebih kecil? Agar mendorongmu untuk mulai menyelami dan memahami proses-proses pembuatannya tanpa terlalu memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, skala yang lebih kecil juga dapat membuatmu lebih fokus pada beberapa hal saja, serta bisa dilakukan sebagai aktivitas sampingan tanpa terlalu mengganggu studi ataupun pekerjaan utamamu.

Lebih lanjut, tidak usah terlalu memikirkan apakah game pertama yang kamu buat ini bisa menghasilkan uang atau dikenal banyak orang. Cukup fokus untuk menyalurkan ide permainan yang kamu punya jadi game yang bisa dijalankan, mau itu cuman berdurasi lima menit, visual hanya 2D, menggunakan suara dan musik free copyright dari YouTube dan lain-lain.

Mematangkan konsep

Konsep bisa dibilang hasil nyata dari ide-ide yang kamu miliki. Tentunya konsep tersebut tidak perlu hadir dalam bentuk prototipe, kamu cukup tuangkan semua ide-ide yang kamu miliki ke dalam tulisan atau catatan. Sebisa mungkin matangkan konsep tersebut agar kamu dapat menjelaskan semua detail permainan yang akan disajikan; seperti apa saja yang akan pemain lakukan dalam game tersebut, cerita yang mengiringi jalannya permainan, visual seperti apa yang ingin kamu terapkan, hingga musik atau sound yang ingin kamu pakai di sepanjang permainan.

Sejatinya, kamu tidak perlu khawatir jika konsep permainan yang kamu buat tersebut terinspirasi atau bahkan meniru dari game-game yang sudah ada. Hal ini sangat umum dilakukan oleh banyak individu yang baru pertama kali terjun ke dalam proses pembuatan video game. Yang bisa kamu lakukan tentunya adalah menghadirkan inovasi baru dan memperbaiki hal-hal yang kurang menarik dari game yang kamu coba tiru tersebut. Perbanyak juga referensi-referensi dari game-game lain yang sekiranya memiliki konsep permainan yang serupa.

Konsep yang matang juga tentunya membantumu saat melakukan elevator pitch. Mudahnya dipahami sebagai; ketika kamu menjelaskan game yang kamu buat kepada seseorang, dimana kamu cukup mendeskripsikan game tersebut secara singkat dalam dua atau tiga kalimat namun juga harus mudah dimengerti. Hal ini tentunya cukup penting untuk melihat apakah game yang kamu buat tersebut menarik untuk dimainkan atau tidak.

Mulai dari yang kamu bisa

Penting untuk segera melakukan hal-hal yang kamu bisa terlebih dahulu untuk menggerakan proses pembuatan gamenya. Cuman bisa menggambar? Maka buatlah visual-visual yang dibutuhkan dalam game yang kamu buat, seperti para karakternya dan latar permainannya. Cuman bisa coding? Maka susunlah rangkaian mekanisme yang diperlukan untuk membuat game buatanmu berjalan sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Bisa main alat musik? Maka ciptakan aransemen alunan-alunan musik yang cocok untuk mengiringi permainan.

Character Design

Jangan sungkan untuk menyewa jasa penyusunan coding, pembuatan visual ataupun musik jika memang diperlukan, selama kamu telah memiliki konsep atau brief yang jelas agar hasilnya sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Jika hanya punya dana yang sedikit, maka coba ajak kenalanmu yang sekiranya juga gemar bermain video game dan mempunyai kemampuan yang dibutuhkan. Dan seperti yang sudah dijelaskan di awal, membuat video game tidaklah mudah dan perlu dana yang tidak sedikit, sehingga jangan malu untuk bernegosiasi soal fee, every little bit of help really counts.

Pada akhirnya, tidak bisa dipungkiri bahwa pemrograman dan visualisasi bisa dibilang merupakan aspek utama untuk merealisasikan ide menjadi video game, sehingga sangat disarankan untuk setidaknya kamu belajar melakukan coding untuk memahami proses pembuatan game dari aspek mekanismenya. Namun ada satu hal yang tentunya bisa kamu lakukan lebih dulu jika tidak memiliki kemampuan-kemampuan yang cenderung dibutuhkan untuk membuat video game tersebut; yakni menyusun dokumen desain permainan.

Menyusun game design document (GDD)

Setelah menuangkan ide-ide dan konsep, maka disarankan untuk menyusunnya menjadi sebuah dokumen yang terstruktur, atau biasa disebut dengan game design document (GDD). Konsep yang telah kamu buat akan dirinci lebih detail pada dokumen ini; seperti target audiens yang diharapkan, menjelaskan mekanisme permainan dari awal sampai akhir, menentukan tombol-tombol yang akan dipakai dan fungsinya dalam game, alur visual permainan yang ingin diterapkan, visual user interface, desain level permainan, latar belakang tiap karakter dalam permainan, menentukan pada saat seperti apa saja suara ataupun musik akan berbunyi, referensi-referensi game dan masih banyak lagi.

Contoh GDD

Dari developer kecil hingga yang besar sekalipun pasti akan menyusun GDD sebelum memasuki tahap produksi. Walau tidak bisa dipungkiri pastinya akan terjadi berbagai perubahan kecil ataupun drastis seiring produksi berlangsung. GDD tentunya juga akan memudahkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengerjaan gamenya, seperti programmer ataupun artist dalam membawa hidup permainan sesuai dengan konsep yang telah didesain di awal. GDD tentunya juga penting ketika kamu melakukan pitching ke publisher yang berpotensial untuk mendanai pengembangan game milikmu.

Jika kamu bingung bagaimana menyusun sebuah GDD yang terstruktur, beberapa developer secara sukarela merilis dokumen desain permainannya ke publik; seperti Monaco, Grand Theft Auto, Diablo, Bioshock dan Doom. Kamu juga bisa menemukan berbagai template GDD bersih via Google.

Cari engine yang cocok

Saat ini terdapat begitu banyak engine pengembangan video game yang bisa kamu gunakan secara gratis; seperti Godot, Construct, Corona, Phaser dan lain-lain. Kamu tentunya juga bisa menggunakan Unity dan Unreal Engine edisi komunitas atau personal untuk membuat game, namun  kamu perlu membeli lisensi jika game yang kamu buat tersebut mendapatkan keuntungan lebih dari yang mereka batasi.

Engine Construct 3

Tiap engine tentu memiliki forum komunitasnya masing-masing, sehingga jangan sungkan untuk bertanya hal-hal yang sekiranya tidak kamu mengerti saat membuat sebuah game. Tidak ketinggalan, beberapa engine bahkan menyediakan tutorial lengkap bagaimana membuat sebuah game simpel dari nol sampai jadi. Dalam tutorial tersebut, biasanya kamu juga akan dibuat mengerti tentang fungsi-fungsi dan istilah-istilah yang kerap dipakai dalam pengembangan video game.

Itulah beberapa hal yang bisa saya sarankan untuk kamu bingung harus mulai darimana jika ingin membuat video game sendiri. Saya sendiri memiliki banyak ide video game yang belum terealisasikan, karena saya sendiri tidak paham coding dan tidak bisa menggambar. Walau demikian, salah satu ide tersebut sudah saya rincikan ke dalam GDD, dan kedepannya saya berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk pitching ke publisher atau suatu developer demi merealisasikan gamenya.


Baca juga informasi menarik atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version