Perkembangan pesat dunia industri digital di Indonesia bisa dibilang salah satu yang terbaik di seluruh dunia. Jika mengambil data dari salah satu pengamat dunia industri digital yang berfokus pada Games dan E-Sport, Newzoo, perkembangan pasar dari industri digital di Indonesia terutama game, melesat cukup jauh setiap tahunnya.
Bayangkan, pada tahun 2015 yang lalu, pasar game Indonesia memiliki total pendapatan 321 juta Dollar Amerika. Tak berhenti sampai situ, pada akhir tahun 2016 yang lalu, angka pendepatan tersebut melesat hingga menyentuh 701 juta Dollar Amerika. Berdasarkan data tersebut, bisa dibilang Indonesia memiliki ekosistem industri game yang paling menjanjikan perkembangannya di dunia dalam jangka waktu dekat ini.
Jika kita melihat data pendapatan industri game di pertengahan tahun 2017 ini yang ternyata sudah mencapai 900 juta Dollar Amerika. Melihat dari data tersebut, peningkatan pendapatan total tahun ini dalam industri game diprediksi akan mencapai peningkatan 200% lagi, dan hal ini merupakan kabar baik bagi para penggembang game diseluruh dunia, tak terkecuali para pengembang game lokal.
Tapi mirisnya, dari jumlah pendapatan beberapa tahun kebelakang, diperkirakan para pengembang lokal hanya mendapatkan dibawah 1% dari total pendapatan tersebut. Sisanya dikuasai oleh para pengembang video game asing yang memasarkan karyanya di Indonesia. Padahal kualitas para pengembang video game Indonesia bisa dibilang cukup baik, dan masih bisa bersaing dengan para kompetitor asing.
Satu faktor yang membuat hal ini terjadi adalah kurangnya perhatian pemerintah untuk membukakan pintu kesempatan bagi para pengembang video game lokal untuk bisa berkembang di pasar lokal, serta untuk bisa lebih bersaing dengan para pengembang video game asing yang sudah merajalela di pasar industri game Indonesia selama ini.
Tergerak setelah melihat masalah ini, CAKRA (Cipta Kreasi Indonesia) yang merupakan salah satu asosiasi industri kreatif di Indonesia mengambil tindakan sigap dengan bekerjasama dengan True Axion Interactive (Akademi & Studio) yang sudah cukup berpengalaman dalam bidang industri game untuk membantu membangun industri game Indonesia agar bisa lebih bersaing lebih baik dengan para pengembang video game asing.
Hal ini dianggap langkah terbaik bagi CAKRA untuk bisa meningkatkan pendapatan para pengembang video game Indonesia yang dirasa masih sangatlah kurang di negerinya sendiri. Mengingat pertumbuhan pasar industri game di Indonesia yang diprediksi masih akan naik cukup pesat dalam beberapa tahun kedepan, hal ini pastinya tak boleh sampai terlewatkan oleh para developer game lokal.
Ivan Chen, Founder dan Kepala Bidang Games CAKRA menyampaikan “Kami bermaksud membentuk suatu ekosistem positif dengan membangun kolaborasi lintas sektor ekonomi kreatif dan melibatkan berbagai pihak terkait hingga dapat mempercepat akselerasi industri kreatif Indonesia. Pada akhirnya inisiasi ini kami harapkan dapat mendukung program pemerintah mencapai 50% kontribusi pengembang lokal di industri pasar game dan kreatif Indonesia pada tahun 2020”.
Kerjasama CAKRA dan True Axion ini ditandai dengan penandatanganan sebuah program yang diharapkan bisa membantu perkembangan industri video game indonesia kearah yang lebih baik, yaitu program 1000 IP atau Intelectual Property. Program ini diharapkan bisa membuka luas kesempatan Indonesia untuk bisa bersiang dipasar asing dengan lebih baik lagi.
“Secara kapabilitas kita tertinggal cukup jauh dari negara lain, kami mengamati perkembangan beberapa tahun terakhir ini dan menyadari Indonesia memiliki potensi luar biasa besar di industri game, diharapkan dengan berjalannya program 1000 IP pengembang lokal mampu menguasai tidak hanya pasar Indonesia namun juga mendapat akses ke pasar global”, tambah Ivan.
Mengingat pendapatan industri game dunia pada tahun ini diperkirakan bisa mencapai angka 106,700 juta Dollar Amerika yang merupakan angka yang pastinya tidaklah sedikit. Total pendapatan tersebut bahkan melebihi beberapa industri kreatif lainnya seperti pendapatan industri musik dan film dunia. Hal ini membuktikan bahwa industri game dunia memang sedang dalam kondisi terbaiknya.
“True Axion Interactive menyadari Asia Tenggara akan menjadi battleground berikutnya di peta industri video game, salah satu yang kami pilih adalah Indonesia dengan membantu pengembang lokal naik ke level berikutnya yakni bertaraf dan bersertifikasi internasional hingga mampu mengisi posisi strategis di dunia global.” ungkap Jessie Boonyawattanapisut, Chairwoman and CEO True Axion Interactive.
“Kami memiliki pengalaman selama 11 tahun terakhir di Axion Games melatih talent lokal melalui program akademi intensif hingga secara teknis menjadi pengembang game terbaik di China dan Thailand, program ini akan kami bawa serta ke Indonesia dengan target menghasilkan IP bertaraf global.” tambah Jessie.
Program 1000 Intellectual Property (IP) yang dicanangkan ini bisa dibilang bukan target yang terlalu sulit untuk dicapai, mengingat Axion Games adalah salah satu organisasi yang sudah sangat berpengalaman didalam dunia industri game dunia. Sebut saja EA, Blizzard, Activision dan beberapa developer game dunia lainnya yang sudah bekerja sama dengan mereka dalam pembuatan sebuah IP untuk sebuah game.
Sebagai contoh, berikut ada beberapa IP hasil kerjasama Axion Games, game Fat Princess yang sempat booming untuk konsol PS3 dan meraih puncak penjualan game di PS3 pada saat itu. Atau Rising Fire yang merupakan hasil kerjasama Axion bersama Tencent yang memiliki pendapatan kurang lebih $400 juta dollar amerika secara rutin hanya dari pasar china.
True Axion Interactive akan membawa program Akademi dan Studio mereka untuk melakukan transfer manajemen produksi dan teknologi hingga daya saing dan kompetensi nasional meningkat. Mindset dan fokus harus diubah dari pembuatan game atau konten kreatif untuk ‘pasar domestik’ menjadi untuk ‘pasar dunia atau ekspor’. Hal ini akan membuka peluang lebar bagi Indonesia untuk menjadi pusat industri game dan konten kreatif di Asia Tenggara hingga kemudian mampu menjadi pemeran utama industri game dan konten kreatif global.” ungkap Sofian Martineau, Country Head True Digital Plus Indonesia
“Akademi dan Studio beserta Program Add-on dan Sertifikasi Internasional dicanangkan untuk merangkul berbagai universitas di Indonesia yang ingin bekerjasama. Manifestasi progam tersebut akan menjadi nilai tambah yang dapat dinikmati oleh lulusan di bidang terkait dan bagi universitas itu sendiri. Selain program Add-on akan banyak sekali program lainnya seperti inkubasi, akselerasi, co-development, internship dan masih banyak lagi, bahkan tidak tertutup kemungkinan para intern dapat berpartisipasi dalam collaborative project bersama EA atau Activision.” tambah Sofian.
Pada akhirnya, diharapkan industri kreatif Indonesia terutama dalam bidang game bisa terus berkembang dan bersaing dengan para pengembang game dunia dari berbagai aspek. Tak lupa untuk bisa lebih menguasai pasar lokal yang berada dibawah 1% saat ini. Namun yang pasti, untuk bisa lebih mengembangkan ekonomi yang ada di Indonesia melalui subsektor pendapatan lain yaitu melalui Industri Game.