Jika anda tahu dengan channel Youtube Jim Sterling, maka anda tak asing dengan drama nya dengan developer indie Digital Homocide. Jika tidak, maka ceritanya adalah Jim Sterling mengkritik sebuah game dari Digital Homocide berjudul The Slaughtering Ground karena grafiknya yang jelek, memakai aset milik orang lain, terlihat malas, dan secara overall dianggap sebagai salah satu game terburuk yang steam pernah taruh didaftar sale nya, tidak hanya game itu, tetapi seluruh game dari studio tersebut juga dikritik oleh nya walau mungkin The Slaughtering Ground yang dapatkan perhatian paling banyak.
Kritik yang disampaikan Sterling membuat marah developer indie tersebut dan menuntut Sterling untuk alasan “Assault, Libel and Slander” atau pencemaran nama baik dan fitnah. James Oliver Romine Jr, salah satu developer studio tersebut, menganggap bahwa kritik yang diberikan Sterling merusak reputasi game mereka serta Sterling secara terus menerus membuat kritik pedas untuk tiap produk mereka yang membuat fanbase nya “ikut-ikutan” menganggu mereka dengan kritikan pedas yang sama. Developer menuntut $11,561,000 atau sekitar Rp. 152 milyar untuk semua “kerusakan” yang dibuat oleh channel youtube ini. Lewat akun twitter Sterling sendiri, dia merasa “percaya diri” walau tak ada pendapat lain soal tuntutan ini.
Hal seperti ini bukanlah kali pertama terjadi untuk para youtuber, banyak youtuber dapatkan copyright strike atau parahnya hingga dituntut seperti ini oleh para developer ataupun publisher yang gunakan alasan “menggunakan footage dari game mereka” untuk menghindari kritik pedas reviewer menyebar ke orang lain yang membuat reputasi game mereka jelek, TotalBiscuit pernah dapatkan drama yang sama dengan game Day One Garry’s Incident.