Mengikuti trend terbaru, Team17 sempat ingin ikut terjun dalam pasar NFT dengan menggunakan franchise ikonik mereka – Worms. Rencana tersebut seketika dibatalkan setelah protes dari netizen dan juga developer yang berkerja sama dengan mereka.
Ghost Town Games, Playtonic dan Aggro Crab menjadi 3 developer yang menolak keras aksi yang dibuat oleh publisher mereka. Aggro Crab bahkan membuat ancaman bakal stop berkerja sama dengan Team17 apabila mereka teruskan rencana tersebut.
“Kami percaya kalau NFT itu tidak ramah lingkungan, maupun ada gunanya, dan sesungguhnya hanya merepotkan saja […] Singkat cerita kami tidak akan berkerja sama dengan mereka untuk judul selanjutnya dan mendorong developer indie lain untuk lakukan hal serupa kecuali keputusan ini ditarik.”
Sementara itu, kondisi di dalam perusahaan juga tidak terdengar baik dengan bermunculannya kabar kalau staf juga ikut kesal dengan pengumuman NFT yang menurut mereka tidak ada informasi sama sekali ke mereka terlebih dahulu. Nafsu nasi telah menjadi bubur, dan ikutan-ikutan trend yang dibuat oleh Team17 telah mencoreng nama mereka sekarang dan mungkin bahkan kedepannya.
Dilansir dari Eurogamer, setelah pembatalan proyek NFT, staf diundang ke dalam pertemuan dimana manajemen terpaksa mengambil keputusan pembatalan dan mereka menyebut kalau permohonan maaf yang dibuat bagaikan permohonan maaf setelah membuat pernyataan politik kontroversial.
Salah satu staf mengatakan bahwa sudah salah mereka sendiri yang langsung bandwagon ikut-ikutan trend NFT tanpa konsultasi dengan semua karyawan terlebih dahulu.
“Kalau saja orang-orang di kantor yang diajak mempengaruhi – Andai saja para karyawan yang memberitahu- mereka takkan lakukan ini [proyek NFT],” ucap salah satu staf kepada Eurogamer. “Malah mereka sendiri yang melakukannya dan mereka tinggalkan begitu saja selama satu setengah hari hanya untuk melihat sendiri apa akibatnya.”
“Semua ini akibat para manajer melakukan hal yang begitu bodoh tanpa memikirkan mereka yang tidak setuju akan itu [NFT]. Mereka bahkan tidak minta maaf ke staf, atau bahkan pengurus komunitas yang tertimpa banjir hinaan karena ini.”
Laporan dari Eurogamer mendalam tak hanya ke reaksi negatif dari staf, tapi juga komplain gaji rendah hingga adanya pelecehan yang tidak ditanggapi oleh perusahaan.
Tim QA dilaporkan mendapat gaji yang rendah meski dengan banyaknya kerja lembur yang mereka lakukan. Mereka menyebutkan bahwa mereka digaji sekitar $20,000 atau sekitar Rp 286 juta setahun yang dimana untuk standar QA publisher besar masih tergolong rendah. Menurut pengakuan salah satu karyawan QA, gaji tersebut tidak begitu cukup untuk membiayai semua kebutuhan dalam satu tahun.
“Ada beberapa orang lewat makan untuk menyimpan uang, beberapa memaksakan diri ke kantor di masa pandemi untuk menghemat tagihan mereka, beberapa tak sanggup beli baju baru, beberapa ada yang dikirim tagihan mendadak dan telah menunggak,” ucap sumber. “Kami sudah ajukan ke manajemen, lalu memberitahu ke HR. Tak ada respon. Kami pada dasarnya dibilang ‘gaji kalian udah cukup’. Saya bisa konfirmasi kalau nggak. Kami kesusahan sayangnya.”
Team17 belum membuat respon apapun soal laporan dari Eurogamer ini dan kemungkinan besar tidak akan direspon kecuali informasi ini menjadi berita besar dalam beberapa hari mendatang.
Baca pula informasi lainnya beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.
For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com