Seperti halnya bionik A12 milik Apple dan Kirin 980 dari Huawei, Snapdragon 855 mewujudkan hal baru dimana Qualcomm mengubah ukuran transistor 7nm yang benar-benar adalah terbosan terbaru, yang pada dasarnya berarti lebih banyak transistor per keping, dan kinerja yang lebih cepat. Terakhir kali Qualcomm mengubah ukuran transistor adalah ketika melompat dari 14nm Snapdragon 821 ke 10nm 835 pada tahun 2016.
Diatas kertas, harusnya hal ini akan menyamakan kinerja lebih baik dan konsumsi daya baterai yang lebih stabil dan baik pula, tetapi itu semua masih tergantung kepada bagaimana produsen memilih untuk menggabungkan chip Snapdragon 855 itu tentunya.
Secara praktis, sudah semestinya kinerja yang lebih baik untuk hal-hal dari segi pemrosesan gambar dan pengenalan bahasa alami (Voice Assistant AI). Bahkan, perusahaan ini bahkan menyertakan prosesor visi komputer terpisah dalam chip, yang seharusnya membantu meningkatkan gambar lebih lanjut. Google, misalnya, memiliki chip Visual Core buatan Intel untuk membantu mempercepat pemrosesan gambar pada Pixel 2 dan 3.
Kemampuan lain yang dilakukan adalah termasuk video capture 4K HDR, perbaikan potongan AR, dan terjemahan suara real-time.
Tetapi itu bukan hanya kinerja. Platform 855 termasuk modem X50 baru yang akan memungkinkan kinerja 5G di flagship tahun depan. Tampaknya modem itu termasuk kepada projek opsional dimana Snapdragon 855 sendiri adalah prioritas utama Qualcomm tahun ini.
Terakhir, Qualcomm juga memperkenalkan 3D Sonic Sensor – sensor sidik jari di bawah layar seperti yang terlihat pada OnePlus 6T dan Huawei P20 Pro.