Kenapa Beberapa Game eSports Sulit Untuk Dipertandingkan di Olimpiade ?

cco

Perkembangan eSports dalam beberapa tahun kebelakang bisa dibilang sangatlah pesat, sebut saja DOTA 2, CS:GO, League of Legends, Hearthstone, PES, FIFA dan masih banyak lainnya yang sudah mulai menjadi cabang eSports yang rutin dipertandingkan diseluruh dunia. Beberapa game seperti League of Legends, Hearthstone dan juga PES yang akan menjadi cabang pertandingan dalam bidang eSports di ASEAN Games 2018 yang diadakan di Jakarta dan Palembang beberapa bulan lagi.

Serta perlu kalian ketahui juga para IOC alias International Olympic Committee, yang mengatur penyelenggaraan sebuah Olimpiade Internasional, juga sudah mulai mempersiapkan diri mereka dalam mengadakan bidang eSports dalam beberapa olimpiade yang akan mereka adakan. Thomas Bach, selaku pimpinan IOC, sempat menyatakan dalam salah satu sesi wawancaranya bahwa mereka telah merencanakan konferensi yang akan mengundang beberapa developer game yang memiliki ranah eSports yang berkembang, serta beberapa pemain aktif untuk dimintai pendapat perihal pengadaan eSports dalam Olimpiade Internasional.


Banyak yang Harus Diperhatikan

Dalam memilih sebuah game yang bisa dijadikan cabang Olimpiade, banyak faktor yang harus diperhatikan terlebih dahulu yang akan menjadi pertimbangan. Contohnya adalah game yang menghadirkan kekerasan nampaknya akan cukup sulit untuk bisa menjadi cabang game Olimpiade, karena Olimpiade akan disaksikan kalangan semua umur dan pastinya game-game yang menampilkan kekerasa tidak baik untuk bisa dipertontonkan untuk anak dibawah umur karena bisa berdampak buruk bagi mereka.

Tak hanya itu, tapi juga istilah-istilah yang ada didalam game tersebut juga terkadang dapat menjadi penghalang tersendiri untuk game tersebut bisa menjadi cabang game Olimpiade. Akan sulit untuk beberapa game FPS yang memiliki istilah ‘Teroris’ untuk bisa masuk kedalam daftar game untuk dipertandingkan dalam Olimpiade, mengingat kata ‘Teroris’ bisa dibilang cukup sensitif di beberapa negara, dan pastinya belum cukup layak digunakan dalam ajang Olimpiade dunia.


Pilihan Jangka Panjang

Kalau kalian sedikit jeli mengamati, hampir jarang sekali ada sebuah cabang pertandingan pada sebuah Olimpiade yang dihilangkan atau tidak dilanjutkan dalam perhelatan Olimpiade periode selanjutnya. Sehingga dalam pemilihan sebuah game untuk dijadikan cabang pertandingan dalam bidang eSports pastinya bukanlah keputusan yang diambil dengan mudah.

Para komite Olimpiade pastinya harus memastikan bahwa game tersebut dapat bertahan cukup lama untuk bisa terus dipertandingkan dalam ajang Olimpiade. Sehingga wajar apabila beberapa game baru yang tengah ramai sekarang dan memiliki ranah eSports yang tengah berkembang nampaknya belum bisa dipertandingkan didalam Olimpiade dalam waktu dekat.


Narkotika Masih Menghantui

Mungkin kalian penggemar DOTA 2 mengetahui, bahwa pada awal tahun ini di Filipina terjadi pembatalan 1 Major yang sudah terdaftar resmi oleh Valve. Hal ini adalah tindakan yang diambil Valve atas peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah Filipina mengenai pengecekan urin untuk para pemain yang bertanding pada ajang tersebut. Langkah tersebut diambil Valve menurut banyak orang adalah sebuah jalan untuk bisa melindungi citra para pemain di mata para penggemarnya yang mungkin masih dibawah umur juga.

Perlu diketahui, dalam perhelatan Olimpiade, hal serupa nampaknya juga akan dilangsungkan. Dimana kalian mungkin pernah mendengar ada beberapa atlet yang didiskualifikasi juga akibat penggunaan narkotika dalam sebuah ajang pertandingan, dan hal itu tak menutup kemungkinan terjadi saat eSports sudah dijadikan cabang pertandingan dalam Olimpiade yang akan datang.

Alhasil, nampaknya akan sulit bagi beberapa game yang memiliki atlit eSports yang pernah mengakui penggunaan narkotika sebelum pertandingan untuk bisa menjadi sebuah game dalam pertandingan olimpiade. Tak sampai disitu, Valve sebagai penyelenggara yang terkesan menutup-nutupinya juga pasti akan terkena imbasnya dengan game besutannya akan juga sulit untuk terpilih.


Masih Terus Dikaji

Namun dengan diundangnya beberapa pemain eSports serta pengembang game yang memiliki ranah eSports dalam sebuah konferensi, harusnya seluruh rintangan yang mungkin menghalangi dapat teratasi dengan baik. Dengan didapatkan opini dari seluruh pihak yang terlibat, diharapkan akan ada jalan tengah yang bisa dihasilkan yang pastinya akan menguntungkan seluruh pihak.

Dengan perkembangan eSports yang sangat masif dalam beberapa tahun kebelakang, pastinya akan ada standar baru yang harus diterapkan bagi seluruh pemain yang berkecimpung didalamnya. Perkembangan yang mungkin tidak akan berlangsung dengan sangat cepat karena membutuhkan proses yang cukup panjang, namun pada akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi banyak pihak. Mulai dari pemain, penonton, penyelenggara olimpiade, para pengembang game dan masih banyak lainnya.


Bagaimana nih kalau menurut kalian sendiri Brott ? Coba kita bahas di kolom komentar dibawah ini ya!

Exit mobile version