Lupakan sejenak Oculus Rift ataupun Playstation Rift dengan segala fitur-fitur yang mereka janjikan. Dunia Virtual Reality memang terlihat sangat menggiurkan untuk dicoba. Namun, dengan harga peralatan pendukung VR seperti Oculus Rift, Omni, dll yang masih tinggi. Kelihatannya kita, para gamer di Indonesia harus ekstra bersabar hingga nanti peralatan-peralatan untuk VR benar-benar bisa dijangkau.
Namun bagaimana apabila kita bisa memainkan game layaknya VR bersama teman-teman kalian? Dan langsung di dunia nyata hanya menggunakan smartphone dengan tambahan satu device saja?
Hal inilah yang dicoba direalisasikan oleh father.io. Sebuah proyek crowdfounding yang ingin membuat sebuah game FPS augmented reality sehingga semua permainan terjadi di dunia nyata dengan bantuan smartphone dan sebuah device laser tag bernama The Inceptor yang digunakan untuk menandai player di dalam permainan. Ketika smartphone yang kamu miliki telah tersambung ke internet dan masuk ke dalam aplikasi gratis milik father.io. kamu akan memilih untuk menjadi 1 dari fraksi yang sedang berperang untuk mengklaim area yang sedang kamu tempati.
Ya, father.io. menggunakan peta dunia nyata sebagai area bermainnya. Dengan bantuan openstreetmap, detail geografis dari area sekitarmu seperti Rumah Sakit, Sekolah, dll akan ditandai di dalam game. Kamu juga bisa langsung mengajak teman satu fraksi yang ada di sekitarmu untuk mengklaim, merebut, bahkan mempertahankan suatu area.
Hingga saat ini, father.io masih berada di indiegogo dan masih dalam masa penyelesaian. Bagi kamu yang berminta dengan permainan ini, kamu bisa ikut menyumbang mulai $22 untuk mendapatkan paket satu Inceptor dan aplikasi gratisnya hingga $10.000 untuk mendapatkan VIP party untuk 10 orang dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan.
Apabila tidak ada hambatan, maka semua orang yang telah menyumbang akan menerima Inceptor mereka dan dapat menggunakannya pada pertengahan tahun ini. Dan apakah nantinya father.io. mampu menjadi sebuah game yang membawa inovasi terhadap game fps dan membangun komunitasnya? Kita lihat saja.
sumber: gizmag