Ngeri! Koei Tecmo Siap Rilis Game Horror VR, Daruma-san ga Koronda

anu
Kalau kamu bergerak, kamu mati.

Keluar dari zona nyaman mungkin merupakan kata yang tepat bagi Koei Tecmo. Studio yang selama ini paling sering membuat game berdasar perang zaman dulu baik melalui Dynasty Warriors, Samurai Warriors, hingga game fighting sensual Dead or Alive ini kini mencoba hal baru dengan terjun ke genre horror.


Dilansir majalah mingguan Famitsu Jepang, developer internal Koei Tecmo, Koei Tecmo Wave umumkan bahwa mereka telah selesai rampungkan game VR berjudul Horror Sense: Daruma-san ga Koronda. Game ini angkat permainan tradisional Jepang “Daruma-san ga Koronda” dengan sensasi horror VR di sebuah bangunan sekolah tua Jepang.

Bagi kamu yang belum tahu, permainan ini merupakan permainan di mana satu pemainnya harus menjadi seseorang yang menjadi target dan beberapa pemain lain harus menjadi “daruma-san” (diambil dari boneka Bodhidharma, pendiri sekte Zen Buddha) dan mendekatinya. Pemain yang menjadi target akan meneriakkan “daruma-san ga koronda” (boneka daruma jatuh) dan menengok ke belakang, disaat yang bersamaan pemain lain harus mendekati target dan harus berhenti setelah target menengok ke belakang setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Bangunan sekolah yang jadi settingnya tersebut memiliki kisah horror tersendiri. Diceritakan pada suatu hari seorang guru wanita yang memiliki seorang anak sakit hati, setelah kecelakaan merenggut nyawa anaknya. Beberapa hari setelah kejadian, guru wanita tersebut melihat dua orang anak bermain “daruma-san ga koronda” di dalam bangunan sekolah. Tiba-tiba saja rasa iri dan dengki muncul dibenaknya. Nekat, ia kemudian pergi ke dalam bangunan sekolah dan membunuh kedua anak tersebut. Ia kemudian menyusulnya dengan membunuh dirinya sendiri.

Cerita tersebut menjadi legenda horror, di mana siapapun yang nekat masuk ke bangunan tua tersebut akan diajak bermain “daruma-san ga koronda” oleh hantu yang ada di dalamnya, dan ia akan dipaksa untuk menjadi daruma-san.

Beberapa puluh tahun setelahnya, muncullah sebuah video di forum yang menampakkan seorang muda-mudi yang menguji keberaniannya di bangunan sekolah tua tersebut. Sayangnya, di tengah rekaman baterai kamera yang digunakan justru habis dan videonya terpotong sampai di situ saja. Secara kebetulan, video tersebut ditemukan oleh salah satu karakter gamenya yang tinggal di sekitar bangunannya, Kenta (Yuuki Kenta) yang kemudian mengajakmu dan tiga teman baiknya, Yuu (Toujou Yuutarou), Sayuri (Tachibana Sayuri), dan Mari (Nanase Mari) untuk mengunjungi sekolah tersebut. Dari sinilah permainanmu dimulai.

Dari kiri ke kanan: Yuuki Kenta (Kenta), Toujou Yuutarou (Yuuta), Tachibana Sayuri (Sayuri), dan Nanase Mari (Mari). Sementara gambar bawah adalah dua hantu anak kecil yang menjadi musuhmu.

Kamu akan bermain di gedung sekolah tua yang mana akan berisi hantu dua anak lelaki dan perempuan yang telah dibunuh guru wanita tersebut. Seperti legenda, kamu akan diajak bermain daruma-san ga koronda. Setelah ia meneriakkan kata “daruma-san ga koronda” kamu harus mendekatinya dengan menekan tombol kotak / lingkaran / segitiga. Jika kamu bergerak setelah hantu tersebut menengok ke belakang, maka dijamin kamu akan mati.

Hantu ibu guru? Mungkinkah ia akan muncul di hard mode?
Jangan terkecoh dengan jebakannya. Sedikit gerakan, maka kamu akan mati.

Game ini miliki tiga tingkat kesulitan/mode: Beginning (Hantu cewek), Continuation (Hantu cowok), Hard (Monster). Setiap tingkat kesulitan akan miliki triknya masing-masing, namun yang jelas, wajah hantu akan berubah bentuk setiap kamu semakin dekat menjadi bentuk yang menyeramkan. Famitsu yang telah mencobanya mengatakan bahwa tingkat kesulitan hard akan miliki sensasi horror yang berbeda-beda, mungkinkah hantu ibu guru juga termasuk di dalamnya?

Horror Sense: Daruma-san ga Koronda saat ini telah selesai dikerjakan dan siap dirilis di Jepang pada tanggal 25 Januari 2019 secara eksklusif hanya untuk PlayStation VR. Mungkinkah Koei Tecmo berhasil hadirkan nuansa horror menyeramkan dari game teranyarnya? Kamu bisa mengikuti kisahnya melalui link berikut.

Exit mobile version