Korea Selatan Tindak Tegas Pemain Toxic dan Pelecehan Seksual di Overwatch

1ec0bc5d96bac4e529c62bceac3461ee

image courtesy, Blizzard

Apa yang kalian pikirkan jika bermain game online ? bertemu teman baru ? komunitas ? guild ? atau clan ? Ya, namanya juga game online kalian pasti akan menemukan hal tersebut kecuali jika memang game-nya mulai ditinggalkan para pemainnya dan sepi maka kalian akan berada disitu sendirian.

Selain itu, kalian juga bisa berkomunikasi dengan mereka baik melalui teks maupun voice chat. Meskipun banyak orang baik yang bisa kalian temui saat bermain game online tak sedikit pula mereka yang justru “toxic” atau berbuat seenaknya mulai dari blamming, atau mati dengan sengaja yang pasti membuat kalian kesal tentunya.

Inilah yang kini terjadi di Overwatch khususnya di Korea Selatan. Perwakilan dari South Korean Assembly’s Gender and Family Committee atau yang bisa disebut sebagai komite yang mengatur kesetaraan gender dan keluarga ini tengah bekerja untuk membuat undang-undang yang menangani terjadinya pelecehan seksual di game online, seperti Overwatch yang nantinya juga bisa dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kabar tersebut berdasarkan sebuah surat kabar Korea Selatan yang diposting oleh Naver.

Seperti yang kita tahu, Overwatch merupakan salah satu game online yang populer di Korea Selatan. Namun popularitasnya tersebut membuat munculnya banyak pemain yang toxic bahkan perempuan cenderung menjadi bahan pelecehan seksual baik secara teks maupun menggunakan voice chat. Tidak hanya perempuan, semua gender bahkan menerima pesan berbahaya dari orang lain. Sang pengembang, Blizzard Entertainment sebenarnya telah mengembangkan chat system yang membantu para pemainnya melaporkan pemain lain yang melakukan perilaku tidak baik. Tim dari Overwatch juga telah menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk menemukan pemain toxic.

Untuk melacak pelecehan seksual memang menjadi tantangan tersendiri bagi banyak negara, namun di Korea Selatan setiap pemainnya wajib menggunakan nomor keamanan yang melekat pada akun mereka sehingga mempermudah mengenali identitas asli pemain tersebut. Jadi jika pemain tersebut melakukan tindakan seperti pelecehan seksual atau tindakan buruk lainnya.

Sebelumnya di Korea Selatan pernah tertangkap seorang pembuat hack Overwatch yang dijatuhi hukuman penjara karena melanggar Undang-Undang Promosi Industri Game dan HUkum Perlindungan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pria berusia 28 tahun tersebut mendapatkan hukuman penjara yang masih dalam masa percobaan dua tahun. Sementara dua lainnya yang juga merupakan hacker Overwatch mendapatkan hukuman percobaan dua tahun serta denda. Sisanya tiga belas hacker dan match-fixers telah ditangkap pada bulan Januari lalu oleh kepolisian Korea Selatan.

Exit mobile version