Penjualan skin kosmetik dalam bentuk treasure menjadi salah satu ladang uang untuk Valve dari game DOTA 2 yang merupakan game free-to-play. Valve sendiri tak begitu keluarkan keringat dari skin kosmetik ini, semua skin mayoritas datang dari komunitas di Steam workshop. Dengan suksesnya penjualan tiap treasure serta semakin banyaknya event besar dari Valve, seharusnya kreator dapat keuntungan yang lebih besar juga banyak bukan? Sayangnya hal tersebut berbanding terbalik dengan ekspektasi berdasarkan post panjang yang ditulis di subreddit DOTA 2 ini.
The Dota 2 workshop and its ecosystem are dying: here’s why from DotA2
Ditulis oleh kumpulan beberapa kreator, mereka menjelaskan jika pendapatan mereka turun 6 kali lipat dalam beberapa tahun terakhir dikarenakan keputusan baru dari Valve. Awalnya untuk event besar seperti The International, mereka dapatkan profit share hingga 25% dari penjualan item sebelum diturunkan menjadi 12.5% pada tahun di tahun selanjutnya. Keberadaan event Major awalnya disambut baik oleh komunitas workshop, karena dengan keberadaan Major yang hadir 2 kali setahun ini berarti akan lebih banyak karya dari workshop yang diambil Valve. Sayangnya dengan lebih banyaknya event ini membuat profit share mereka lagi-lagi dipotong separuh.
Situasi ini makin mengkhawatirkan setelah perilisan Winter Battle Pass 2016. Valve memutuskan untuk berhenti membayar kreator item sepeserpun dari penjualan battle pass padahal konten didalamnya terdiri dari konten buatan mereka. Mereka kini hanya dapatkan profit share dari penjualan treasure chest yang dimana pembeli perlu akses dari Battle Pass itu terlebih dahulu sebelum bisa membeli treasure chest. Hasil re-sale dari Steam community market juga takkan masuk kedalam kantong kreator item dan sepenuhnya menuju ke Valve.
Pada Winter Battle Pass 2017 kali ini, masalah tersebut ternyata lebih parah lagi melihat Valve kini hanya berikan 3 treasure chest dari yang biasanya 4. Penjualan dari treasure chest ini jauh lebih rendah dari tahun kemarin, membuat penghasilan mereka turun hingga 6 kali lipat dari biasannya.
Banyak dari Kreator item kosmetik DOTA 2 akui semakin menyerah dengan kondisi workshop sekarang ini. Mereka mencoba untuk hubungi pihak Valve, Gabe Newell dan Erik Johnson namun tak pernah mendapat respon. Mereka mau bicarakan langsung masalah ini ke publik namun takut akan konsekuensi yang mereka terima nantinya.
Mereka juga sebutkan jika masalah seperti ini tak terjadi di game Valve yang lain yaitu Counter Strike: Global Offensive, bahkan kreator skin di game tersebut dilaporkan dapatkan lebih banyak keuntungan dibanding DOTA 2 yang lebih populer.
Dengan situasi seperti ini, banyak kreator item DOTA 2 batal untuk menjadikan Dota 2 Workshop sebagai kerja full-time mereka karena penghasilan yang semakin lama semakin sedikit. Jika situasi ini terus dilanjutkan, mereka bisa pastikan Dota 2 Workshop akan “mati” dalam waktu dekat.
Bagi kamu yang tertarik untuk baca secara lengkap tulisan dari kumpulan artis workshop ini, bisa kamu baca disini. Namun apabila kamu yang tak senang membaca yang panjang-panjang, salah satu user membuat ringkasan yang singkat dan padat atas masalah ini.