Steam telah menjadi platform distribusi game PC terpopuler selama satu dekade terakhir. Tetapi dengan semakin populernya sebuah platform, pasti akan semakin rawan akan kesalahan yang tidak disenangi. Untuk ekspresikan ketidakpuasan para developer kepada Steam, beberapa dari developer ini memutuskan untuk mencabut perilisan versi Steam dan berpaling ke platform lain setidaknya untuk beberapa saat, yang menjadi populer saat ini ialah platform distribusi baru dari developer Fortnite – Epic Games Store.
Baru saja dibuka beberapa hari silam, Epic Games Store berhasil menarik banyak perhatian developer indie. Tak hanya lewat sistem bagi hasil yang lebih tinggi 18%, tetapi juga dengan sistem kurasi yang dijanjikan lebih berkualitas. Kedua alasan ini cukup untuk membuat beberapa developer indie yang awalnya ingin merilis game mereka ke Steam untuk berpaling dari platform Gabe Newell tersebut untuk rival baru mereka.
Ashen dari developer kecil A44, Hades dari Supergiant Games, Genesis Alpha One dari Radiation blue, Satisfactory dari dev. Goat Simulator, Super Meat Boy Forever dari Team Meat, dan beberapa developer indie lainnya dikonfirmasi akan menjadi eksklusif Epic Game Store setelah sebelumnya akan dirilis untuk Steam.
Tommy Refenes, kreator dari Super Meat Boy ungkapkan gamenya akan menjadi eksklusif Epic Games Store selama satu tahun. Dia berharap Epic Games Store dapat menjadi pelajaran besar agar “Steam dapat peduli lagi.”
Double Damage juga melakukan hal serupa. Game terbarunya nanti Rebel Galaxy Outlaw akan dirilis eksklusif di Epic Games Store selama satu tahun sebelum dirilis ke “tempat lain.” Alasan dari eksklusifitas ini juga serupa yaitu karena ingin memberikan Steam pelajaran besar akan layanan mereka.
“Kami berharap ini akan memulai standar baru. Sebelumnya Valve dan sistem bagi hasi 70/30-nya sangatlah menyiksa untuk developer indie, mau itu dari pembagian royalti dan kemampuan untuk merilis game tanpa bantuan publisher.”
Double Damage (via PC gamer) juga ungkapkan apabila janji kurasi Epic Games Store yang “lebih terbatas dan memilih game berkualitas” sangatlah membantu developer indie agar game mereka tidak tenggelam akan lautan game buruk layaknya yang ada di katalog Steam.
Apabila Valve tidak mengambil tindakan atas kompetitor baru mereka ini, kemungkinan developer indie bertalenta lainnya mengikuti jejak para developer diatas sangatlah besar. Epic Games Store mungkin belum punya komunitas sebesar Steam, tetapi apa gunanya komunitas besar apabila game yang dirilis tidak sampai ke radar gamer serta belum tentu membuahkan hasil yang diharapkan.
Epic Games Store saat ini miliki katalog yang sangat terbatas, tetapi sejauh ini dikumpuli oleh game-game yang memang pantas dimainkan salah satunya ialah game baru Ashen dan Hades yang benar-benar fantastis. Akankah Epic Games Store ini menjadi saingan berat dari Steam? Kita lihat saja nanti.