Hampir dari kita semua tentu pernah mengalami kekesalan ketika memainkan game-game yang secara mengejutkan lebih sulit daripada kelihatannya. Ada yang mencoba menenangkan diri dan terus berjuang melanjutkannya, namun pasti ada juga yang kelewat emosi hingga membanting kontroler atau bahkan marah-marah di media sosial. Namun, pernahkan kamu membuat rasa frustasi tersebut menjadi sebuah karya tersendiri?
Hal itulah yang dilakukan oleh seorang pengguna Niconico (sebelumnya Nico Nico Douga) dengan panggilan Seramikarutitan (atau Sera saja) ketika memainkan Mega Man 2 besutan Capcom. Ia membawa pengalaman kekesalannya yang tak kunjung berhasil mengalahkan boss Air Man menjadi sebuah lagu berjudul “Air Man ga Taosenai”.
Karya Sera tersebut bisa dibilang dengan cepat meraih kepopuleran di situs Niconico, terutama di kalangan netizen Jepang. Namun siapa sangka? Secara perlahan-lahan lagu tersebut turut mendunia. Menarik agaknya melihat sekilas akan bagaimana bisa lagu yang terlahir dari rasa frustasi ini bisa menjadi sensasi internet.
Terlahir di musim panas tahun 2007
Walau Mega Man 2, atau lebih dikenal sebagai Rockman 2: The Mystery of Dr. Wily di negeri bunga sakura ini rilis di tahun 1988, gamenya sendiri bisa dibilang masih cukup populer dimainkan oleh gamer Jepang, bahkan diunggah sebagai konten let’s play di Niconico pada sekitar tahun 2007 (red). Dan sampai saat ini pun gamenya juga sesekali masih sering terlihat dimainkan oleh berbagai streamer maupun vtuber, biasanya untuk konten nostalgia.
Kala itu pada bulan Mei 2007, semulanya Sera hanya merilis versi instrumental bergaya MIDI yang sering digunakan untuk karaoke. Lagu tersebut ia sajikan dalam video dimana terdapat lirik lengkap dan sang Mega Man yang berganti-ganti pose sambil menggerakan mulut sehingga terlihat seperti sedang bernyanyi.
Kurang dari sebulan kemudian, vokalis dari grup band indie Team Nekokan — nyanyannya mengunggah sebuah video dimana ia menyanyikan langsung lagu besutan Sera tersebut, namun kini menggunakan ragam cuplikan pertempuran dalam stage Air Man dan sang boss sebagai visualnya. Walau lebih banyak ditonton daripada versi aslinya, entitas lagu Air Man ga Taosenai baru menjadi sensasi internet ketika Team Nekokan merilis versinya sendiri.
Sekitar beberapa minggu berikutnya, Team Nekokan yang berkolaborasi dengan, SoundCYCLONE dan Scinicade merilis aransemen baru Air Man ga Taosenai yang terdengar lebih profesional. Mereka juga bekerja sama dengan Sera sang pencetus lagunya, dimana ia menghadirkan visual baru menggunakan animasi ala flash yang memperlihatkan perjuangan sang Mega Man melewati ragam level permainan hingga bertemu dengan Air Man.
Saat artikel ini di tulis, video aransemen dari Team Nekokan di Niconico tersebut sudah ditonton lebih dari enam juta kali.
Sukses meraih kepopuleran di internet, Sera dan Team Nekokan membentuk grup bernama Tetsu x Neko untuk mendistribusikan lagu Air Man ga Taosenai secara lebih resmi. Tak lama setelah membentuk grup baru, mereka merilis lagu dalam bentuk CD, dimana disertai versi akustiknya dan menjualnya lewat pagelaran Comiket ke-72.
Lebih lanjut, lagu Air Man ga Taosenai juga dengan cepat tersedia di berbagai tempat karaoke. Kemudian menjelang akhir tahun 2007, Tetsu x Neko merilis lagu tersebut sebagai ringtone, dimana turut berhasil menempati posisi 15 ringtone terpopuler di Jepang pada beberapa bulan pertama tahun 2008.
Perlahan kian mendunia
Sekitar tiga tahun berlalu semenjak menjadi sensasi internet, lagu Air Man ga Taosenai secara tak terduga turut diikutsertakan sebagai bonus track dalam kompilasi album resmi Mega Man yang dirilis langsung oleh Capcom. Perlu diketahui bahwa kala itu sendiri terbilang jarang bagi franchise video game mengakui eksistensi atau mem-featured karya-karya buatan fansnya.
Di tahun yang sama (2010), Team Nekokan juga menandatangani kontrak dengan label King Records dan semenjak saat itu terus berkarya sebagai musisi profesional sekaligus produser. Pada 11 Oktober 2013, mereka kembali mengunjungi Air Man ga Taosenai dengan merilis sebuah video musik yang saat artikel ini ditulis telah ditonton lebih dari satu juta kali.
Kepopuleran Air Man ga Taosenai tentu turut menarik perhatian netizen mancanegara. Walau situs Niconico sendiri memang bisa dibilang YouTube-nya masyarakat Jepang, eksistensinya kala itu bisa dibilang cukup diminati atau niche bagi netizen non-Jepang, terutama mereka-mereka yang menyukai budaya pop Jejepangan seperti utaite; individu-individu yang merilis konten meng-cover suatu lagu (red). Hal tersebut dipercaya mendorong Tetsu x Neko untuk turut membuat versi terjemahan bahasa Inggris-nya; “Can’t Beat Air Man“.
Namun agaknya lagu Air Man ga Taosenai sendiri mendapatkan sorotan internasional berkat videonya yang beberapa kali di-repost ke kanal YouTube secara tidak resmi, dimana salah satunya bahkan telah ditonton lebih dari 19 juta kali saat artikel ini ditulis.
Walau demikian, eksistensi lagu Air Man ga Taosenai ini agaknya tidak terlalu mendapat banyak perhatian di Indonesia. Mengingat tahun 2000-an sendiri infrastruktur internet di Indonesia baru berkembang dan belum merata, sehingga situs-situs asing terkecuali yang populer kurang menjadi perhatian.
Seiring berjalannya waktu, content creator luar Jepang pun menghadirkan cover terhadap lagu Air Man ga Taosenai. Mulai dari yang spesialis peng-cover lagu-lagu Jepang seperti Tsuko G (infonya sudah pensiun dari YouTube), hingga YouTuber gitaris populer asal Korea; Sungha Jung.
Hampir 15 tahun berlalu sudah, lagu Air Man ga Taosenai mungkin telah menjadi kenangan, namun kedigdayaannya akan terus terbenam di hati para fans. Dan baru-baru ini, fans pun kembali dibuat nostalgia oleh sang vtuber berkarateristik anjing spaniel — Inugami Korone yang membawakan lagu tersebut (sambil frontflip) pada konser akbar hololive yang ketiga.
Saya sendiri baru mengetahui eksistensi lagu Air Man ga Taosenai lewat konser di atas. Saya mencoba mencari lagunya dan mendapati bahwa terdapat sejarah menarik yang low-key membuat saya ingin menuliskan artikel ini, hehe.
Mengingat juga bahwa hololive sendiri kini begitu populer secara internasional, agaknya lewat konser tersebut Korone secara tidak langsung tak hanya memicu nostalgia para fans lama, namun juga mengenalkan lagu Air Man ga Taosenai kepada lebih banyak orang lain.
Siapa itu Air Man?
Kamu mungkin bertanya-tanya siapa itu Air Man yang menjadi salah satu fokus utama dari lagu Air Man ga Taosenai. Seperti yang telah dikemukakan di awal, Air Man adalah salah satu boss dari serial Mega Man, dimana ia pertama kali muncul pada Mega Man 2 sebagai robot ciptaan Dr. Willy — antagonis utama serial Mega Man.
Air Man diperlihatkan memiliki ciri khas berupa baling-baling sebagai bagian dari tubuhnya dan tangan kiri yang didesain seperti meriam untuk menembakkan tornado. Dalam Mega Man 2, Air Man mengeluarkan serangan berupa beberapa tornado sekaligus dengan pola yang berbeda-beda lewat meriamnya, kemudian dihempaskan dengan baling-baling dari tubuhnya. Tiupan dari baling-baling tersebut juga akan mendorong Mega Man sesuai arah Air Man menghadap.
Walau lagu Air Man ga Taosenai seolah-olah memperlihatkan bahwa Air Man adalah lawan yang benar-benar sulit, agaknya hal ini dipercaya karena kala itu mungkin belum banyak pemain yang tau bahwa menggunakan Leaf Shield dapat mengalahkan Air Man dengan cepat, bahkan dalam hitungan detik. Hal ini tentu sesuai dengan lore-nya dimana Air Man membenci musim gugur dimana banyak daun berjatuhan dan nyangkut di baling-balingnya.
Contoh penggunaan Leaf Shield untuk melawan Air Man bisa kamu lihat pada stream yang dilakukan Korone pada 31 Mei 2022 lalu pada jam 1:23:42, atau cek langsung di bawah ini.
Nah, kira-kira bagaimana pendapatmu tentang lagu yang lahir dari rasa frustasi ini brot? Apa lagu Air Man ga Taosenai punya kesan tersendiri dalam kenanganmu? Atau justru sama seperti saya yang baru tau karena baru-baru ini dinyanyikan oleh Korone? Yuk, langsung aja share di kolom komentar ya.
Baca juga informasi menarik atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com