Daftar isi
Elemen Indonesia Sebagai Easter Egg
Terdapat banyak sekali elemen bahasa dan budaya Indonesia yang dimasukkan dalam game ini. Jika kamu lebih teliti dengan membaca teks yang ada, maka kamu akan menemukan sebuah item bernama “Mengkhaddu” yang diambil dari buah Mengkudu. Atau batu akik yang disulap menjadi Aqeeq Stone (bahasa Inggrisnya memang begitu), perampok atau “Robber” yang menjadi “Ram Pok”, kata-kata rahasia “suwun” dari bahasa Jawa yang berarti terimakasih, hingga sebuah item lidah bernama Jeeladh atau serapan dari kata “jilat” dalam bahasa Indonesia ada di sini.
Hal ini membuat saya sedikit tertawa karena beberapa elemen tersebut terasa “tidak natural”. Namun di sisi lain, elemen kecil tersebut setidaknya bisa menunjukkan kesan tersendiri, dan bahwa game tersebut benar-benar dibuat oleh developer Indonesia.
Tak Semuanya Sempurna
Meskipun miliki banyak kelebihan, namun game ini juga miliki banyak kekurangan, dan yang paling fatal adalah penulisannya. Tak bisa dipungkiri, cerita dan lorenya memang sangat menarik, kamu akan tahu dunia Legrand seperti apa melalui jalan ceritanya. Sayangnya tidak dalam penyampaian atau storytellingnya. Beberapa lore yang seharusnya berjalan dengan natural, tidak tersampaikan langsung di ceritanya. Kamu harus berbicara dengan seorang pendeta bernama Uwil yang tidak lain dan tidak bukan adalah karakter dari pendiri Semisoft sendiri, William “Uwil” Winata. Ia akan menceritakan lore dan area baru yang kamu kunjungi dan memberikanmu kacang, apabila kamu sudah selesai berbicara dengannya.
Storytellingnya menjadi nilai paling minus dari game ini karena ditulis dengan sangat buruk. Dialog yang menjadi hal yang sangat krusial untuk game RPG digarap dengan sangat buruk dan bertele-tele. Hal ini membuat event emosional yang potensial, terasa canggung, tidak natural, dan hilang begitu saja. NPC seolah baru belajar bicara, atau tidak tahu cara berbicara dengan orang lain. Untuk membahas satu topik saja, ia akan tampilkan banyak dialog tak penting sama sekali layaknya orang Indonesia yang banyak basa-basi. Contohnya bisa direpresentasikan dengan dialog seperti ini:
- Jono: Halo Bambang, selamat siang
- Bambang: Selamat siang Jono
- Jono: Sudah waktunya istirahat siang nih
- Bambang: Bener juga, biasanya ngapain ya kalo istirahat siang?
- Jono: Santai, ikut saya yuk
- Bambang: Ke mana?
- Jono: Ke kantin
- Bambang: Makan?
- Jono: Iya, karena saya ulang tahun, jadi saya bayarin
- Bambang: Oke deh ayuk
Cukup menggelikan bukan? Saya seringkali mengantuk karena dialog yang mereka sampaikan tersebut terlalu bertele-tele dan panjang. Bahkan, cerita yang seharusnya bisa diikuti dengan baik seolah hilang di tengah jalan. Saya mengerti, akan sangat aneh apabila memasukkan dialog seperti basa-basi orang Indonesia ke dalam bahasa Inggris, karena akan berujung tidak sampainya dialog ke tujuan yang jelas.
Saking buruknya, terdapat salah satu adegan, di mana salah satu karakter utama membicarakan tentang keperawanan/keperjakaan di tengah dunia yang sedang berkecamuk. Beberapa event “cie cie” ala anak sekolah, cemburu satu sama lain, perubahan keputusan instan, karakter tsundere, dan event layaknya anime yang dibuat terlalu berlebihan, lengkap dengan rayuan gombal ala anime juga hadir di sini.
Mereka seolah berusaha memasukkan banyak elemen baik anime, game jadul seperti Final Fantasy X hingga elemen khas sinetron Indonesia dalam satu paket, namun tidak beraturan. Jelas, hal ini merusak semua hal yang bisa kamu nikmati saat memainkan game RPG, dan tak boleh terulang kembali di seri atau proyek mereka selanjutnya. Alangkah baiknya apabila mereka mengurangi dialog tak penting tersebut untuk fokus ke penyampaian lorenya. Atau mungkin mereka bisa menyewa penulis yang handal untuk mengaplikasikannya.
Masalah Equipment dan Weight Limit
Jika kamu pernah memainkan game sekelas The Witcher atau Skyrim, maka weight limit akan mereka pikirkan secara baik-baik. Mereka akan berikan solusi cepat untuk mengatasinya seperti meningkatkan status vitality atau yang lain. Namun tidak untuk Legrand Legacy. Weight limit game ini akan tertahan di 350 dan akan bertambah ke 500 apabila kamu telah sampai di tengah cerita dan karaktermu telah berubah ke class pertamanya. Jadi, kamu harus melanjutkan cerita agar weight limit-mu bertambah.
Parahnya setiap selesai battle, kamu akan mendapatkan item secara otomatis dengan besaran weight sebesar 1 tanpa adanya item dengan besaran weight 0.01 atau 0.2 dan seterusnya. Hal ini membuatmu harus membuang atau memindahkan item ke Storage apabila karaktermu telah overweight, yang mana akan menghilangkan kemampuan karaktermu untuk lari di map atau dungeon. Masalah lain muncul apabila kamu membutuhkan item untuk crafting senjata atau potion, di mana kamu wajib menyeleksi lagi item mana yang harus kamu bawa dan pindahkan ke storage. Membuat saya cukup frustasi karena sistemnya yang menurut saya tak berguna sama sekali.
Equipment juga menjadi masalah yang cukup besar, karena kamu harus pergi ke Blacksmith untuk crafting sekaligus memasang senjatamu. Kamu tidak bisa mengganti equipmentmu jika kamu tidak bertemu dengan Blacksmith. Membuat game ini miliki sistem equipment yang tak seimbang.
Minimnya aksesoris untuk tanggulangi efek serangan seperti “burn” atau “confused” juga membuatmu harus berpikir keras sebelum melawan musuh atau boss. Bayangkan masalah yang kamu hadapi ketika kamu belum siap melawan boss dan belum lakukan save: tiap item dibatasi 1 weight, saat battle tiap karakter harus membawa empat jenis item, karaktermu miliki weight limit, tidak ada aksesoris penanggulangan elemen maka kamu perlu bawa item untuk menyembuhkannya, belum lagi equipment yang tidak bisa diganti di tengah perjalanan jika tidak bertemu Blacksmith. Menjadi masalah? Tentu saja.