Kehadiran dari malware di dunia digital tampaknya makin meresahkan saja. Salah satu di antaranya adalah Meduza Stealer, yang mampu mencuri data para korban, dan konon dikatakan hampir mustahil untuk terdeteksi.
Bahaya dari Malware Meduza Stealer, Mampu Curi Data!
Malware bernama Meduza Stealer ini kemungkinan erat kaitannya (atau mungkin lebih kuat) dengan yang kami bahas sebelumnya. Di mana ratusan ribu akun ChatGPT tersebut memang sempat diretas oleh malware yang dinamakan ‘The Raccoon’, dan dikatakan mampu meloloskan diri dari radar antivirus.
Malware yang mungkin saat ini tengah mencari mangsa barunya ini dirancang sedemikian rupa untuk mencuri data, namun lebih spesifik mencuri data yang tersimpan pada aplikasi semacam password manager dan sejenisnya.
Data yang dicuri oleh malware tersebut amat sangat berpotensi untuk dijual di dark web untuk kemudian dapat memeras korban secara tidak langsung.
Meduza Stealer yang mengintai jagat maya kali ini, TechRadar melaporkan kalau malware tidak hanya jago dalam mencuri data. Malware ini juga dilaporkan mampu melumpuhkan PC korban dengan mudahnya, khususnya untuk korban yang berdomisili di sekitaran Commonwealth of Independent States (CIS), dan Turkmenistan.
Jadi PR untuk Perusahaan Keamanan Siber?
Teror malware bernama Meduza Stealer ini mungkin akan menjadi PR untuk perusahaan keamanan siber. Di mana pakar di bidangnya harus mampu memberikan solusi untuk memberikan rasa aman kepada para user.
Kemungkinan peran dari kecerdasan buatan akan dapat membantu para pakar keamanan siber untuk menemukan dan melumpuhkan malware pencuri data yang konon menjadi tren para peretas di zaman now.
Termasuk di antaranya fortifikasi lapisan keamanan, baik itu dari antivirus dan sejenisnya, yang wajib memiliki standarnya yang terstruktur guna meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com