Mantan Bos PlayStation – Perkembangan artificial intelligence (AI) seakan tiada hentinya akhir-akhir ini. Berbagai macam pro kontra muncul mengenai penggunaan AI pada industri kreatif terutama dalam ranah hak cipta dan kreatifitas. Walau demikian, penggunaan AI sendiri juga agaknya dapat membantu pengembangan video game di masa depan
Hal tersebut diprediksi oleh mantan President Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios yaitu Shuhei Yoshida, dimana baru-baru ini ia membagikan pendapatnya terhadap AI yang dapat menjadi alat bantu untuk mempermudah pengembangan video game.
Mantan Bos PlayStation: “AI Bisa Membantu Pengembangan Game, Namun Hanya Sebatas Alat”
Pendapat tersebut dinyatakan oleh Yoshida pada wawancara terbaru bersama The Guardian. Ia mengatakan bahwa AI kedepannya bisa membantu pengembangan game mulai dari membuat animasi, perilaku musuh yang lebih pintar dan unik, hingga debugging program yang biasanya sangat membutuhkan waktu lama. Intinya, Yoshida berpendapat bahwa AI bisa memangkas banyak waktu pengembangan game terutama pada developer-developer indie.
Hal tersebut terpikirkan oleh Yoshida saat dirinya menghadiri sebuah kompetisi developer game indie yang berisikan 15 tim yang mayoritas diisi oleh mahasiswa. Yoshida sangat senang dengan berbagai konsep segar yang ditawarkan oleh para developer muda tersebut meskipun satu tim hanya terdiri dari beberapa orang saja.
Grafik yang indah dan menabjubkan yang berhasil dikembangkan oleh satu tim kecil mahasiswa. AI bisa membantu mereka menghemat banyak waktu pengembangan memangkas biaya.
Para mahasiswa tersebut menggunakan AI art generator untuk mencari inspirasi dan menyempurnakan lagi dengan tangan mereka sendiri. Artinya, AI bisa menjadi alat yang efektif di masa depan.
Mantan Bos PlayStation, Shuhei Yoshida
Shuhei Yoshida Masih Memegang Teguh Kreatifitas
Ketika The Guardian bertanya apakah AI bisa menggantikan para developer dalam mengembangkan game, Yoshida menjawab bahwa AI hanya sebatas alat atau perkakas yang bisa digunakan oleh para developer. Bagus atau tidaknya sebuah game tetap ada ditangan kreatif sang developer. Teknologi yang ada hanyalah sebatas peralatan yang membantu tercapainya kreatifitas tertinggi sebuah developer game.
Meskipun sudah menginjak usia 59 tahun, Yoshida sendiri masih seorang gamer. Ia mengaku menikmati berbagai judul game besar seperti God of War, The Last of Us dan Horizon Zero Dawn. Selain itu, Yoshida juga masih memeluk hobi fotografi hingga saat ini. Dikarenakan memposisikan dirinya sebagai penikmat, Yoshida ingin masih ada campur tangan manusia kreatif dalam pembuatan game.
Yoshida juga ingin PlayStation lebih terbuka lagi kepada developer indie. Dirinya berharap PlayStation akan jadi wadah para talent-talent dalam mengembangkan game mereka. Meskipun terdapat rumor bahwa mengembangkan game di PS5 terbilang sulit, kini Sony mencoba merubah persepsi developer indie dengan menjalin hubungan komunikasi yang baik.
Bagaimana? Apakah kamu sependapat dengan Shuhei Yoshida bahwa AI adalah sebuah alat untuk menunjang kreatifitas developer game? Share pendapatmu di kolom komentar ya!
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang PlayStation beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Ananda Pratama. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.