Mereka mengaku habiskan waktu bertahun-tahun untuk riset.
Bagi gamer, seri Call of Duty terkenal dengan kisahnya yang menarik selama bertahun-tahun. Ini karena proyek tersebut sebenarnya memang ditujukan untuk mematikan seri Medal of Honor yang telah lebih dulu populer. Seiring berjalannya waktu, tiga developer yang ditunjuk diubah haluannya untuk fokus pada model multiplayer dan tema unik yang tak begitu disukai oleh para fans.
Bagi fans, seri Call of Duty adalah game yang hanya ceritakan perang realistis dan bukan futuristik atau hadir dengan elemen yang pada kenyataannya belum pernah ada di dunia nyata.
Ini membuat mantan General Manager Sledgehammer Games yang ikut menangani serinya, Glen Schofield kecewa atas respon para fans.
Berbicara pada majalah bulanan Edge (via VGC), Schofield mengaku bahwa banyak orang hanya melihat seri Call of Duty layaknya produk yang keluar setiap tahun dengan cetakan yang telah ada. Fans tak menyadari kerja keras yang dilakukan di balik pembuatan gamenya. Banyak riset yang harus dilakukan agar proyeknya terealisasi.
Schofield melanjutkan bahwa timnya harus belajar dan bekerjasama dengan orang-orang yang ahli di bidangnya. Ia sendiri mengaku harus belajar sejarah selama dua hingga tiga tahun dan bekerja bersama para sejarawan. Mengambil foto senjata, pergi ke beberapa wilayah bagian Eropa, dan hal lain harus ia lakukan untuk mengerjakan Call of Duty.
Tak hanya sejarawan, mereka juga harus bekerjasama dengan anggota militer seperti Navy SEALS dan Delta Force untuk belajar taktik perang yang akan mereka implementasikan dalam gamenya. Belum termasuk beberapa tentara lain seperti Inggris, Prancis, Spanyol, dan Italia.
Kompetisi antar tiga developer baik Sledgehammer Games, Infinity Ward, dan Treyarch juga terjadi saat pengembangan Call of Duty. Mereka ingin mencetak skor paling tinggi dari yang lain sembari mendukung satu sama lain demi meraih seri yang mereka inginkan.
Activision konfirmasikan bahwa seri Call of Duty tahun ini akan dikembangkan Sledgehammer Games. Vanguard menjadi judul yang sempat dirumorkan selama beberapa minggu terakhir. Gamenya akan hadirkan mode single player, multiplayer, dan zombie di perang dunia kedua Eropa dan Pasifik dengan cerita yang bersetting di tengah kelahiran pasukan khusus sekutu modern.
Baca lebih lanjut tentang Call of Duty, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com