Banyak drama tersembunyi di balik perpisahan Activision dan Bungie.
Kabar akan berpisahnya Activision dan Bungie yang membuat developer Halo tersebut mendapatkan hak milik sepenuhnya dari Destiny mungkin kabar yang sangat menggembirakan bagi setiap fans. Namun rahasia dan drama perusahaannya akan selalu tertutup rapat hingga salah satu dari mereka buka mulut tentangnya. Ironisnya, ini juga terjadi pada Bungie dan Activision.
Marty O’Donnell, seorang komposer dan sound designer veteran Bungie menjelaskan bahwa perpisahan Activision dan Bungie merupakan sebuah drama terstruktur yang sengaja dilakukan saat diinterview oleh fans Halo, HiddenXperia melalui channel YouTubenya.
O’Donnell kemudian menceritakan bagaimana kisah perpisahan Bungie dan Activision, hingga bagaimana ia dipecat dari Bungie pada tahun 2014 setelah ia membela Bungie mati-matian. Ia mengatakan bahwa Activision tak pernah memiliki lisensi Destiny sama sekali seperti yang mereka umumkan kepada publik di mana Activision “memberikan” lisensi tersebut pada Bungie.
O’Donnell merupakan salah satu dari tujuh anggota dewan Bungie, ia adalah orang yang bertanggungjawab atas kerjasama Bungie dan Activision. Mereka menyadari resiko buruk kerjasama mereka dengan Activision yang pada akhirnya sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.
Salah satu alasan mereka bekerjasama dengan Activision bukan hanya masalah finansial, namun karena dalam kontraknya, Activision takkan memiliki lisensi IPnya. “Sebelumnya, Microsoft memiliki lisensi IP Halo, dan kami ingin memastikan bahwa siapapun yang akan bekerjasama dengan kami selanjutnya takkan memiliki lisensinya dan hanya kami yang akan memilikinya. Secara pribadi, bagiku hal tersebut sudah tidak bisa diganggu gugat”, ujar O’Donnell.
Beruntung, berbeda dengan “pemain besar” di luar sana termasuk Microsoft, Activision menyetujui kontraknya. O’Donnell menjelaskan lebih detil bahwa dalam kontrak, Activision tidak hanya tidak akan miliki IP-nya, namun juga takkan bisa mencampuri gamenya jika semua pimpinan Bungie mengatakan “tidak bisa”. Ironisnya ketika O’Donnell membela Bungie sesuai dengan kontrak yang tertulis, ia justru dipecat dari pekerjaannya.
Dengan kata lain, anggota dewan pimpinan Bungie menginginkan Activision untuk ikut mencampuri Destiny. Sementara O’Donnell yang membela Bungie agar semua proses kreatif tak dicampuri oleh publisher tersebut justru ditendang oleh para pimpinan Bungie yang lain.
Pernyataan O’Donnell tentu sangat kontradiktif dari semua yang telah diucapkan perwakilan Bungie pada media. Mengatakan bahwa Activision merupakan “orang jahat” di balik pengembangan Destiny yang mengekang mereka untuk membuat konten kreatif. Drama ini kemudian berlanjut pada pernyataan Activision yang khawatir atas penjualan ekspansi Destiny 2: Forsaken, sesaat sebelum akhirnya mereka berpisah.
Kini, Bungie mempublish Destiny 2 sendirian tanpa bantuan publisher manapun dengan beberapa ekspansi baru yang telah mereka persiapkan hingga beberapa tahun ke depan.
Baca lebih lanjut tentang Destiny 2, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com