Mantan Presiden Sony: Semua Game Dibuat Live Service Bakal Membosankan

Mantan Presiden Sony

Video game modern saat ini mulai beralih ke format baru di mana suatu game kerap diusahakan dapat dimonetisasi selama mungkin dengan update konten berkala agar mempertahankan jumlah pemain aktif.

Format ini dikenal sebagai live service dan telah sukses membawa game seperti Fortnite, Destiny 2, Call of Duty, dan beberapa franchise lainnya sehingga bertahan dan relevan dalam waktu yang cukup lama. Banyak studio mencoba mereplika kesuksesan ini, namun sayangnya banyak di antara mereka gagal.

Mantan Presiden Sony Anggap Industri Game Bakal Membosankan Jika Semuanya Beralih Live Service

Mantan Presiden Sony Anggap Industri Game Bakal Membosankan Jika Semuanya Beralih Live Service

Shuhei Yoshida, mantan presiden dari Sony Interactive Entertainment memberikan pendapatnya terkait tren live service dalam industri video game sekarang ini. Dalam wawancaranya bersama The Guardian, Yoshida berhadap industri ini terus mencari ide kreatif dan tren baru, karena jika semua game terus mengikuti format live service, pengalaman gaming bakal terasa membosankan.

“Industri ini terus tumbuh, dan saya ingin ia terus mendukung dan mencari ide kreatif dan orang-orang terus mengerjakan hal baru. Kamu tak ingin melihat 10 game terpopuler setiap tahun diisi game yang sama, semua game dibuat menjadi game [live] service… Itu akan membosankan bagi saya,”

Shuhei Yoshida

Pendapat tersebut mungkin terkesan aneh melihat dia sempat berkerja di perusahaan yang terus mencoba dan mendorong judul game live service, tetapi tampaknya Yoshida secara pribadi lebih menginginkan game tampil beda dan kreatif di setiap perilisan ketimbang selalu mengejar tren terbaru.

Pendapat Yoshida Terkait Tren AI

Shuhei Yoshida

Yoshida juga memberi pendapatnya terkait popularitas AI saat ini. Teknologi kecerdasan buatan menjadi momok untuk industri kreatif sekarang karena ditakutkan tenaga manusia perlahan diganti posisinya oleh AI.

Menanggapi hal tersebut, Yoshida memandang kalau AI memang bisa menghasilkan sesuatu yang tak dapat diperkirakan, dan kemungkinan besar memang bakal mengubah pengembangan game mau itu secara baik atau juga buruk.

Tetapi pada akhirnya, dia beranggapan bahwa AI nantinya mungkin dapat membantu pengembangan game menjadi lebih efisien. Orang-orang mungkin tidak perlu lalu belajar programming, dan para talenta kreatif baru dapat mencurahkan idenya tanpa harus pusing akan masalah teknis.

Kembali lagi masa depan seorang developer game di era AI canggih kembali ke aplikasinya. Apabila AI dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, studio dapat lebih fokus pada kreativitas dan direksi untuk ciptakan game baru,


Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Playstation beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

Exit mobile version