Mantan Vice President dari team Esport Evos Yohannes “Joey” Siagian, kembali angkat bicara mengenai polemik pemotongan hadiah kepada atlet Esport Sea Games 2019 kemarin.
Dihubungi melalui pesan Whatsapp, mantan kepala sekolah SMA 1 PKSD ini pertama-tama ingin meluruskan bahwa hal ini yang terjadi ini bukanlah merupakan “pemotongan”.
“ini bukan “pemotongan”, karena dananya ditransfer langsung ke atlit yang bersangkutan dan tidak melewati pihak ke 3″ ujar Yohannes.
Dilansir dari artikel GGWP.id, “Kontribusi mirip dan iuran anggota. Suatu organisasi non profit, dana untuk sustain dari mana? Harus non profit. Dapatnya dari sumbangan, iuran anggota, pemotongan hadiah, dan lain-lain” tutur Eddy Lim.
Yohannes sendiri sebetulnya memahami logika yang disampaikan Iespa memberlakukan hal tersebut, meski begitu dirinya tetap tak setuju dengan konsep tersebut.
“Sebenarnya saya bisa memahami alur logika yang dijelaskan oleh ketua iespa” ujar Yohannes “namun tetap saja saya tidak setuju dengan pemotongan hak atlit.”
Dirinya juga menambahkan bahwa peredaran uang di Esport jauh berbeda jumlahnya dibandingkan cabor lain. Dirinya juga menyampaikan bahwa di Esport sendiri tak sedikit orang yang fasih bisnis, sehingga cara untuk menggalang dana selain cara ini diayakini ada. Meski begitu dirinya tak setuju bahwa apabila kasus ini menjadikan Iespa sebagai bahan olok-olokan.
“Saya rasa itu juga tidak fair, bisa saja iespa memang merasa bahwa ini jalan terbaik dari sudut pandang mereka dan mereka mengambil langkah ini dengan niat baik dan benar.” ujar Yohannes
Menutup wawancara Yohannes kembali mempertegas bahwa permasalahaan ini bukan tentang dirinya dengan pihak Iespa, yang dia permasalahkan hanyalah konsepnya semata.
“Atlit sudah kerja keras dan seharusnya apresiasi negara kepada mereka mutlak bagi mereka saja.” Pungkas Yohannes kepada Gamebrott.
Jika kalian tertarik membaca berita lain mengenai video game terbaru kalian bisa membacanya disini.